Tiket Kapal Cepat Sorong-Waisai Melonjak 40 Persen
SORONG – Pemerintah Kabupaten Sorong melakukan penyesuaian tarif sementara untuk angkutan orang, sebagai imbas dari kenaikan harga BBM beberapa waktu lalu. Dalam press release yang digelar Pj Bupati Sorong, Yan Piet Mosso, S.Sos,M.Si dan jajarannya, Kamis (8/9), ditetapkan kenaikan tarif angkutan umum sebesar Rp 2 ribu jika dibandingkan dengan tarif lama per sekali jalan.
Misalnya saja trayek A jalur Pasar Remu hingga Batu Payung. Dafi Pasar Remu sampai Kantor Bupati, jarak 17 Km dengan tarif lama 8.000 menjadi 10.000. Trayek B jalur Pasar Remu ke Terminal Aimas Alun-Alun dengan jarak 12 km, tarif lama 6.000 menjadi 8.000. Trayek C Pasar Remu – Segun, dari Pasar Remu ke Simpang Rnam Tugu Merah, dengan jarak 16 Km, tatif lama 8.000 menjadi 10.000. Selanjutnya trayek D Pasar Remu – Pantura (Pantai Utara), misalnya dari Pasar Remu ke Kelurahan Malawor dengan jarak 31 Km mulanya 17.000, kini menjadi 19.000 per sekali jalan.
Selain menetapkan penyesuaian tarif angkutan umum, pemerintah juga melakukan penyesuaian terhadap tarif ongkos ojek, yakni seharga Rp 5.000 per Km sekali jalan. Penyesuaian tarif angkutan umum dan ojek yang dilakukan pemerintah Kabupaten Sorong telah berdasarkan pada kondisi dan situasi masyarakat pasca pengumuman kenaikan harga BBM. Namun penyesuaian tarif ini masih bersifat sementara, sambil menunggu keputusan resmi dari pemerintah Provinsi Papua Barat terkait tarif angkutan. “Penyesuaian tarif angkutan ini merupakan mitigasi untuk meredam gejolak di masyarakat. Tentunya kami tetap menunggu dari Pemprov juga melalui surat keputusan nantinya,” unar Pj Bupati.
Untuk tarif jasa angkut menggunakan mobil pickup maupun truk belum ditentukan oleh Pemerintah Kabupaten Sorong. Oleh karenanya, Pemkab juga masih sama-sama menunggu jawaban dari pemerintah provinsi. Selain itu, penyesuaian harga BBM oleh pemerintah saat ini, dimana harga pertalite subsidi dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter. Dengan persentase kenaikan sebesar 31%. Solar BBM subsidi dari harga lama Rp 5.150 per liter naik menjadi Rp 6.800 per liter. Dengan persentase kenaikan mencapai 32%. Sementara itu, Pertama BBM non subsidi dengan harga lama Rp 12.500 per liter menjadi Rp 14.500 per liter, dengan persentase kenaikan 16%.
Sementara itu, pasca kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), sejumlah jasa transportasi ikut menaikan tarif jasa angkut, salah satunya kapal cepat Sorong-Raja Ampat milik PT. Belibis. Kebijakan tersebut diambil mengingat biaya operasional kapal yang juga turut mengalami kenaikan. Hingga kini, dampak dari kenaikan harga BBM mulai mempengaruhi pariwisata. Sebab, kapal cepat yang digunakan untuk perjalanan Kota Sorong menuju Kabupaten Raja Ampat mengalami kenaikan puluhan ribu rupiah per penumpang.

Pimpinan Cabang PT Belibis Sorong, Usman Au menjelaskan, sebelum kenaikan BBM, tariff tiket angkutan kapal cepat untuk kelas ekonomi hanya Rp 100.000, namun kini menjadi Rp 140.000 (Naik 40%). Kemudian untuk kelas VIP yang semulanya hanya Rp 215.000 kini naik menjadi Rp 250.000. “Kebijakan ini sudah berlaku di awal pekan ini. Memang hingga saat ini animo penumpang dengan tarif yang baru tetap normal tetapi penyesuaian tarif baru ini akan terus kami sosialisasikan kepada para penumpang,”jelasnya.
Salah satu penumpang, Nikson Kawer mengatakan ia sempat kaget dengan kebijakan kenaikan tarif baru tersebut, namun ia berharap agar kebijakan kenaikan tarif dapat disampaikan dengan baik kepada masyarakat, khususnya para penumpang. Hingga kini, PT. Belibis masih menggunakan 4 unit kapal untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat yang akan berpergian antar pulau dengan menggunakan mode transportasi laut. (ayu/juh)