SORONG – Salah seorang siswa SMA Presiden, Stevanus Frabuku (15) meninggal dunia. Pihak keluarga menduga, kematian Steven bukan karena kecelakaan melainkan dibunuh . Suasana duka dan sedih menyelimuti pihak keluarga atas meninggalnya putra pertama dari 6 bersaudara tersebut. Alm. Steven Frabuku baru menginjak usia 15 tahun dan merupakan siswa Kelas 11 di SMA Presiden jurusan Akmil.
Kematian Steven tentunya menorehkan luka mendalam di hati kedua orang tuanya. Pihak keluarga meminta agar kematian sang anak diusut tuntas. Ibu Kandung Alm. Steven, Wani Subay mengatakan, ia dan sang suami sangat shock mendengar kematian sang anak. “Padahal, Rabu Malam sekitar pukul 19.00 WIT dia (Alm) baru berkomunikasi dengan saya dan mengatakan sedang berada di Alfamart untuk berbelanja keperluan kembali ke Asrama pada hari Kamis (19/1) pagi, tapi Kamis siang kami dengar Steven sudah meninggal,” jelasnya dengan suara parau.
Pihak keluarga mau melakukan otopsi di Kota Sorong dan keinginan tersebut sudah ia sampaikan ke Polresta Sorong Kota, hanya saja pihak Polresta Sorong Kota tidak bersedia sebab TKP-nya di Jakarta. Menurut Wani, awalnya ia menerima kematian sang anak yang disebabkan karena kecelakaan, berdasarkan informasi dari ibunda salah satu teman sekolah Alm. Steven. Namun, setelah melihat kondisi sang anak, ditambah lagi dengan informasi perihal berbagai kejanggalan yang dikemukakan oleh orang terdekat Alm Steven sebelum kematian Steven, Wani menyimpulkan anaknya meninggal karena dibunuh. “Ini pembunuhan, bukan kecelakaan. Kesimpulan ini, karena ada teman Steven yang menghubungi saya dan menceritakan semuanya. Dimana, ketika Steven di rumah sakit, rekan-rekan yang menjenguk Steven diancam untuk berbohong kepada pihak sekolah, bahwa yang mereka jenguk adalah keluarga mereka,”ujarnya.

Dan yang membuat pihak keluarga yakin bahwa penyebab kematian Alm. Steven bukannya kecelakaan sebab, berdasarkan kondisi jenazah terlihat seperti habis dipukul, bagian kepala belakang terasa lembek, terdapat bekas cekikan di leher Steven, lengan dan kaki juga patah . “Saya sudah mendapatkan banyak informasi dan saksi, saya yakin anak saya meninggal karena dibunuh,” ujarnya.
Sementara itu tambah Wani, berdasarkan keterangan yang disampaikan orang tua teman Alm Steven kepada dirinya, bahwa Steven meninggal dunia dikarenakan kecelakaan saat membeli makanan di warung di daerah Cikarang, Jawa Barat pukul 04.00 WIT Kamis dini hari. Namun karena tak kunjung kembali, akhirnya teman Alm Steven keluar mencari Steven. “Tiba-tiba teman Alm Steven menerima telephone bahwa Steven sudah berada di rumah sakit karena kecelakaan, selanjutnya teman Alm. Steven mendatangi rumah sakit tersebut, tidak berselang lama Steven meninggal dunia. Tapi, yang sangat kami sesalkan adalah mengapa kami baru mengetahui kejadian tersebut pada pukul 12.00 WIT siang,” paparnya seraya menambahkan bahwa orang tua teman Alm Steven-lah yang menanggung biaya kepulangan jenazah Steven.
Bukan hanya pihak keluarga, sambung Wani, pihak sekolah pun mengetahui Steven telah meninggal setelah peti jenasah Steven sudah masuk ke dalam Bagasi Pesawat. Alm Steven yang tinggal di Asrama SMA Presiden, baru-baru ini bersama temannya liburan di Kota Sorong dan baru kembali ke Jakarta pada tanggal 12 Januari 2023 lalu. Keduanya tidak langsung masuk asrama sekolah, melainkan singgah di rumah kontrakan kakak dari teman Alm. Steven untuk mengambil pakaian seragam. Karena kemalaman, keduanya bermalam di rumah kontrakan tersebut. Namun keesokan harinya, teman tersebut sakit sehingga Alm Steven menjaganya hingga sembuh. “Saya sempat hubungi Steven, tanya kenapa tidak masuk asrama?. Steven bilang temannya sedang sakit dan dia ada ke rumah sakit untuk berobat. Dan setelah temannya tersebut sehat baru mereka ke asrama, namun bukannya kembali ke Asrama, Steven justru meninggal dunia,” ucapnya. Untuk diketahui, jenazah Alm. Steven Frabuku telah dimakamkan di TPU Km 10 masuk. (juh)