JAKARTA – Kaimana, yang dikenal sebagai “Kerajaan Ikan” (Kingdom of Fish), semakin mengukuhkan diri sebagai destinasi ekowisata berbasis konservasi yang berkelanjutan. Dengan kekayaan biodiversitas lautnya, keindahan terumbu karang, serta kearifan lokal yang menjaga keseimbangan alam, Kaimana menjadi contoh nyata bahwa pariwisata dapat berjalan seiring dengan pelestarian lingkungan.
Sebagai bagian dari kampanye kesadaran konservasi alam, Prilly Latuconsina, aktris yang juga pegiat lingkungan membagikan pengalamannya setelah menjelajahi Kaimana dan melihat langsung upaya konservasi yang dilakukan masyarakat, pemerintah setempat, dan juga Konservasi Indonesia (KI) sebagai mitra pembangunan.
“Setelah mengunjungi Kaimana dan mendatangi spot-spot diving di Kaimana di Teluk Triton seperti Bo’s Rainbow, Larry’s Dive Heaven, Christmas Rock, hingga Teluk Bicari yang menjadi tempat pertemuan hiu paus dan lumba-lumba, aku sangat yakin bahwa kabupaten ini adalah surga tersembunyi yang harus kita jaga. Bukan hanya oleh masyarakat setempat, tapi kita semua yang mengunjunginya,” ujar Prilly.
Tidak hanya menyusuri keindahan bawah laut perairan Kaimana, Prilly juga sempat mendatangi Danau Ubur-ubur hingga, hutan menyusuri hutan mangrove di Kampung Marsi. Sedangkan, di Kampung Namatota, Prilly mengaku mendapat kesempatan berharga saat dapat memelajari proses transplantasi terumbu karang. “Aku benar-benar kagum dengan pemahaman masyarakat di Kaimana yang ingin terus melindungi alam agar dapat dinikmati hingga generasi mereka ke depan,” tutur aktris yang telah didaulat sebagai Kawan Hiu Paus Konservasi Indonesia.
Dalam upaya menjaga kelestarian ekosistemnya, KI bersama dengan masyarakat adat, pemerintah daerah, serta berbagai mitra konservasi, terus berkolaborasi untuk mengembangkan pariwisata yang bertanggung jawab dan berkelanjutan. Salah satu inisiatif utama adalah perlindungan ekosistem laut dan mangrove seluas lebih dari 52 ribu hektar, yang menjadi habitat penting bagi spesies bernilai ekonomi dan ekologi, termasuk hiu paus dan lumba-lumba Indo-Pasifik.
“Kaimana memiliki keanekaragaman hayati yang luar biasa. Dengan pendekatan konservasi berbasis masyarakat dan pengelolaan wisata yang bijak, kami percaya Kaimana bisa menjadi ikon ekowisata baru seperti Raja Ampat,” ujar Meizani Irmadhiany, Senior Vice President & Executive Chair Konservasi Indonesia.
Sejak 2013, upaya konservasi di Kaimana telah menunjukkan hasil yang luar biasa. Berdasarkan pemantauan KI pada 2020, Kaimana telah menjadi rumah bagi 1.157 spesies ikan dan 492 jenis terumbu karang, yang menjadikannya salah satu ekosistem laut terkaya di dunia. Selain itu, imbuh Meizani, dijaganya tradisi Sasi Nggama oleh masyarakat adat yang merupakan sebuah sistem kearifan lokal yang mengatur pemanfaatan sumber daya laut, menjadikan perlindungan melalui tradisi berdampak besar pada perekonomian masyarakat. (**/ros)