DOGIYAI – Kapolres Dogiyai Kompol Sarraju dilempari batu hingga dihujani anak panah saat membubarkan massa di Jalan Trans Nabire-Enartotali, Kabupaten Dogiyai, Papua Tengah. Aksi brutal massa tersebut mengakibatkan dua anggota polisi terkena busur. Dua anggota polisi yang terkena busur yakni Bripda Guntur Febrian Rumaropen dan Briptu Andi. Bripda Guntur terkena busur di bagian punggung kaki sebelah kanan. “Bripda Guntur terkena anak panah di bagian punggung kaki sebelah kanan. Korban langsung dilarikan ke Polres Dogiyai untuk dilakukan penanganan medis,” kata Sarraju seperti dikutip dari detikcom. Senin (13/3).
Setelah itu, Sarraju memerintahkan personel gabungan Brimob dan Polres Dogiyai membubarkan massa yang melakukan pembakaran ban. Namun masa semakin beringas dan kembali menghujani anak panah dan batu ke arah petugas. “Akibatnya, salah satu personel Brimob Briptu Andi terkena anak panah dan kemudian dievakuasi ke Kabupaten Nabire untuk penanganan medis,” ujarnya.
Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Ary Prabowo mengatakan awalnya massa mengadang warga di Jalan Trans Nabire-Ernarotail, pada Sabtu (11/3) sekitar pukul 17.00 WIT. Polisi yang mendapat laporan langsung ke lokasi untuk membubarkan massa namun dilempari batu hingga dihujani dengan anak panah. “Pukul 17.20 WIT, Kapolres Dogiyai Kompol Sarraju, yang tiba di TKP dengan maksud ingin bertemu langsung dengan sekelompok pemuda itu, juga dihujani dengan panah dan batu,” terangnya. “Sehingga Kapolres Dogiyai bersama anggota melakukan barikade di jalan masuk ke Kampung Ekimanida sambil melepaskan tembakan flash ball ke kerumunan massa, namun massa tidak menghiraukan,” tambah Benny.
Sebelumnya pria bernama M Husein (29) di Dogiyai, Papua Tengah dihadang sejumlah orang tak dikenal (OTK) dan dilempari batu hingga mobilnya rusak. Polisi kini mengejar para terduga pelaku. “Aksi pemalangan dan pengrusakan kendaraan oleh sekelompok masyarakat terhadap korban Husein bersama keluarganya yang berjumlah 3 orang,” kata Kombes Benny kepada wartawan, Minggu (12/3).
Benny mengatakan korban diadang di Jalan Trans Nabire-Enarotali, Kampung Ekimanida, Dogiyai pada Sabtu (11/3) sekitar pukul 17.00 Wita. Saat itu korban hendak melakukan perjalanan dari Kabupaten Nabire menuju Madi, Kabupaten Paniai. “Setibanya di TKP tepatnya di pertigaan Jalan masuk Kampung Ekimanida, korban melihat adanya mobil yang berada di depannya sudah dikelilingi massa namun tidak tahu apa penyebabnya, karena merasa takut korban memutar balik kendaraannya dengan maksud ingin melaporkan kejadian tersebut ke Polres Dogiyai,” terang Benny. “Setelah korban memutar balik kendaraannya, kemudian sekitar 50 orang massa mengejar korban dan melakukan pelemparan dengan menggunakan batu ke kendaraan korban,” lanjutnya.
Akibat peristiwa itu, kendaraan korban mengalami kerusakan pada kaca depan retak, kaca samping kiri kanan serta kaca belakang yang pecah. Korban kemudian melaporkan peristiwa yang dialami ke Polres Dogiyai dan menyelamatkan diri. Benny menuturkan situasi saat ini di lokasi telah terkendali. Aparat gabungan TNI dan Polri juga masih berjaga-jaga di berbagai titik lokasi yang dinilai rawan tindak kejahatan. “Pascakejadian tersebut, saat ini situasi kamtibmas di Kabupaten Dogiyai aman terkendali. Sementara para pelaku masih dilakukan pengejaran oleh personel guna mengungkap motifnya sebenarnya,” katanya. (hsr/detikcom)