BMKG Himbau Warga Waspadai Cuaca Ekstrem Hingga 3 September
AIMAS – Akibat cuaca buruk di sekitaran Kabupaten Sorong pada Minggu (28/8) siang, helikopter yang ditumpangi rombongan Penjabat Gubernur Papua Barat, Komjen Pol (Purn) Drs. Paulus Waterpauw,M.Si mendarat darurat di Alun-Alun Aimas Kabupaten Sorong.
Helikopter Pk – SNX Air Bus H130 yang diterbangkan oleh Kapten Hendra dan Enginer Nindo mendarat darurat di Alun-Alun Aimas sekitar pukul 14.15 WIT. Adapun penumpang Helikopter diantaranya Komjen Pol (Purn) Paulus Waterpauw dan ajudan, Yan Ramar, serta Asisten II Provinsi Papua Barat, M Werinusa, Kabag Protokol Provinsi Papua Barat, Helen F D, dan Staf Khusus Gubernur, Ricardo H.
Informasi yang diterima Radar Sorong, helikopter tersebut membawa rombongan Penjabat Gubernur Papua Barat terbang dari Fakfak menuju Bandara DEO Sorong. Sebelumnya, pada pukul 12.30 WIT, helikopter terbang meninggalkan Fakfak melalui Bandara Torea. Namun karena cuaca buruk sehingga pada Pukul 14.15 WIT, helikopter terpaksa mendarat darurat di Alun-Alun Aimas Kabupaten Sorong.
Usai mendarat darurat, selanjutnya Pawas Polres Sorong, Ipda M. Dahlan bersama anggota Polres Sorong menjemput Penjabat Gubernur Papua Barat beserta rombongan dan membawa menuju CFC di seberang Alun-Alun Aimas sisi utara untuk beristirahat.
Kurang dari 30 menit setelahnya, Penjabat Bupati Sorong, Yan Piet Mosso,S.Sos,M.Si tiba di CFC untuk bertemu dengan Penjabat Gubernur Papua Barat Paulus Waterpauw dan rombongan. Kemudian disusul kedatangan Kapolres Sorong, AKBP Iwan P Manurung, S.IK sekitar pukul 15.00 WIT.
Selang beberapa saat, helikopter PK- SNX Air Bus H130 terpantau terbang meninggalkan Alun-Alun Aimas menuju Bandara DEO Sorong. Sementara Penjabat Gubernur Papua Barat dan rombongan menuju Hotel Aimas untuk beristirahat dan makan bersama Muspida Kabupaten Sorong. Usai pertemuan tersebut, Gubernur Papua Barat dan rombongan meninggalkan Hotel Aimas menuju Kota Sorong dengan menempuh perjalanan darat.
Sementara itu, Deputi Bidang Meteorologi, Guswanto, Sabtu (27/8) mengatakan bahwa BMKG memonitor perkembangan kondisi cuaca di seluruh wilayah Indonesia, dimana saat ini diindikasikan terdapat potensi signifikansi dinamika atmosfer yang dapat berdampak pada peningkatan curah hujan di beberapa wilayah Indonesia termasuk Papua Barat khususnya Kota Sorong.
Hasil analisis kondisi dinamika atmosfer terkini menunjukkan adanya potensi belokan dan perlambatan angin yang dapat meningkatkan pola konvektifitas, diprediksi aktifnya fenomena MJO, aktifnya Gelombang Rossby yang dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia dalam beberapa hari ke depan.
Berdasarkan kondisi tersebut, BMKG memprakirakan potensi curah hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang untuk periode 28 Agustus hingga 3 September 2022 dapat terjadi di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kep. Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua.
Sedangkan untuk periode 27 hingga 29 Agustus 2022, berdasarkan Prakiraan Berbasis Dampak, wilayah yang berpotensi terdampak Hujan Lebat dengan Kategori Siaga perlu diwaspadai di wilayah Bangka Belitung, Bengkulu, Sumatera Barat, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah dan Maluku “Diharapkan pihak-pihak terkait melakukan persiapan antara lain Memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air siap untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan,” ujarnya.
Guswanto mengatakan agar perlu melakukan penataan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan, tidak melakukan pemotongan lereng atau penebangan pohon yang tidak terkontrol serta melakukan program penghijauan secara lebih masif. Selain itu, melakukan pemangkasan dahan dan ranting pohon yang rapuh, dan menguatkan tegakan/tiang agar tidak roboh tertiup angin kencang. Menggencarkan secara lebih masif melalui sosialisasi, edukasi dan literasi untuk meningkatkan pemahaman, kepedulian Pemerintah Daerah, masyarakat dan pihak terkait dalam pencegahan/pengurangan risiko bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang, puting beliung dan gelombang tinggi.
Ia juga menambahkan Lebih mengintensifkan koordinasi, sinergi, dan komunikasi antar pihak terkait untuk kesiapsiagaan antisipasi bencana hidrometrorologi. “Terus memonitor informasi perkembangan cuaca dan Peringatan Dini Cuaca Ekstrem dari BMKG, secara lebih rinci dan detail untuk tiap kecamatan di seluruh wilayah Indonesia, melalui Website BMKG https://www.bmkg.go.id, untuk prakiraan cuaca hingga level Kecamatan. Atau dapat langsung menghubungi kantor BMKG terdekat,” pungkasnya. (ayu/**/zia)