Pangkoarmada III Laksda Rachmad Jayadi : Wilayah Sangat Luas, Tidak harus “Menggergaji” Laut Tiap Hari
SORONG- Dalam upaya melaksanakan pengamanan di laut, TNI AL yang didukung TNI AD dan Polri melancarkan operasi intelijen.
Dari operasi intelijen diharapkan diperoleh informasi tentang adanya kapal-kapal mencurigakan yang membawa barang selundupan ataupun hal mencurigakan lainnya yang dianggap mengganggu keamanan di laut.
Panglima Koarmada III Laksamana Muda (Laksda) TNI Rachmad Jayadi mengatakan, operasi intelijen sangat membantu mengingat begitu luasanya wilayah pengamanan laut yang harus dijangkau sementara kapal patroli yang dimiliki terbatas.
Dijelaskan oleh Pangkoarmada III, wilayah Koarmada III tidak hanya di Papua Barat dan Papua Barat Daya, tapi sampai di Timika, Kepulauan Aru dan Maluku. Dalam pengamanan di laut, setiap hari ada 6-7 kapal patroli yang mendukung pelaksanaan operasi Kamla (keamanan laut).
“Ada ada 2 operasi yang kita laksanakan. Operasi satunya dibawa Mabes TNI itu ada operasi Kamla, operasi tempur dan operasi cenderawasih. Itu semua kita lakukan. Insya Allah setiap hari kita ada 6-7 dilaut untuk operasi Kamla. Ya, selama ini kapal kita memang masih kurang karena wilayah kita kan sangat luas ya,”terang Laksda Racmad Jayadi kepada media usai acara Silaturahmi Pangkoarmada III dengan insan pers di Sorong, Papua Barat Daya.
Dikatakan oleh Pangkoarmada III, dengan adanya operasi intelijen, maka pengamanan di laut tidak selalu dilakukan dengan turun langsung menyisir wilayah operasi.
“Kita manfaatkan operasi intelijen, sehingga kita tidak harus selalu yang namanya “menggergaji” laut, jadi kita ada informasi terkait kapal baru kita bergerak ke sana,”jelasnya.
Meski ada operasi intelijen namun operasi di laut setiap hari dilakukan. “ Saya juga butuh dari teman-teman nelayan, teman-teman dari kapal-kapal kita sendiri, untuk membantu kita, makanya perlu komunikasi. Pada saat dia berlayar, dari point to point dia ketemu sama kapal-kapal yang mencurigakan seperti kapal-kapal Cina, kalau kita dlaporkan maka kita langsung ke sana,”terang jenderal bintang dua yang menamatkan pendidikan SD dan SMP di Sorong.
Dari kerjasama dengan para nelayan maka hal-hal yang mencurigakan bisa dilaporkan kepada TNI AL. “Kalau kita ketemu sama penyelundup, itu salah satunya kita yang beruntung, dia (penyelundup) yang apes, dia sial. Jadi kalau dibantu masyarakat, nelayan, kalau ada informasi terkait dengan hal-hal yang mencurigakan kita pasti aksi di lapangan,”tandas Pangkoarmada III.
Menanyakan hasil operasi intelijen, dikatakan Laksda Racmad Jayadi, sampai saat ini masih nihil. Yang pasti lanjut Pangkoarmada III, bekerjasama dengan TNI AU, TNI AD dan Polri, pengamanan yang dilakukan diantaranya terkait dengan barang-barang masuk seperti penyelundupan senjata. “Kita pengamanan berlapis ya, kalau kita patroli di laut, kalau dia lolos dari kita, dengan masuk ke dalam, ada Polair, ada TNI AD, ada Lanal kita juga, jadi berlapis,”ujarnya. Dengan pengamanan berlapis itu, diharapkan dapat membuat nyali para pelaku jadi ciut untuk menyelundupkan barang-barang apapun di Tanah Papua. (ros)