JAYAPURA – Kasus penembakan warga di Kabupaten Dogiyai memasuki babak baru. Panitia Khusus (Pansus) DPRD Dogiyai mengungkap ada 5 warga yang ditembak polisi dan 1 di antaranya tewas.
Hal tersebut diungkap Ketua Pansus Kemanusiaan DPRD Dogiyai Yusak Ernes saat mendatangi Kantor Perwakilan Komnas HAM di Kota Jayapura, Selasa (28/2). Pansus menemukan ada 5 orang yang menjadi korban kerusuhan pada tanggal 21 Januari 2023 lalu. “Fakta yang kami temukan ada 5 orang menjadi korban kekerasan aparat,” papar Yusak kepada wartawan seperti dikutip dari detikcom, Selasa (28/2/2023).
Yusak mengungkapkan, salah korban tewas yakni Yulianus Tebay (29). Sementara empat lainnya trauma pascapenembakan, yakni Vincent Dogomo (22), Amandus Dogomo (22) Thomas Dogomo (24) dan Alfons Kegiye (29). “Para korban itu Yulianus Tebay meninggal akibat luka tembak di bagian kiri. Sedangkan korban luka tembak lainnya yakni Vincent Dogomo luka tembak dibagian tangan kiri dan paha hancur, Amandus Dogomo luka tembak di tangan kiri dan bahu kiri dan Thomas Dogomo luka tembak di kaki kiri. Sedangkan korban trauma akibat mobilnya ditembaki polisi yakni Alfons Kegiye,” terangnya.
Yusak menegaskan kejadian ini merupakan pelanggaran HAM yang dilakukan oleh anggota Polres Paniai dan Dogiyai. Dia mendesak Komnas HAM dan Polda Papua mengusut kasus ini. “Kami meminta kepada Komnas HAM untuk membentuk tim pencari fakta untuk menyelidiki kasus pelanggaran HAM yang terjadi di Mapia Dogiyai,” tegasnya. “Makanya kami datang ke sini untuk membuat pengaduan. Disamping itu kami juga telah meminta LBH untuk mendampingi kami serta sebelumnya juga sudah membuat laporan polisi ke Polda Papua,” imbuhnya.
Kepala Perwakilan Komnas HAM Wilayah Papua Frits Ramandey menerangkan pihaknya mengapresiasi upaya Pansus Kemanusiaan yang dibentuk oleh DPRD Dogiyai yang mengawal kasus ini. Pihaknya juga telah mendapat beberapa dokumen terkait fakta hasil kerja-kerja Pansus. “Nah Komnas sendiri sudah menerima 2 pengaduan terkait kasus di Dogiyai yang terjadi 21 Januari 2023 lalu. Nah kedatangan teman-teman Pansus dengan beberapa dokumen yang mereka bawa tentu akan kami laporan kan secepatnya kepada pimpinan Komnas HAM di Jakarta,” jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, seorang polisi yang mengawal truk di Kabupaten Dogiyai menembak mati seorang pria bernama Yulianus Tebai (31). Penembakan maut tersebut memicu aksi protes dan pembakaran sejumlah kios. Insiden penembakan ini terjadi di sekitaran Kampung Gopouya, Kabupaten Dogiyai, sekitar pukul 13.00 WIT, Sabtu (21/1). Oknum polisi itu kini ditahan di Polres Nabire.
Polisi mengungkap penembakan maut ini berawal dari pemalakan oleh sejumlah pemuda mabuk terhadap sopir truk yang melintas di lokasi. Sementara oknum polisi yang menembak disebut sedang mengawal truk-truk yang dipalak itu. “Sampai sejauh ini polisi masih mendalami kasus penembakan di Dogiyai. Namun peristiwa itu didasari atas pemalakan yang berujung penembakan dan pembakaran beberapa kios oleh massa,” kata Kabid Humas Polda Papua Kombes Benny Ady Prabowo, 21 Januari lalu.
Penembakan ini pun memicu kerusuhan hingga sejumlah kios dibakar. Dua truk juga dilaporkan dirusak massa. “Kita belum tau siapa pelaku pembakaran. Pasti kita akan selidiki. Karena tak dibenarkan adanya aksi pembakaran itu,” jelasnya. (sar/hsr/detikcom)