MOSKOW – Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan bahwa jumlah korban tewas dalam serangan mematikan Ukraina di kota Makiikvka, Donetsk, saat Tahun Baru bertambah menjadi 89 tentara. Moskow menyebut lebih banyak jenazah ditemukan di balik reruntuhan gedung yang hancur. “Jumlah kamerad kita yang tewas bertambah menjadi 89 orang,” tutur Letnan Jenderal Sergei Sevryukov dalam pernyataan video yang dirilis Kementerian Pertahanan Rusia pada Rabu (4/1) pagi waktu setempat, seperti dilansir AFP yang dikutip dari detikcom, Rabu (4/1/2023).
Sevryukov menyebut lebih banyak jenazah yang ditemukan di balik timbunan puing-puing gedung yang hancur akibat serangan militer Ukraina di Makiivka. Dalam pernyataannya, Sevryukov juga menyebut bahwa Ukraina menggempur pangkalan sementara pasukan Rusia di Makiivka pada Minggu (1/1) dini hari, sekitar pukul 00.01 waktu setempat, dengan menggunakan sistem roket HIMARS yang dipasok oleh Amerika Serikat (AS). Saat itu, Presiden Vladimir Putin baru saja menyampaikan pidato Tahun Baru.
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Rusia, dalam pengumuman yang tergolong langka, mengakui 63 tentaranya tewas dalam serangan di Makiivka. Angka itu tercatat sebagai jumlah korban tewas terbanyak untuk serangan tunggal yang dilaporkan Moskow sejak menginvasi Ukraina pada Februari tahun lalu. Jatuhnya banyak korban jiwa dalam serangan itu memicu kritikan dan kemarahan publik dan anggota parlemen terhadap para komandan dan pejabat militer Rusia. Sejumlah Politikus Moskow bahkan menuntut adanya hukuman terhadap komandan dan pejabat militer yang dituduh mengabaikan bahaya saat menempatkan pasukan dalam operasi di Ukraina.
Militer Ukraina telah mengklaim bertanggung jawab atas serangan di Makiivka, menyebut jumlah korban tewas lebih banyak dibandingkan pengakuan Rusia. Departemen komunikasi strategis pada Angkatan Bersenjata Ukraina menyebut nyaris 400 tentara Rusia tewas dan 300 orang lainnya luka-luka. (nvc/zap/detikcom)