SORONG– Sepekan kepergian alm Kesia Lestaluhu (20), yang dibunuh oknum anggota TNI AL, tersangka Agus Suyono Wahyudi, keluarga almarhum dan keluarga besar masyarakat Maluku di Sorong, Papua Barat Daya menggelar doa bersama dan aksi bakar lilin, di jalan utama, depan Markas Pomal Lantamal XIV/Sorong, Sabtu petang (18/1).
Sebelum aksi bakar lilin digelar, Ketua Perhimpunan Keluarga Pulau Ambon, Aloysius bersama tokoh masyarakat Maluku Sanusi Rahaningmas, Ketua Ikatan Pemuda Maluku Bersatu Papua Barat Daya, Saman Bugis, dan dan sejumlah pengurus organisasi masyarakat Maluku menemui Wadanpomal yang juga Kasilidkrim Pomal Lantamal XIV Sorong, Mayor (PM) Anton Sugiharto untuk menyampaikan adanya aksi doa bersama dan bakal lilin di depan Mapomal.
Dalam koordinasi di gazebo Pomal Lantamal XIV, ketua-ketua dan perwakilan pengurus organisasi masyarakat dan pemuda Maluku minta agar Pomal transparan dalam menangani kasus pembunuhan di Pantai Saoka, Minggu (12/1).
“POM yang menangani masalah ini, bapak dengan anak buahnya bapak itu tolong dikeduakan dulu. Yang bapak harus utamakan itu kemanusiaan. Lihat dari sisi kemanusiaannya saja bapak. Masalah bapak dengan anak buahnya bapak tetap diproses secara hukum. Tapi yang bapak utamakan itu sisi kemanusioaan, supaya masalah ini bisa diselesaikan dengan seadil-adilnya,”ujar Sekretaris Perhimpunan Keluarga Pulau Ambon kepada Wadanpomal.
Dalam menuntut keadilan, masyarakat Maluku minta pelaku dihukum seberat-beratnya. “Kalau bisa dihukum mati, dihukum mati. Itu harapan dari keluarga besar Maluku. “Betul, nyawa ganti nyawa,”imbuh masyarakat Maluku yang menyaksikan perbincangan Wadanpomal dengan pengurus dan perwakilan masyarakat Maluku.
Usai berkoordinasi dengan Wadanpomal, aksi bakar lilin pun digelar dengan diawali doa bersama yang berlangsung khidmat dengan suasana penuh duka mendalam.
Ketua Perhimpunan Keluarga Pulau Ambon, Aloysius mengatakan, dengan adanya permintaan keluarga korban kepada Perhimpunan Keluarga Maluku Besar, maka hari ini, Sabtu (18/1) yang merupakan hari ketujuh tewasnya Kesia, maka digelar doa bersama dan aksi bakar lilin.
“Kasus ini, kami pengurus Keluarga Pulau Ambon dan Keluarga Masyarakat Maluku akan tetap kawal , kita kawal mulai dari pemeriksaan, kami pengurus ada di Polresta juga di Pomal, lewat kuasa hukum yang ditunjuk oleh pengurus untuk selalu mendampingi saksi, keluarga korban dan juga mewakili pengurus.
“Tadi kita sudah berdoa dan bakar lilin, kiranya almarhum bisa damai dan tenang dan kami semua menanti proses hukum yang sementara berjalan,”ujar Aloysius.
“Saya mewakili warga Maluku, menyampaikan kepada semua pihak, khususnya TNI AL agar proses hukum ini dapat berjalan seadil-adilnya dan pelaku dihukum seberat-beratnya sesuai perbuatannya. Karena masalah ini bisa terjadi buat siapa saja, buat keluarga kita sendiri. Jadi mohon keterbukaan sehingga kepercayaaan publik kepada TNI AL dapat terjaga dengan baik,”imbuh Aloysius.

Sementara itu, Ketua Ikatan Pemuda Maluku Bersatu Papua Barat Daya yang juga Ketua Pemuda Kei se-Sorong Raya, Saman Bugis, S.Sos beharap kepada pihak TNI AL agar proses rekonstruksi yang rencananya akan digelar Senin (201/) dapat dilaksanakan secara terbuka, transparan kepada semua masyarakat di Kota Sorong.

Saman Bugis yang sehari-hari anggota DPRD Kota Sorong juga berharap kepada keluarga besar Maluku untuk tidak cepat menanggapi isu-isu hoax atau informasi-informasi dari orang lain selain dari Ketua Keluarga Pulau Ambon Aloysius.
Sementara tokoh masyarakat Maluku, Sanusi Rahaningmas mengatakan, aksi doa bersama yang diikuti bakar lilin menunjukkan adanya kebersamaan dan kekompakan sebagai basudara Maluku.
“Saya berharap persoalan ini bukan hanya sebatas Kesia, kalau kedepan atau persoalan-persoalan lain yang menimpa masyarakat Maluku maka mari kitorang bergandengan tangan, menunjukkan bahwa kitorang orang Maluku itu ada, menyatakan sikap, membantu, membela saudara kita yang teraniaya,”ujar Sanusi Rahaningmas, mantan anggota DPD RI.
Dikatakan, bahwa masyarakat Maluku hadir untuk melihat kesengsaraan, melihat penganiayaan dan pembunuhan sadis yang menimpa Kesia. “Bukan saja Kesia, tapi kedeoan jangan lagi terjadi kepada saudara-saudara kita yang lain, maka kita bergandengan tangan melawan segala intimidasi, kekerasan, kekejian yang menimpa masyarakat Maluku yang berada di perantauan,”ujar Sanusi Rahaningmas.
Pantauan media ini, aksi doa bersama dan bakar lilin di depan Mapomal Lantamal XIV/Sorong diikuti masyarakat Maluku dengan masing-masing memegang lilin dan membakarnya. Bukan hanya orang dewasa, anak-anak kecil pun dengan penuh antusias ikutu dalam aksi bakar seribu lilin .
Saat baru tiba di depan Mapomal, ibu Kesia Amina Letale didampingi suami dan putrunya, tampak menangis seraya mendekap erat bingkai foto alm Kesia. Adik almarhum juga sangat paham dengan kepergian almarhum. Beberapa kali, Ia pun tampak mengusap-ngusap kaca bingkai foto almarhum yang didekap ibunya.
Aksi bakar lilin yang berlangsung hingga malam hari menarik perhatian warga yang lewat di depan jalan utama Mapomal Lantamal XIV. Dengan memancarkan nyala api, lilin yang diatur memanjang semuanya tampak indah. (ros)