SORONG – Dalam rangka penanganan bencana banjir dan tanah longsor di Kota Sorong, Pemerintah Provinsi Papua Barat dan Pemerintah Kota Sorong melakukan rapat koordinasi di Gedung LJ Kantor Wali Kota Sorong, Senin (29/8). Pj.Gubernur Papua Barat Komjen Pol (Purn) Drs. Paulus Waterpauw,M.Si usai memimpin rapat koordinasi mengatakan Pemerintah Provinsi Papua Barat telah menganggarkan Rp5 miliar.
“Rapat hari ini saya buat, mekanismenya kita dari provinsi harus turun langsung di sini bersama dengan pemerintah Kota Sorong untuk menangani semua persoalan-persoalan yang terjadi di wilayah ini. Kami membantu dana senilai Rp5 miliar yang dikucurkan untuk penanganan bencana banjir di Kota Sorong,” kata Paulus Waterpauw didampingi Pj.Wali Kota Sorong, George Yerangga, A.Pi.MM.
“Agar Pemerintah Kota Sorong dapat melakukan langkah-langkah rehabilitasi, perbaikan dan bantuan-bantuan sosial. Tapi yang baru masuk Rp2 miliar dulu, nanti bapak wali kota dan tim menggunakan dana tersebut untuk penanganan, kemudian mereka melakukan pertanggungjawaban, baru kita kirim tambahan bantuan lagi,” jelasnya.
Dikatakannya, rapat koordinasi ini dilakukan dalam rangka menangani kondisi darurat longsor dan banjir yang mengakibatkan ada korban jiwa dan luka ringan, serta kerugian-kerugian material seperti rumah-rumah yang rusak ringan dan juga yang berdampak. “Kita harus turun aktif di daerah. Contohnya banyak hal yang tidak terlaporkan kalau kita pakai sistem rapat kerja, sehingga saya lakukan rapat koordinasi, jadi ada pembahasan langsung turun cek agar mengetahui kondisi ril di lapangan. Jadi hadirnya Gubernur itu tidak hanya datang terus bicara-bicara, berikan nasehat, itu zaman dulu. Kita datang itu harus dengan sebuah solusi,” tegasnya. “Kita tidak meminta laporan saja dari bapak wali kota dan jajaran tetapi kita langsung turun dan melakukan kerja bersama, membantu pemerintah Kota Sorong yang mendapat bencana. Saya juga telah membentuk tim percepatan penanganan bencana yang dikomandoi oleh Bappeda Provinsi Papua Barat,” sambungnya.
Menurutnya, kolaborasi ini cukup baik karena kerjanya cepat sehingga mendapatkan solusi-solusi. Misalkan drainase buntu karena sampah tercampur dengan material galian C, kemudian dibongkar dan melakukan pengerukan lagi, pendangkalan yang di aliran sungai-sungai itu diangkat dirapikan atau normalisasi sungai dan kanal-kanal. “Kemudian Galian C akan ditutup sementara, saya sudah menyampaikan kepada Mendagri dan sudah disetujui untuk tutup. Sembari kita lihat cuaca ini untuk kita benahi semuanya karena dari sana ada masyarakat yang tinggal di bantaran-bantaran sungai, itu berbahaya karena tidak sesuai dengan ketentuan. Kita akan menata itu, akan dihimbau dulu, kalau tidak pindah maka akan ditertibkan,” tandasnya.
Ia mengimbau kepada masyarakat Kota Sorong agar waspada dengan cuaca ekstrem. “Saya himbau kepada warga, kalau BMKG memberikan warning tentang ramalan cuaca besok atau lusa tolong disimak, jangan dianggap angin lalu dan kalau sudah seperti itu mengungsi cari tempat yang aman dulu. Kita yang penting itu nyawa dulu, kalau harta benda itu nanti bisa dicari,” pungkasnya. Pantauan Radar Sorong, rapat koordinasi penanganan banjir dan longsor ini dihadiri pimpinan OPD dan unsur Forkopimda. (zia)