Oleh: Tutus Riyanti
(The Voice of Muslimah Papua Barat Daya)
Pemilu 2024 sudah di depan mata. Daftar nama calon presiden (capres) yang digadang-gadang menjadi orang nomor satu di Indonesia pun mulai bermunculan. Berbagai survei dilakukan untuk menilai siapa kira-kira yang diinginkan rakyat untuk memimpin Indonesia kedepan.
Geliat pemilu di Sorong, Papua Barat Daya pun mulai kelihatan. Pendaftaran Bakal Calon Legislatif (Bacaleg) sudah dibuka. Partai politik mulai mensosialisasikan capresnya masing-masing. Konvoi dan arak-arakan massa simpatisan partai mulai nampak di jalan-jalan besar, padahal masa kampanye belum dimulai.
Kehilangan Sosok Pemimpin
Antusias rakyat Indonesia (termasuk warga Sorong Papua Barat Daya), terhadap sosok calon pemimpin baru di Indonesia, sesungguhnya merupakan sesuatu yang wajar. Warga Sorong yang tinggal di daerah Timur Indonesia, sangat merindukan sosok pemimpin yang bisa mengubah kondisi mereka.
Sebagaimana diketahui, kondisi mayoritas rakyat Papua saat ini berada di titik paling rendah. Masyarakat hidup dibawah batas garis kemiskinan. Mereka mengalami gizi buruk, busung lapar, stunting, bahkan kelaparan yang menyebabkan kematian. Berdasarkan Data Pusat Statistik (BPS), persentase penduduk miskin Provinsi Papua pada September 2022 sebesar 26,80 persen. Sedangkan Provinsi Papua Barat pada Maret 2022 sebesar 21,33 persen.
Diberlakukannya sistem ekonomi kapitalisme, membuat sumber kekayaan alam melimpah yang dimiliki Papua (hasil tambang, hasil bumi, hasil laut, dll) telah dirampok dan dikuasai oleh Asing. Wajar jika rakyat Papua hidup dalam kemiskinan dan tak sejahtera.
Keterbelakangan pendidikan masyarakat Papua juga berada di level rendah. Berdasarkan Data Pusat Statistik (BPS), Tingkat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Papua pada tahun 2022 mencapai 61,39. Sedangkan Provinsi Papua Barat mencapai 65,89. Belum lagi adanya fasilitas dan sarana prasarana sekolah yang tidak memadai, serta minimnya tenaga pengajar di daerah pedalaman.
Fasilitas kesehatan yang jauh dari kata “layak”, hingga layanan publik yang masih jauh dibanding wilayah lain diluar Papua. Belum lagi masalah kriminalitas dan adanya kelompok-kelompok yang ingin melepaskan Papua dari wilayah Indonesia, seperti OPM, KKB, dll. Semua ini menambah penderitaan rakyat Papua.
Sungguh, rakyat Papua telah kehilangan sosok pemimpin yang adil dan amanah. Sosok pemimpin yang bisa melindungi, menyejahterakan, dan memberikan rasa aman bagi semua rakyat.
Kapitalisme Penyebabnya
Ketidaksejahteraan, ketidakadilan, ketidakamanan, dan berbagai kerusakan yang dialami rakyat saat ini, adalah karena sistem kapitalisme yang diterapkan di negara ini. Dalam sistem ini, pemimpin yang seharusnya mengurusi urusan rakyat ternyata berlepas tangan, lalai dan mengabaikan rakyatnya.
Rakyat hanya dijadikan sebagai ladang bisnis bagi kaum kapitalis. Terbukti dari berbagai layanan publik yang “dibisniskan”, seperti pendidikan, kesehatan, dan layanan publik lainnya. Hal ini juga ditunjang dengan berbagai kebijakan pemerintah yang pro kapitalis.
