
SORONG-Peringati Hari Lahan Basah Sedunia, Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Papua Barat bersama Dinas Lingkungan Hidup Kehutanan dan Pertanahan (LHKP) Provinsi Papua Barat Daya, serta instasi lainnya menanam 150 bibit pohon buah di sepadan sungai Km 16 kota Sorong, Rabu (7/2).
Diketahui Tema hari lahan basah sedunia ini sejalan dengan visi Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) untuk memulihkan gambut, menghijaukan mangrove, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam rangka perayaan hari lahan basah sedunia, BRGM mendukung Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam aksi penanaman pohon serentak di ekosistem gambut dan mangrove pada tanggal 7 Februari 2024.
Provinsi Papua Barat Daya merupakan salah satu dari 13 provinsi yang menjadi lokasi penanaman pohon serentak pada peringatan hari lahan basah sedunia. Kegiatan rehabilitasi mangrove telah berlangsung sejak tahun 2021 – hingga saat ini dengan total luasan 2032 Ha dan melibatkan hingga 1756 orang yang tergabung dalam 49 Kelompok Masyarakat penerima manfaat dari kegiatan rehabilitasi mangrove.
Oleh karena itu, Provinsi Papua Barat Daya termasuk dalam salah satu wilayah prioritas BRGM untuk pelaksanaan percepatan rehabilitasi mangrove, dan akan terus berlangsung hingga tahun 2024.
Peringatan hari lahan basah ini digelar dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melestarikan ekosistem gambut dan mangrove.
Pada kesempatan ini, penanaman serentak dilakukan di Km 16 Kelurahan Klabim, Sorong Timur, Kota Sorong. Kegiatan ini digelar bersama seluruh pihak-pihak yang terkait, mulai dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Perusahaan Swasta, mitra Pembangunan, hingga LSM untuk melakukan seremoni penanaman mangrove secara bersama-sama pada lahan seluas 1 hektar milik UPT KLHK, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Papua Barat.
Kepala Kelompok Kerja Kerjasama, Hukum dan Hubungan Masyarakat, Didy Wurjanto, menyampaikan kepada media, betapa pentingnya kegiatan penanaman yang dilakukan ini, karena memberikan dampak dan manfaat yang sangat baik, tidak hanya bagi ekosistem mangrove, namun satwa/hewan yang berada di sekitar mangrove.
“Penanaman ini mampu menumbuhkan kembali pepohonan yang diharapkan menjadi koridor hijau bagi satwa yang berada disekitar,” katanya.
Didy mengatakan dengan pembenahan lahan kawasan perkantoran dikelolah secara baik maka masyarakat bisa rehabilitasi mangrove. Karena kedepannya akan ada rencana penanaman ratusan ribu mangrove di Papua Barat dan Papua Barat Daya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kehutanan dan Pertanahan (DLHKP) Provinsi Papua Barat Daya, Julian Kelly Kambu, ST.M.Si mewakili Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya, mengatakan bahwa Kegiatan ini menjadi komitmen provinsi untuk mengubah pola pikir warga bahwa pertumbuhan pembangunan akan meningkat jika ekologi berjalan seiring, sehingga konsep pembangunan berkelanjutan dapat terlaksana.
“Ini bukan kegiatan seremonial tapi ini menjadi komitmen kami di provinsi untuk mengubah mindset warga yang ada di tanah Papua bahwa pertumbuhan pembangunan, ekonomi, ekologi dan sosial harus berkonsep pembangunan berkelanjutan,” tegasnya.
“Dukungan dan partisipasi dari Pemerintah Daerah turut menjadi bagian penting dalam upaya percepatan rehabilitasi mangrove Provinsi Papua Barat Daya,” katanya.
Kedepannya Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Papua Barat Daya akan menggerakkan semua instansi pada setiap kegiatan untuk menanam agar mencegah pemanasan global.
Menurutnya kegiatan penanaman bersama ini adalah salah satu aksi, untuk memulai untuk merubah kebiasaan untuk berpartisipasi melakukan penanaman pohon. Yang mana bahwa kerusakan yang terjadi harus disudahi. Ia berharap dari kegiatan penanaman bersama ini dapat membuat ruang – ruang terbuka yang dapat dimanfaatkan dan dinikmati masyarakat.
“Apabila ingin banyak kupu – kupu maka tanam dan tumbuhkan banyak bunga, namun apabila manusia ingin menghirup udara bersih, maka wajib untuk menanam dan menjaga pohon – pohon disekitar,” pungkasnya.
Kemudian Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Papua Barat, Johny Santoso Silaban berharap dengan penanaman pohon tersebut dapat mencegah terjadinya banjir.
“Sebanyak 150 bibit pohon buah di tanam pada satu hektar lahan sepadan sungai yang berdekatan dengan Pusat Perkantoran Kehutanan dan Provinsi Papua Barat Daya,”
Menurutnya, Kawasan sepadan sungai yang bersebelahan dengan area yang rencananya akan dibangun kantor kehutanan dan kantor gubernur. Sehingga sejak saat ini kawasan tersebut harus dijaga dan dirawat agar bisa menjadi koridor satwa yang kedepannya juga dapat menjadi tempat rekreasi.
“Ini pohon yang ditanam pohon buah, seperti Mangga. Harapannya kalau sepadan sungai bagus, ini bisa menjadi koridor satwa dari mangrove. Kemudian bisa menjadi tempat lokasi rekreasi,” pungkasnya.(zia)