WAISAI – Kapal pelayaran perintis milik PT Pelni atau yang di kenal kapal Tol Laut KM Sabuk Nusantara 96 – 1.200 GT mengalami kandas di perairan dangkal, Kampung Rutum, Distrik Kepulauan Ayau, Kabupaten Raja Ampat.
Kepala Kampung Rutum, Distrik Kepulauan Ayau, Tomas Mirino kepada Radar Sorong melalui telepon seluler membenarkan telah mendapat laporan terkait adanya kapal perintis Sabuk Nusantara 96 kandas di perairan dangkal kampung Rutum, Distrik Kepulauan Ayau, Raja Ampat, sejak Minggu malam (20/2).
Sambung Tomas, KM Sabuk Nusantara 96 sebelumnya, berlayar dengan rute dari pelabuhan Waisai tujuan Kampung Kapadiri, Dorekar, Rutum dan terakhir menuju Fani. Namun, sebelum ke Fani, pada Minggu malam kapal tiba diperairan Kampung Rutum, setelah menurunkan penumpang, kapal berlabuh istirahat sementara beberapa jam di depan Kampung Rutum. Tapi sekitar jam 1 atau jam 2 (pagi dini hari) sebelum kapal berlayar menuju Fani, kapal sudah naik di tempat kering dan kandas karang,” ungkap Kepala Kampung Rutum Tomas Mirino kepada Radar Sorong melalui via seluler, Selasa malam (22/02) kemarin.
Tomas mengaku, lokasi kandasnya kapal Sabuk Nusantara 96 itu, merupakan kawasan karang yang bagus dimiliki oleh kampung Rutum. Dimana lokasi karang di perairan dangkal tersebut menurut Tomas, jarak dari kampung Rutum dengan lokasi kandasnya kapal kurang lebih sekitar 2 sampai 3 Km. “Biasanya masyarakat di kampung khususnya nelayan jadikan lokasi kandasnya kapal tersebut sebagai salah satu lokasi memancing ikan Goropa. Tapi kapal sudah karam di atas karang yang banyak dan bagus, yang saya pastikan karang hancur parah,” ujarnya.
Ditanya, apakah sudah ada petugas atau instansi terkait yang datang ke lokasi kandasnya kapal. Tomas mengatakan sampai hari ini (Selasa) belum ada petugas yang diturunkan ke lokasi kandasnya kapal.
“Kapal masih kandas diposisi itu, dan belum ada petugas yang turun ke lokasi kandasnya kapal, kebetulan bapak (Tomas) masih di Waisai, dan rencana mau hubungi pemerintah atau instansi terkait untuk datang ke lokasi kandasnya kapal,” jelasnya.
Tomas menjelaskan informasi awal yang diterimanya Senin siang (kemarin) lalu kepala Distrik, dan beberapa masyarakat di kampung sudah naik kapal untuk menemui kapten, dengan tujuan menyakan perihal terkait apa penyebab hingga kapal bisa kandas di perairan dangkal kampung Rutum.
“Tapi kata pak distrik, kapten kapal belum memberikan keterangan terkait penyebab kapal yang dinahkodainya itu bisa kandas karena kapten masih trauma,” bebernya. Sembari Tomas menambahkan, karena kapal Sabuk Nusantara 96 dipakai untuk melayani masyarakat diperairan Raja Ampat, maka permintaan masyarakat kalau bisa kapal dikeluarkan secepatnya dari lokasi tersebut, sehingga kapal bisa kembali melayani masyarakat.
Sementara, hingga berita ini diterbitkan belum ada satupun instansi terkait memberikan keterangan resmi terkait kandasnya kapal Sabuk Nusantara 96 di perairan dangkal Kampung Rutum, Distrik Kepulauan Ayau, Raja Ampat.(hjw)