Rakyat hanya sebagai alat untuk menuju kekuasaan. Terbukti, pada saat pemilu suara rakyat sangat diharapkan, namun setelah berkuasa, rakyat seolah dilupakan dan suaranya tidak didengarkan. Faktanya, pemimpin yang terpilih hanya bekerja untuk kepentingan kaum kapitalis. Bukan murni untuk kepentingan rakyat.
Lagi-lagi, rakyatlah yang dirugikan atas pemimpin yg tidak adil dan amanah. Jangan heran jika rakyat miskin, pembangunan tertinggal, kualitas pendidikan rendah, lapangan kerja/usaha sulit diperoleh, kriminalitas meningkat, lingkungan rusak, layanan kesehatan rumit, dan masih banyak lagi akibat yang ditimbulkan karena pemimpin yang tidak adil dan amanah.
Pemimpin dalam Islam
Islam tentu tidak bisa dipisahkan dengan kekuasaan. Dalam ajaran Islam, tidak dikenal sekularisasi atau pemisahan urusan agama dengan urusan dunia, termasuk pemisahan agama dengan kekuasaan.
Imam al-Ghazali menyatakan, “Agama adalah pondasi, sedangkan kekuasaan adalah penjaga. Apa saja yang tidak memiliki pondasi akan hancur dan apa saja yang tidak memiliki penjaga akan lenyap.” (Al-Ghazali, Al-Iqtishad fi al-Itiqad, hlm.199).
Pemimpin dalam Islam akan menjalankan hukum-hukum Allah SWT secara menyeluruh, seperti; menjaga pelaksanaan ibadah mahdhah umat (shalat lima waktu, shalat Jumat, shaum Ramadhan, zakat, haji, dll); mengawasi dan memelihara muamalah agar sesuai syariah Islam (perdagangan, utang-piutang, dan menutup pintu riba); serta melaksanakan peradilan dan pidana Islam (seperti had bagi pezina, peminum khamr, pencuri, dll).
Selain itu, pemimpin dalam Islam juga harus memelihara urusan umat, seperti; menjamin kebutuhan pokok berupa sandang, pangan, papan agar dapat diperoleh warga dengan mudah dan murah; menyelenggarakan pendidikan, kesehatan dan keamanan secara cuma-cuma; memberikan rasa keadilan; menerapkan sistem ekonomi Islam; serta melindungi rakyat dari berbagai gangguan dan ancaman baik dari dalam dan luar negeri.
Pada hakikatnya, dalam Islam kepemimpinan adalah amanah. Memangku jabatan sebagai pemimpin, berarti ada amanah yang harus dipertanggungjawabkan kelak dihadapan Allah SWT. Ibnu umar r.a berkata: saya telah mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Setiap orang adalah pemimpin dan akan diminta pertanggung jawaban atas kepemimpinannya.” (HR.Bukhari dan Muslim).
Dalam Islam, tidak cukup memiliki pemimpin yang adil dan amanah saja. Tapi juga harus didukung oleh sistem aturan yang diterapkan di negara ini. Jika diterapkan sistem kapitalisme, yang notabene adalah buatan manusia, maka hanya ada kerusakan yang akan menimpa manusia. Namun, jika diterapkan sistem aturan dari Allah SWT, maka kebaikan dan keberkahan akan dirasakan manusia.
Allah SWT berfirman, “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS.Al-A’raf:96).
Seorang pemimpin dambaan umat adalah pemimpin yang dicintai Allah SWT. Dia akan menjadi pemimpin yang mengurusi rakyatnya, berlaku adil dan dicintai rakyatnya. Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik pemimpin kalian adalah yang kalian cintai dan mereka pun mencintai kalian; yang mendoakan kalian dan kalian pun mendoakan mereka.” (HR.Muslim).
Sungguh, yang dirindukan rakyat Papua dan rakyat di seluruh Indonesia adalah pemimpin yang adil dan amanah. Dan pemimpin seperti ini hanya bisa didapatkan didalam Sistem Pemerintahan Islam, yang menerapkan syariat Islam secara kaffah dalam seluruh aspek kehidupan.(***)