Kabid Humas Polda PB : 17 Orang yang Tewas, Bersembunyi karena Pertikaian Massa
SORONG – Beberapa hari sebelum kejadian pembakaran gedung tempat hiburan malam (THM) Double O yang menewaskan 17 orang imbas dari pertikaian massa pada Senin (24/1) malam, Mayrina yang merupakan rekan dan teman dekat dari personel Rockvolution Band yang menjadi korban kebakaran, selalu ingin berkomunikasi dengan rekan-rekannya tersebut.
“Kami berteman baik, hanya saja saya bekerja di outlite lain. Beberapa hari sebelum kejadian, tidak tahu kenapa saya ingin berkomunkasi dengan mereka. Bahkan malam sebelum kebakaran itu, saya merasa ada yang aneh dan saya juga gelisah,” jelas Meyrina yang ditemui wartawan saat mendatangi posko antemortem, Rabu (26/1).
Mey menuturkan, personel Rockvolution Band terdiri dari 7 orang, yang selamat hanya 1 orang, sementara Ami, Meilan dan Kris yang merupakan vokalis, Destra sebagai Gitaris, Yanra sebagai pemain bass, Soni (L) sebagai Drummer, meninggal dunia dalam insiden kebakaran tersebut. ”Mereka baru beberapa bulan dikontrak oleh Double O dan selama ini mereka memang tinggal di Mess Double O ini,” tuturnya seraya menghapus air mata.
Diakui Mey, dirinya sudah lama tidak bertemu dengan rekan-rekannya tersebut, namun komunikasi masih terus berlangsung. Bahkan sebelum kejadian, Mey sempat mengubungi rekannya untuk diajak bertemu ketika sedang istirahat atau off. ”Dari 6 orang itu, ada yang berasal dari Surabaya, sedangan vokalisnya itu ada yang dari Medan dan Kalimantan,” ungkapnya seraya menambahkan Rockvolution Band merupakan Band asal Surabaya.
Mey mengatakan, ketika mendengar informasi adanya kekacauan di Double O, dirinya langsung menghubungi rekan-rekannya tersebut. ”Saya coba untuk menghubungi mereka dari masih bisa terhubung hingga tidak terhubung sama sekali. Akhirnya saya cari tahu dengan mendatangi posko ini, karena mereka itu keluarganya di luar Sorong semua, hanya saya yang mereka kenal di sini dan keluarga mereka juga tahunya saya,” ungkapnya.
Kabid Humas Polda Papua Barat Kombes Pol Adam Erwindi,S.IK,MH menjelaskan, dalam peristiwa kebakaran di Double O, ada salah satu orang anak band yang berhasil selamat dari kobaran api. ”Berdasarkan informasi awal yang kami peroleh dari salah satu anak band yang berhasil selamat, menceritakan ketika terjadi pertikaian antara dua kelompok masyarakat diluar gedung Double O, teman-temannya itu langsung lari ke lantai dua gedung untuk bersembunyi karena takut,” ungkapnya..
Ketika lari untuk bersembunyi di lantai dua, 17 korban tersebut tidak tahu bahwa ada pembakaran oleh massa di lantai satu gedung diskotek. ”Sehingga saat api berkobar sangat besar, mereka sudah tidak bisa lagi turun untuk selamatkan diri. Itu info awal dari salah satu pemain band yang selamat, makanya dia tahu ada teman-temannya di lantai dua,” pungkasnya.
Sementara itu, sebanyak 4 keluarga korban kebakaran gedung Double O, Rabu (26/1) siang mendatangi Posko Antemortem Bidang Kedokteran Kesehatan (Bidokkes) Polda Papua Barat yang berlokasi di RSUD Sele Be Solu guna mengetahui kebenaran informasi keluarganya menjadi korban kebakaran di Double O pada Senin (24/1) malam.
Pantauan Radar Sorong, sejumlah keluarga maupun perwakilan keluarga dari 17 korban, diantaranya berasal dari Palembang Sumatera Selatan, Palopo Sulawesi Selatan dan Surabaya maupun Sorong, terlihat mengunjungi Posko Antemortrm Bidokkes Polda Papua Barat. Selanjutnya, dari pihak korban yakni kakak kandung maupun orang tua kandung dilakukan pengambilan Buccal Swab sebagai salah satu pemeriksaan DNA antara korban dengan pihak keluarga kandung.
Salah satu pihak keluarga datang dari Palembang, Sumatera Selatan, yakni keluarga dari Ferman Syahputra terduga salah satu korban kebakaran di Gedung Double O Kota Sorong. Fery Syahputra kakak terduga korban Ferman Syahputra, mengatakan pihak keluarga cukup terkejut dengan berita meninggalnya Ferman Syahputra yang diluar dugaan. ”Kami berusaha terima dan tabah sehingga diharapkan semua evakuasinya berjalan dengan lancar,” jelasnya dengan menahan kesedihan.
Menanyakan firasat yang dirasakan pihak keluarga, Fery menuturkan ia maupun keluarganya tidak mendapatkan firasat apapun atas meninggalnya Ferman. Namun pada hari Selasa (25/1) pagi, sang adik tidak lagi menghubungi keluarga, dan ini bukan hal biasa sebab selama ini adiknya selalu menelpon di pagi hari ”Kami biasanya setiap pagi selalu berkomunikasi melalui Video Call dengan pihak keluarga, namun Selasa pagi tidak ada telephone dan tidak pernah terjadi. Makanya kami mencoba mencari tahu dan berdasarkan informasi dari teman kantornya, bahwa adik saya menjadi korban dari kebakaran di Double O,” tuturnya dengan nada pelan.
Usai mendapatkan informasi tersebut, tambah Fery, ia dan keluarganya bergegas melakukan persiapan dan berangkat ke Kota Sorong. Menanyakan kedatangan Ferman ke Double O, Fery mengungkapkan kedatangannya karena pekerjaan, adiknya merupakan salah satu suplayer minuman di Double O. ”Pada hari kejadian tepatnya pukul 19.00 WIT, ia sempat video Call bersama orang tua di Palembang, dan menyatakan dia berada di Sorong untuk kegiatan kantor dan rencananya akan pulang ke Palembang pada 31 Januari 2022 untuk merayakan Imlek dengan keluarga,” ungkapnya seraya menambahkan adiknya juga rencananya akan pindah dari Sorong, namun takdir berkata lain. (juh)