SORONG – Pasca gempa bumi tektonik berkekuatan M 5.5 pada Minggu (19/12) dini hari , sampai tadi malam (19/12), gempabumi susulan (aftershock) masih terus terjadi dengan rata-rata kekuatan 2,6 – 3,1 magnitudo.
Dari informasi BMKG, sejak pukul 17.23 WIT hingga pukul 22.50 WIT tadi malam, sudah terjadi 15 kali gempabumi susulan. Sebelumnya, pada siang hari, hasil analisa BKMG, gempa diketahui berlokasi di laut pada jarak 46 Km arah Timur Laut Kota Sorong, Papua Barat pada kedalaman 32 Km, dimana, tercatat sebanyak 63 kali gempa susulan. Gempa susulan ini dirasakan hanya 9 dan 54 gempa kecil yang tidak dirasa.
Hingga berita ini dilansir tadi malam (19/12),BMKG masih terus merilis gempa susulan, seperti yang terjadi pada pukul 21.22 WIT,gempa Mag 3, 0 dengan lokasi 43 Km Timur Laut Kota Sorong, kedalaman 10 Km namun, gempa bumi tersebut tidak dirasakan warga dan tidak berpotensi tsunami.
“Hiangga hari Minggu , 19 Desember 2021, pukul 19.00 WIT hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 75 kali aktivitas gempa susulan(aftershock) dengan magnitude M 1,9- M 4,9,”ungkap Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno,M.Si.
Sementara itu , Kepala Stasiun Geofisika Sorong, Rully O. Hermawan, S.Kom.,M.Kom yang dihubungi Radar Sorong Minggu malam (19/12) membenarkan adanya gempabumi susulan yang terjadi berkali-kali tersebut. Hanya saja Rully Hermawan minta masyarakat tidak perlu panik, dimana gempabumi di Sorong Papua Barat ini tidak berpotensi tsunami.
Selain itu Kepala Stasiun Geofisika Sorong, Rully Hermawan juga minta warga tidak terhasut informasi atau berita hoax yang muncul pasca gempa 5,5 Magnitudo. “Untuk gempabumi di Sorong ini, tidak menimbulkan tsunami. Kami minta kepada masyarakat untuk tidak panik, tetap waspada, kemudian pastikan lingkungan kita aman. Kami pun tetap akan monitoring terus,”ujar Rully kepada Radar Sorong, kemarin.
Dijelaslkan oleh Rully, gempabumi terjadi akibat pergerakkan lempeng sesar Sorong, yang tentunya akan mempengaruhi kondisi lempeng tersebut. Namun, sebetulnya itu hal yang umum, karena gempa merupakan tumpukkan daripada sesar yang ada, sehingga tentu akan mempengaruhi bentuk dan pergerakkan lempeng tersebut.
”Akibat yang ditimbulkan, dari sisi tsunami sudah diimbau oleh BMKG bahwasannya gempa ini tidak menimbulkan tsunami, sebab tsunami bisa terjadi ketika gempabumi terjadi di laut dan diatas 7 SR, kemudian sesarnya naik turun sehingga bisa menyebabkan tsunami,”tuturnya.
Sebagai kewaspadaan, sambung Rully bahwasnya gempabumi itu tetap ada setiap waktu. Karena, sebelum gempa di bagian Timur laut Kota Sorong, BMKG sudah mencatat setiap waktu gempabumi kecil yang terjadi di Kabupaten Raja Ampat dan Kabupaten Tambrauw, namun ada yang dirasakan ada yang tidak.
”Kami berharap agar warga masyarakat tetap memastikan informasi resmi hanya dari kanal resmi BMKG dan tidak percaya pada hoax yang ada. Gempa itu tidak bisa diprediksi, bukan hanya di Indonesia, di negara manapun belum memiliki kemampuan memprediksi. Namun, kami tetap memonitoring,”tuturnya.
Karena tidak bisa diprediksi, BMKG pun tidak bisa merilis adanya peringatan dini dari gempabumi tersebut. “Kalau tsunami kita bisa keluarkan peringatan dini dari adanya gempa terjadi berapa kali. Kalau cuaca kita bisa presdiksi dari adanya pergerakan awan, serta didukung alat yang menunjang,”ujar Rully.
Gempa ,5, 5 M, Tidak Timbulkan Kerusakan dan Korban Jiwa
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sorong memastikan gempabumi 5,5 Magnitudo yang mengguncang Kota Sorong paa Minggu dini tidak menimbulkan adanya kerusakan maupn korban jiwa. ”Terkait dengan gempabumi yang terjadi di wilayah Kota Sorong pada pukul 03:26 WIT dengan 5.5 SR, sampai saat ini belum ada laporan yang masuk ke kami, kerusakan maupun korban jiwa akibat gempa tersebut,” ujar Kepala BPBD Kota Sorong Herlin Sasabone kepada Radar Sorong, Minggu (19/12).
Herlin menjelaskan bahwa di Kota Sorong memiliki 9 potensi bencana. Sehingga ia mengimbau masyarakat Kota Sorong untuk tetap Waspada terhadap potensi-potensi bencana yang ada.
”Dalam hal ini yang baru saja terjadi bencana gempa bumi karena kita tidak dapat memprediksi kapan terjadinya. Namun dengan pergeseran lempeng Ini kemungkinan lempeng yang berada di wilayah sesar Sorong. Sehingga Kami menghimbau masyarakat agar waspada dan tidak panik,” jelasnya.
Ketika gempa bumi terjadi, Herlin meminta warga hal utama yang dilakukan adalah mengevakuasi anggota keluarga terutama lansia, anak-anak kecil terlebih dahulu kemudian berada pada tempat-tempat yang aman.
”Jadi warga masyarakat agar selalu waspada karena kita tidak tahu pergeseran lempeng ini bergerak setiap saat. Dan biasanya dalam pergeseran lempeng ini agak besar maka akan terjadi gempa bumi,” tegasnya.
Kepala BPBD Kota Sorong yang murah senyum ini juga, mengaku terkejut akan gempa bumi yang terjadi. Terlebih ia tinggal di Km 8 yang benar-benar merasakan guncangan gempa bumi tersebut membuatnya dan keluarga sontak terbangun dari tidur.
”Bangunlah, saya kaget masih dengan getaran. Masih berasa getaran dan evakuasi anak-anak keluar rumah. Kemudian saya koordinasi dengan BMKG bahwa memang benar terjadi gempa. Terasa sekali, 3 detik lumayan terasa sekali,” ceritanya tentang gempa ,5,5 Magnitudo pada Minggu dini hari lalu. (juh/zia)