Tim PKSPL IPB Aksi Bersih Pantai Jaga Laut dari Bahaya Sampah
SORONG – Tim Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL) Institut Pertanian Bogor (IPB) University mengadakan kegiatan aksi bersih pantai bersama yang terpusat di areal pantai Waisai Torang Cinta (WTC) Kota Waisai Raja Ampat, Rabu (9/2). Aksi bersih pantai berkolaborasi dengan Pemda Raja Ampat dan mahasiswa, pelajar serta lapisan masyarakat yang bermukim di wilayah Distrik Kota Waisai, dibuka Wakil Bupati Raja Ampat, Orideko Iriano Burdam, S.IP,..MM,.M.Ec,.Dev didampingi Kepala PKSPL IPB University, Dr Yonvitner dan Dekan FKIP-IPB University, Dr Ir. Fredinan Julianda,M.Sc.
Kepala PKSPL IPB, Dr Yonvitner mengajak semua stakeholder serta masyarakat mulai dengan semangat cinta karena Raja Ampat tidak hanya bicara soal wisata, akan tetapi Raja Ampat dikenal memiliki kawasan yang menjadi sorotan dunia baik itu terkait konservasi, wisata dan pulau-pulau kecil serta keunikannya. ”Makanya kita harus bangun Raja Ampat dengan cinta, yakni cinta lingkungan, cinta kebersihan, cinta pantai bersih serta cinta wisata. Untuk itu, saya kira menjadi sebuah semangat yang kita bangun terus menerus dalam karangka membangun kesadaran terhadap masyarakat dan stakeholder lewat aksi bersih pantai ini di pantai Waisai Torang Cinta,” kata Yonvitner.
Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University, Dr Ir. Fredinan Julianda, M.Sc, menambahkan, aksi bersih pantai nampaknya sepele hanya sekedar memungut sampah, tetapi dibalik itu, ada banyak hal yang bisa kita digali maknanya sehingga kita akan dapatkan manfaat yang besar dibalik dari kegiatan kecil aksi bersih pantai ini. ”Raja Ampat sudah sangat populer dan terkenal tidak hanya di nasional tetapi juga di internasional, karena memang miliki keindahan serta keelokan alam, sumber daya alam, khususnya yang terkait dengan sumber daya kelautan,” jelas Dekan FPIK-IPB University.
Wakil Bupati Raja Ampat, Orideko Burdam dalam sambutanya menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Kepala Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan IPB University beserta jajaran atas diselenggarakannya aksi bersih – bersih pantai di kabupaten Raja Ampat. ”Semoga kegiatan aksi bersih pantai ini menjadi papan lompatan bagi Pemkab Raja Ampat untuk berbuat lebih nyata melalui regulasi di semua tingkatan, mulai dari kampung dan distrik, sehingga menjaga kebersihan akan menjadi kebiasaan, termasuk menjaga laut. Karena laut bagi masyarakat Raja Ampat adalah sumber kehidupan dan jaminan masa depan, yang dalam istilah populer masyarakat Raja Ampat, Laut Adalah Titipan Anak Cucu,” tutur Orideko Burdam.
Pantauan Radar Sorong, kegiatan dikemas dengan tarian burung cenderawaih wilson (Mankombon) diiringi musik bambu oleh anak-anak muda dari Kampung Saporkren Distrik Waigeo Selatan, diakhiri lomba yel-yel antar pelajar SMA dan kuis berhadiah.
Sementara itum peneliti senior Institut Pertanian Bogor (IPB) University Arsyad Al Amin mengatakan sampah laut kiriman dari berbagai negara menjadi ancaman bagi ekosistem dan biota laut di kawasan wisata Kabupaten Raja Ampat Provinsi Papua Barat. ”Kita harus paham bahwa tantangan yang datang dari luar itu semakin dominan jumlah (sampah)-nya. Sekarang itu sampah yang kita temukan itu bukan sampah dari Raja Ampat, tetapi sampah dari luar, sampah kiriman dari daerah lain, dari Laut Pasifik,” kata Arsyad seperti dilansir detikcom, Rabu (9/2).
Jika tidak diantisipasi sejak dini, kata Arsyad, maka bukan tidak mungkin Raja Ampat akan menjadi ’terminal’ sampah dari luar daerahnya sendiri. ”Jadi yang kita dorong itu, bagaimana Raja Ampat bisa mengantisipasi sampah-sampah kiriman itu, seperti dengan metode jaring sampah yang pemerintah punya. Karena Raja Ampat ini kan destinasi wisata utama Indonesia setelah Bali,” ungkapnya.
Arsyad yang menjabat Deputi Direktur Program Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF) ini meyakini bahwa masyarakat di Kabupaten Raja Ampat memiliki kearifan lokal tertentu, sehingga tetap akan menjaga kebersihan lautnya. ”Saya yakin mereka sebenarnya tidak punya tradisi mengotori laut, karena dari dulu mereka kan menjadikan laut sebagai ladang hidup mereka kan,” kata Arsyad. Pekerjaan Rumah (PR) yang harus dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Raja Ampat, lanjut Arsyad, adalah bagaimana pengelolaan sampah rumah tangga rumah tangga agar tidak mengalir ke laut. (hjw/**/mso/detikcom)