Cita-Cita Generasi Muda Klayas Terhalang Pendidikan
PENINGKATAN Pendidikan di Indonesia terus digencarkan oleh pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Di tengah pandemi Covid-19, alternatif proses belajar-mengajar terus berinovasi baik melalui daring (Online) maupun luring (Offline) agar siswa tidak ketinggalan dalam pembelajaran. Sayangnya, hal ini tidak terlihat di SD YPK Klayas Kampung Klayas Distrik Seget Kabupaten Sorong yang malah lumpuh sejak pandemi Covid-19 terjadi.
Juhra Nasir, Sorong
Seakan berbeda dari program peningkatan pendidikan pemerintah pusat, proses belajar-mengajar di SD YPK Klayas Kampung Klayas Distrik Seget Kabupaten Sorong justru lumpuh total sejak awal pandemi Covid-19 hingga saat ini atau hampir 2 tahun lamanya. Hal tersebut, berdampak pada para siswa atau generasi muda Kampung Klayas, khususnya anak-anak Papua. Padahal, generasi muda Klayas memiliki cita-cita yang sangat mulia, diantaranya menjadi Perawat (suster), Pilot hingga TNI/Polri. Namun, bagaimana cita-cita mulia tersebut dapat tercapai, jika kondisi pendidikan tidak diperhatikan.
Melihat kondisi pendidikan yang sangat mengkhawatirkan di Kampung Klayas, PT Kilang Pertamina Internasional RU VII Kasim (Kilang Kasim) menggandeng Wahana Visi Indonesia (NGO) sebagai mitra pelaksana CSR, melaksanakan pemberdayaan kepada masyarakat, salah satunya dengan menjadi guru dan menetap di Kampung Klayas selama 1 tahun.
Ketua Komite SD YPK Klayas, Yakob Kumuai menjelaskan sejak tahun 2020 atau sejak awal Covid-19 sekolah tidak melaksanakan proses belajar-mengajar hingga tahun 2021. Bahkan, sudah 2 tahun Kepala Sekolah maupun guru tidak lagi mengajar. ”2 tahun ini hanya saat pelaksanaan kenaikan kelas baru guru datang dan menetap hanya 1 minggu kemudian pergi lagi sampai sekarang tidak ada,” katanya kepada Radar Sorong, kemarin.
Diakui Yakob, segala upaya telah ia lakukan agar sekolah kembali melaksanakan proses belajar-mengajar, salah satunya dengan ia melaporkan lumpuhnya aktifitas sekolah kepada Pemerintah Kabupaten Sorong dalam hal ini, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sorong namun tidak ada tanggapan. ”Sudah 3 kali saya datangi Dinas Pendidikan, tapi tidak ada tanggapan atau turun ke kampung untuk melihat kondisi sekolah,”ujarnya.
Namun setelah adanya bantuan CSR Pertamina RU VII Kilang yang telah berlangsung selama 1 bulan dengan menyediakan pengajar, para siswa yang berjumlah 94 tersebut bisa mengenal huruf dan kembali belajar di sekolah. ”Di sini ada kelas 1 sampai kelas 6, dengan jumlah guru 3 saja, termasuk Kepala Sekolah. Tapi, karena Kepala Sekolah kunci kantor maka guru kelas pun tidak bisa mengajar karena tidak dapat mengambil kapur dan bahan ajar, sehingga mereka lebih memilih pulang,”ungkapnya.
Karena itu, Yakob berharap dengan adanya program Pertamina ini, dapat membantu Kampung Klayas dengan menyediakan guru, agar sekolah dapat beraktifitas lagi. Namun, ia khawatir bila program tersebut selesai maka proses belajar-mengajar kembali terhenti. ”Mungkin ada bantuan honorer kepada guru agar mereka bisa semangat kerja,”harapnya.
Salah satu orang tua murid, Benjamina Katumlas meminta agar Pemerintah Kabupaten Sorong Jangan melihat Kampung Klayas dengan sebelah mata tapi kalau boleh Pemkab Sorong melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan harus turun dan melihat kondisi kampung. ”Kami sangat kecewa dengan Pemerintah Kabupaten Sorong, kami sudah mengaduh tetapi dinas tidak pernah tanggapi kami. Bahkan, salah satu anak saya yang sudah lulus dari sini, tidak bisa sekolah karena Kepala Sekolah tidak memberikan ijazah,”ujarnya seraya menahan tangis.
Benjamina mengatakan dampak dari tutupnya sekolah, sehingga anak-anak melakukan aktifitas tidak bermanfaat yakni katapel burung, mandi laut bahkan ada yang tenggelam, sebab tidak adanya pendidikan yang baik. ”Makanya, saya minta agar perhatikan pendidikan ini karena anak-anak ini merupakan generasi muda, karena kami orang tua sudah bodok, jangan sampai anak kita juga bodok,” tukasnya dengan marah.
Vice President CSR & SMEPP Management Arya Dwi Paramita, mengatakan Tim CSR membantu program pendidikan di Kampung Klayas, karena merupakan wilayah terdekat operasi Kilang RU VII Kasim. Sebab, kehadiran Pertamina sebagai bagian dari Negara untuk membantu pendidikan anak-anak Klayas. ”Banyak sekali anak-anak Klayas memiliki cita-cita yang tinggi yakni menjadi seorang Suster, Pilot, Polisi bahkan Tentara. Saya juga berpesan agar anak-anak harus belajar agar pintar. Pertamina hadir di Klayas untuk memfasilitasi pendidikan sebagai bagian dari pemerintah tentunya BUMN hadir untuk memberikan manfaat,”ungkapnya.
Arya berharap kehadiran Pertamina selain memberikan akses pendidikan kepada putra-putri yang ada di pelosok demi mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (Sdgs). Program pendidikan ini ini salah satu pilar dari program tanggung jawab sosial dan lingkungan. ”Kami terus membina anak-anak Klayas, karena kami hadir untuk mengajar. Semoga, teman-teman dari Kilang RU VII Kasim akan bergantian untuk berbagi pengetahuan dan berbagi kebahagiaan,” imbuhnya. (***)