AIMAS – Ikatan Keluarga Seni Jawa (IKSJ) mengadakan Pagelaran Wayang Kulit di kediaman Ketua IKSJ Provinsi Papua Barat, Sunaryo di Jl. Durian Jalur B Malawili Aimas Kabupaten Sorong pada Minggu (09/12) malam sampai Senin (10/12) dini hari. Pagelaran tersebut dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW dan juga untuk melestarikan wayang kulit, dengan thema: Meneladani Nabi Muhammad SAW dalam Kehidupan Sehari-hari di Papua.
Yang bertindak selaku dalang yaitu Ki Dalang Musaji, Ki Dalang Ahmad Shodiq, Ki Dalang Slamet, dan Ki Dalang Misdiyanto.
Dalam acara itu juga dihadiri Komandan Lantamal XIV Sorong Laksamana Pertama TNI Imam Musani, SE, MM, M.Tr. Opsla., anggota DPR Provinsi Papua Barat Ir. Eko Tavip Maryanto, MT, Ketua Bapera (Barisan Pemuda Nusantara) Provinsi Papua Barat Drs. Bernard Sagrim, MM, Rektor Unimuda Dr.H. Rustamadji, M.Si, Ketua PCNU Kabupaten Sorong KH. Rofiul Amri, M.PdI, Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Sorong Lexi Durimalang, Ketua Ikaswara Kabupaten Sorong Sutikno, Ketua Ikaswara Kota Sorong Tupono, serta para tamu undangan lainnya dan warga masyarakat.
Ketua IKSJ Papua Barat, Sunaryo saat diwawancarai Radar Sorong mengatakan bahwa, Pagelaran Wayang
ini adalah kegiatan kolaborasi terkait dengan seni budaya Jawa di Papua Barat khususnya di Kabupaten Sorong itu sudah hampir punah. “Sehingga saya memiliki sedikit inovasi untuk berkolaborasi dalam rangka peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW ini kami bekerjasama dg Lesbumi (Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia), NU dan Bapera, sehingga kegiatan ini bisa terlaksana, ini adalah dalam rangka dakwah, semoga masyarakat muslim di Kabupaten Sorong dan khususnya Papua Barat pada umumnya dapat meneladani apa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW,” terangnya.
IKSJ menggunakan media wayang untuk dakwah, sehingga nanti di kemudian hari siapa tahu anak- cucu ada yang mempunyai bibit-bibit seni Jawa bisa tetap melestarikan bersama-sama.”Tentunya kami sebagai generasi tua, seandainya tidak ada kami-kami ini kayaknya budaya Jawa di sini tidak ada yang menghidupkan,” ungkapnya seraya mengatakan bahwa IKSJ dibentuk pada bulan Maret 2021.
Peralatan untuk pagelaran wayang itu milik masing-masing, dulu jaman transmigrasi masih mendapat jatah gamelan, tapi yang ada saat ini sudah campuran dari beberapa desa / unit digabung jadi satu.”Memang alatnya sudah banyak yang hilang, jadi ini gabungan dari kepemilikan beberapa desa / unit pada saat itu, mana yg larasnya masih bisa kita pakai. Itu saking prihatinnya,” tandasnya.
Sementara itu, Komandan Lantamal XIV Sorong, Laksamana Pertama TNI Imam Musani saat diwawancarai Radar Sorong mengatakan bahwa, budaya seperti wayang kulit ini harus ada yg melestarikan, dan harus ada perhatian dari pemerintah daerah.”Bukan hanya wayang kulit, tapi semua budaya asli Indonesia itu mestinya dibina, seperti hal-hal begini sangat positif ada lembaga yang bisa membantu untuk menyelenggarakan ini,” terangnya.
Berdasar pengalaman Imam Musani saat bertugas di Tanjung Pinang waktu itu semua grup kesenian, sanggar-sanggar tari itu ada perhatian dari pemerintah daerah.”Setiap 3 bulan sekali diberi kesempatan untuk tampil di ruang publik dan diberi semacam uang pembinaan, sehingga sanggar-sanggar kesenian itu semuanya hidup, mungkin di sini bisa disarankan kepada pemerintah daerah, sehingga para pemuda punya kegiatan di samping kegiatan yang rutin sekolah nanti di luar sekolah bisa latihan kesenian seperti ini, mungkin di karang taruna bisa kita latih, apalagi alatnya sudah ada begini, sehingga ke depannya lebih bagus,” pungkasnya.(akh)