Gunakan Katapel dengan Biji Kelereng
SORONG-Polresta Sorong Kota memastikan penyerangan di SD Negeri 38 Kota Sorong bukan menggunakan senjata api melainkan katapel dengan biji kelereng. Demikian diungkapkan Wakapolresta Sorong Kota AKBP Mathias Krey dalam press rilisnya, Selasa (19/9) malam.
Wakapolresta Sorong Kota menjelaskan usai melakukan olah TKP di lokasi kejadian. Timnya menyimpulkan bahwa ditemukan bekas pecahan kaca bukan merupakan lubang tembakan senjata api melainkan dari hasil tembakan biji kelereng. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya biji kelereng di lokasi kejadian serta pelaku berinisial DY (19).
“Dari hasil olah TKP, Resmob melakukan tindakan lidik di sekitar TKP dan didapati seorang pelaku inisial YD (19) yang rumahnya didekat sekolah. Dari DY, didapati barang bukti berupa katapel dan kelereng, jadi bukan senjata api namun katapel yang digunakan dengan kelereng,” tegasnya
Waka Polresta mengatakan motif dari pelaku melakukan aksi tersebut karena pelaku marah lantaran atap rumahnya sering dilempari oleh para siswa. Sebab, rumah pelaku tepat berada di belakang sekolah tersebut.
“Motif dari kejadian ini, pelaku merasa dongkol atau merasa tidak senang dan tidak puas karena sering anak-anak SD melempari rumahnya sehingga pelaku emosi dan dongkol dan pelaku melakukan katapel dan menembak dengan kelereng. Kelerengnya kami temukan di TKP dan katapelnya kami amankan di rumah pelaku,” ungkapnya.
Mathias mengaku pihaknya akan mempertemukan keluarga pelaku dengan pihak sekolah untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan jalur mediasi.
“Untuk sanksinya, nanti kami akan melakukan mediasi pertemuan dengan pihak sekolah dan pihak keluarga pelaku,” tambahnya
Sementara itu DY mengaku, ia awalnya mendengar ibunya menegur siswa yang melempari atap rumahnya dengan batu. Hingga saat ditegur ke-4 kalinya, salah satu siswa malah memaki ibu DY. Hal itu menjadi pemicu DY emosi hingga mengambil katapel dan biji kelereng.
“Pukul 10.30 WIT itu saya juga ada tidur. Terus anak-anak lempar seng rumah dengan menggunakan batu besar-besar, ini sudah ulang kali juga. Saat itu, mama ada masak di dapur terus bapak ada kerja di depan gereja. Jadi pas mama dengar begitu, jadi mama tegur dan larang cuma mereka tinggal bikin terus. Terus, saya dengar mama ada tegur 2 hingga 3 kali dan tegur ke 4 kali itu ada ade satu itu teriak anjing kenapa, langsung dia lempar lagi,” ungkapnya.
Akhirnya, DY pun mengambil katapel dan kelereng lalu memanah ke arah kaca sekolah tersebut. DY mengaku memanah dari jarak 5 meter.
“Karena saya ganas dan saya keluar ambil katapel dan kelereng langsung saya tembak sudah. Jarak antara saya dengan kaca itu sekitar 5 meter. Saya juga sudah marah dan tegur ulang-ulang, guru juga dengar tapi malas tahu begitu,” bebernya.(rin)