SORONG – Mengenang 4 hari kematian 17 korban terbakarnya gedung tempat hiburan malam (THM) Double O Kota Sorong dimana 14 korban diantaranya merupakan seniman, baik band, dancer hingga Disk Jockey (DJ), Seniman Kota Sorong menggelar aksi bakar lilin di lingkungan gedung Double O Kota Sorong, Kamis (27/1) malam.
Aksi spontanitas ini merupakan bentuk solidaritas dari para seniman yang merasakan kesedihan akibat kepergian 14 seniman. Pantauan Radar Sorong, isak tangis teman-teman korban mewarnai aksi bakar lilin. Hujan gerimis tidak menyurutkan semangat solidaritas para seniman maupun rekan korban untuk menyalakan lilin.
Perwakilan Musisi Sorong, Arief, mengatakan, aksi bakar lilin ini sebagai bentuk solidaritas musisi Kota Sorong terhadap 17 korban. ”Saya mewakili Komunitas Band Sorong hadir untuk memperingari hari yang bersejarah dalam dunia musik dan dunia malam. Dimana teman-teman kita baik band, dancer hingga DJ menjadi korban atas pembakaran gedung Double O akibat kerusuhan yang terjadi,” jelasnya kepada awak media. Dari kejadian ini, Arif berharap menjadi pembelajaran bagi semua masyarakat dengan harapan tidak lagi terjadi hal serupa di Kota Sorong maupun Papua Barat. Arif juga berharap agar pelaku pembakaran segera ditangkap dan diadili.
Perwakilan Hip Hip Rap, Elias menuturkan kejadian ini tentunya berdampak kurang baik, sebab para korban ini merupakan perantau yang memiliki keluarga di daerah lain. Selaku musisi Sorong, Elias mengaku sangat bersedih atas kejadian yang merenggut nyawa rekan-rekan seniman. ”Hal ini jangan terjadi lagi karena menyakiti hati semua musisi. Ini kejadian pertama yang terjadi di Kota Sorong maupun wilayah Papua,” tuturnya seraya menambahkan, para korban merupakam orang baik, santun bahkan selalu ramah saat didatangi.
Sementara itu, salah satu Karyawan Double O, Niar menuturkan saat kejadian dirinya juga berada di lantai dua, hanya saja tidak dalam satu ruangan dengan 17 korban. Niar bersyukur karena bisa selamat, namun ia merasa sangat sedih lantaran mengetahui rekan-rekannya tidak bisa diselamatkan.
”Saya tidak tahu kejadian akan seperti ini,” ucapnya dengan isak tangis.
Diakui Niar, rekan-rekannya yang meninggal merupakan orang baik yang sudah dekat dengannya meskipun ia baru bekerja selama 2 bulan di Double O. Khususnya almarhumah Indah Cleo, dirinya cukup dekat dengan almarhumah lantaran sama-sama berasal dari Sumatera Barat. Diakui Niar, Indah Cleo adalah sosok yang baik. ”Kita merasa sangat kehilangan, waktu kejadian, saya menang berada di lantai dua juga tapi beda tempat,” imbuhnya.
Minta Dipertemukan dengan Kelompok Massa
Sementara itu, meskipun sudah ada perjanjian perdamaian antar kedua kelompok yang bertikai hingga menyebabkan belasan orang meninggal dunia pada Senin (24/1) malam, salah satu keluarga korban meminta adanya pertemuan antara kelompok tersebut dengan pihak keluarga. Hal tersebut diungkapkan Jefri, ayah sambung almarhumah Ica yang merupakan salah satu korban terbakarnya gedung Double O.
Menurut Jefri, keluarga meminta agar pihak kepolisian memfasilitasi pertemuan antara kedua kelompok dengan para keluarga korban pembakaran gedung Double O. ”Jadi bukan saja kedua kelompok yang bertikai ini berdamai, tetapi bagaimana bisa dipertemukan dengan pihak keluarga korban,” kata Jefri kepada awak media, Kamis (27/1).
Menanyakan tuntutan pihak keluarga, Jefri mengatakan tuntutan keluarga hanya meminta sikap dari kedua kelompok yang bertikai ini dapat melakukan perdamaian dengan keluarga korban. Sebab pihak keluarga telah menyerahkan kepada pihak kepolisian untuk mediasi hal ini.
Menanyakan apa ada tuntutan lainnya dari pihak keluarga korban, Jefry menuturkan ia tidak dapat memutuskan sekarang karena masih banyak keluarga korban lainnya. ”Nanti akan ada pertemuan lagi, kita lihat seperti apa tuntutan dari para keluarga korban lainnya,” imbuhnya. (juh)