Ashar Ardiansyah: Semuanya Tidak Bisa Dinilai, Kami Ikhlas Menerima
SORONG – Wakapolres Sorong Kota, Kompol Eko Yusmiarto,S.IK memfasilitasi pihak keluarga korban pembakaran gedung Double O dengan Management Double O pada Selasa (1/2) membahas tanggungjawab pihak management atas kematian 17 orang dalam kejadian tersebut. Dari hasil pertemuan tersebut, keluarga dan pihak management bersepakat adanya santunan duka, fasilitasi hingga pada pemakaman serta gaji para almarhum maupun almarhumah yang bekerja sebagai karyawan di Double O.
Ashar Ardiansyah, paman almarhumah Widyanti Arista (Dancer) menjelaskan hasil rapat yang difasilitasi Wakapolres Sorong Kota, disepakati adanya santunan dan proses pemakaman yang akan difasilitasi oleh management Double O. ”Kami menerima santunan dengan iklas, karena semua ini tidak bisa dinilai. Dan kami menerima dari pihak Double O sebesar Rp 20 juta kemudian fasilitas pemakaman, dan juga gaji karyawan,” jelasnya kepada awak media, kemarin.
Berdasarkan informasi terakhir, tambah Ashar, akan ada bantuan dari Kementerian Sosial dan pemerintah setempat, sehingga pihaknya akan mengawal. Selain itu, berdasarkan informasi, akan ada 5 jenazah lagi yang teridenfikasi. ”Semoga secepatnya seluruh jenazah dapat diidentifikasi. Sebab keluarga berharap agar tim DVI Mabes Polri dapat mengidentifikasi seluruh jenazah korban pembakaran gedung Double O yang masih tersisa. Terima kasih untuk semua pihak yang terlibat membantu,” imbuhnya.
Sementara itu, jenazah almarhum Vikram Conoras korban pembakaran Tempat Hiburan Malam (THM) Double O, Senin (31/1) sekitar pukul 09.00 WIT, diserahkan ke keluarga. Setelah diserahkan, jenazah dibawa ke rumah duka di belakang Toko Siswa Kampung Baru. Kedatangan jenazah Alm Vikram disambut kesedihan mendalam oleh pihak keluarga. Kakak almarhum Vikram Conoras, Ariandi Ricky Conoras menceritakan, sebelum kepergian, adiknya mengungkapkan kepada ibunya bahwa dirinya tidak bisa tidur. ”Ibu mengatakan jangan minum kopi dulu, baiknya minum susu. Kemudian korban meminum susu dan akhirnya bisa tidur dengan nyenyak. Beberapa hari sebelum kejadian, adik saya ini lebih banyak berdiam diri di kamar dan tidak banyak bicara,” kata Ariandi Ricky Conoras kepada wartawan.
Dari kejadian ini, keluarganya berharap pihak keamanan lebih meningkatkan sistem keamanan. Selain itu, pemerintah daerah pun turut memerhatikan masalah yang sedang terjadi sehingga tidak ada lagi kejadian serupa. Lebih lanjut, Ariandi menuturkan sebelum meninggal, menurut cerita dari orang-orang, almarhum adiknya membungkus dompetnya dengan menggunakan tisu basah. Kemudian tas beserta dompetnya dipeluk sehingga pada saat ditemukan jenazahnya, barang-barang milik almarhum masih ada walaupun terbakar 25 persen. “Barang-barang yang masih utuh, selain tas dan dompet, juga sejumlah uang, kartus KIS dan kartu mahasiswa,. Dan, kondisi jenazah usai meninggal terbakar saat diperlihatkan kepada keluarga masih utuh,” ungkapnya.
Vikram merupakan anak keempat dari lima bersaudara, dan merupakan mahasiswa semester 6 Fakultas Hukum UMS ini sudah bekerja di Double O sekitar setahun, itu pun dia terpaksa cuti kuliah mengingat pandemi Covid-19. (juh)