
SORONG-Sorong dianggap Hub, Jalur Perlintasan Narkotika dan Perdagangan, Kepala Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, Komisaris Jenderal Polisi Dr. Petrus Reinhard Golose, mencanangkan program War On Drugs Menuju Indonesia Bersih Narkoba (Bersinar) di Kota Sorong, Papua Barat Daya.
Hal tersebut dilakukan usai Komjen Pol. Dr.Petrus Reinhard Golose memberikan kuliah umum kepada mahasiswa/i di Perguruan Tinggi Kesehatan Politeknik Kesehatan Kemenkes (Poltekkes) Sorong yang berlokasi di Jalan Basuki Rahmat Km 11, Senin (22/5).
Kepala Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, Komjen Pol.Dr. Petrus Reinhard Golose mengatakan bahwa Alasan memilih pencanangan di Kota Sorong bahwa Sorong ini dianggap Hub, yaitu jalur perlintasan narkotika maupun perdagangan.
“Sehingga perlu kita antisipasi. Kemudian Sorong juga ini adalah pusat perdagangan, Sorong juga adalah pelabuhan. Kemudian kalau kita dalam presentasi saya lihat bahwa kalau masuk di dalam jaringan yang kita lihat ini juga tempat perlintasan. Itu kenapa kita memilih Sorong,” tegasnya.
Menurutnya, tingkat prevalensi, Jenis narkotika di Sorong yang tertinggi adalah Ganja dan Sabu. Kemudian daerah rawan tidak banyak di Papua Barat Daya tetapi justru harus dicegah sedini mungkin untuk tidak berkembang.
“Karena kalau kita lihat bahwa masih ada juga peredaran, terutama masalah sabu dan ganja. Dengan masuknya apakah dari Papua Nugini ataupun berasal dari daerah-daerah yang lain ke sini,” katanya.
Ia menegaskan bahwa Bersih narkoba bukan hanya di Jawa, Sumatera dan Sulawesi. Tapi juga harus bersih di Papua Barat Daya.
“Itu harus kita jaga komitmennya. Kalau kita lihat prevalensinya di pelajar juga cukup naik sedikit ya dari, 1,1% menjadi 1,38%,” ujarnya.
Kemudian, kata pria yang murah senyum tersebut bahwa secara nasional terjadi peningkatan prevalensi penyalahgunaan narkotika pada kategori setahun pakai dari 1,80% di tahun 2019 menjadi 1,95% atau setara dengan 3,6 juta orang di tahun 2021. Kondisi tersebut dapat dipengaruhi oleh tingkat stress atau depresi masyarakat sehingga terjadi peningkatan penyalahgunaan narkotika terutama di tengah kondisi pandemi.
“Berarti ada kecenderungan naik waktu selama Covid-19. Kita akan lihat dengan program-program yang kita lakukan sekarang, mudah-mudahan kita bisa lebih menekan angka penggunaan narkotika khususnya di wilayah Papua Barat Daya,” jelasnya.Lanjutnya, bahwa perang melawan narkotika bukan hanya tugas BNN bahkan kepolisian tapi semua pihak ikut bertanggungjawab termasuk para jurnalis atau wartawan.
“Ini tugas kita bersama, bukan hanya BNN, dan kepolisian. Jadi perang terhadap narkotika ini harus dilakukan oleh segenap komponen termasuk para jurnalis untuk membantu,” tegasnya.
Disinggung bahwa telah hadir 6 provinsi di wilayah Papua yang belum memiliki tempat rehabilitasi termasuk Papua Barat Daya, kata Golose, pihaknya akan membahasnya juga di pusat karena untuk tempat rehabilitasi ini juga memerlukan biaya.
“Apakah pemerintah daerah atau nanti dari pemerintah pusat. Tetapi kita akan upayakan untuk ada tempat rehabilitasi. Karena sampai sekarang kalau nggak salah, masih kita bawa ke Makassar,” ujarnya.Lanjutnya, dengan hadirnya Provinsi Papua Barat Daya diharapkan kedepannya akan ada BNN Papua Barat Daya yang berkantor di wilayah PBD tentunya.
“Kita sudah dapat tanah, mudah-mudahan akan kita kembangkan untuk BNN Papua Barat Daya,” ungkapnya.
Kemudian, melihat antusias dari mahasiswa dan para pelajar terkait kuliah umum perangi narkoba, Golose mengatakan bahwa itu merupakan hal yang luar biasa dari Papua Barat Daya, ini berkaitan dengan semangat untuk perang melawan narkotika bersama-sama.
“Saya memberikan kuliah selama lebih daripada 2 jam, antusias dari warga terutama anak-anak yang kita sayangi anak-anak mahasiswa mahasiswi dan juga pelajar SMA yang bersama-sama mengikuti kegiatan ini,” ungkapnya.
Golose, mengaku salut di sela-sela memberikan materi kuliah umum, ada yang berani mengaku pernah menggunakan narkotika.”Saya salut di depan umum menyatakan pernah menggunakan narkotika. Itulah cerminan bahwa secara angka di dunia itu narkotika menimpa lebih banyak kepada remaja daripada yang dewasa,” katanya.
Sehingga, Golose, menegaskan yang perlu diperangi dan dilawan adalah para pengedar atau bandar narkotika.”Yang kita ajak perangi itu adalah bandar narkotika, pengguna itu adalah korban. Kita sebut dengan victimles crime, dia pelaku dan dia juga korbannya. Kita harus rehabilitasi, mereka harus kita bisa berikan kesempatan,” tegasnya.
Ia juga menyampaikan ucapan terima terima kasih atas kesungguhan dari Kapolda dan jajarannya kemudian Bea Cukai, BNN Papua Barat yang amat sangat bersungguh-sungguh dalam kita mencanangkan Indonesia bersinar yaitu bersih narkoba.
“Sekali lagi saya mengucapkan terima kasih dari lubuk hati yang paling dalam pada pejabat-pejabat dari pemerintah daerah khususnya Kapolda, kepala Bea Cukai kemudian Kepala BNN Papua Barat. Yang bahu-membahu dalam rangka kita meminimalisir peredaran gelap narkotika di Indonesia khususnya di wilayah Papua Barat Daya,” pungkasnya.
Dari Pantauan Radar Sorong, Kuliah umum diikuti secara luring maupun daring. Dengan materi War On Drugs menuju Indonesia Bersih Narkoba (Bersinar). Di sela-sela kuliah umum, Komjen Pol.Dr. Petrus Reinhard Golose memberikan pernyataan dan yang menjawab mendapatkan hadiah hp, laptop, tablet dan sepeda.”Bapak begitu datang lagi besok-besok beri kuliah umum di teman-teman banyak yang belum tahu kalau narkoba ini dia jahat. Harus lawan sampai di akar-akar toh. Senang sekali tadi dapat hp, terima kasih bapak kepala BNN terbaik,” ungkap salah satu mahasiswi.(zia)