Sisi Selatan Dibangun Lebih Megah
AIMAS – Bertepatan dengan peringatan Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober 2021, Gubernur Jawa Barat, Mochamad Ridwan Kamil,ST,M.Ud, didampingi Bupati Sorong, Dr. Johny Kamuru,SH,MSi, Jumat (1/10), meresmikan Ruang Terbuka Publik (RTP) Alun-Alun Aimas (sisi utara). Alun-Alun senilai Rp 22 miliar itu, kini menjadi ikon baru Kabupaten Sorong Provinsi Papua Barat.
Alun-Alun Aimas yang mulai dibangun tahun 2017 lalu, ditunjang dengan beberapa fasilitas olahraga seperti lapangan voli, lapangan basket, lintasan lari, serta beberapa fasilitas permainan anak. Bukan hanya itu, Alun-Alun Aimas juga dilengkapi fasilitas wifi gratis yang bisa diakses seluruh warga Kabupaten Sorong.
Ridwan Kamil yang akrab disapa Kang Emil, merupakan arsitek di balik terwujudnya RTP Alun-Alun Aimas. Beliau-lah yang mendesain bangunan tersebut saat masih menjadi Wali Kota Bandung pada 2017 lalu. Bagi Kang Emil, alun-alun adalah satu tempat yang akan selalu dirindukan masyarakat, sehingga dalam tempat tersebut juga harus mewadahi semua fungsi serta menjadi ruang demokrasi. “Kaya atau miskin ngumpulnya disini, bahkan pedagang mama-mama Papua juga memiliki tempat disini. Inilah tempat istimewa yang jadi jantungnya Kabupaten Sorong,” ujar Kang Emil.
Karena itu, ketika mendesain bangunan tersebut, dirinya memberikan sentuhan semangat budaya melalui ragam hiasnya. Bagian tersebut dihadirkan pada polanya, juga ragam hias sebagai pembatas yang terinspirasi dari pohon besar di Sorong. Ide itu kemudian diperlihatkan pada struktur bangunan bagian depan dari Alun-Alun Aimas. “Bangunan ini saya desain dengan memberikan simbol budaya sebagai pembeda antara Alun-Alun Kabupaten Sorong dengan alun-alun di daerah lain. Ciri khas di sini adalah ragam hias seperti pohon, hutan, dan lain lain. Jadi design ini hanya satu-satunya, dan hanya ada di Kabupaten Sorong karena yang namanya design tidak boleh diulang,” kata Ridwan Kamil kepada wartawan usai peresmian RTP Alun-alun Aimas, Jumat (1/10). “Ini baru pembangunan tahap satu di sisi utara, untuk ruang publiknya. Tahap dua di sisi selatan nanti lebih megah lagi, ada koridor, ada menara, desainnya adalah untuk kegiatan upacara,” sambungnya.
Pembangunan Alun-Alun sisi selatan ditaksir akan menelan biaya hingga Rp 31 miliar. Oleh karenanya, Kang Emil juga menyampaikan berita baik bahwa biaya pembangunan tahap dua (sisi selatan) Alun-Alun Aimas nantinya akan dibantu oleh pemerintah pusat. “Pesan saya, setelah peresmian nanti, bawa berita perasmian kepada Pak Mahfud Md yang berjanji akan membiayai pembangunan tahap dua. Kalau tidak salah biaya pembangunannya tidak menggunakan APBN, sehingga bisa dibangun kapan saja,” pesan Kang Emil yang merupakan sahabat karib Bupati Sorong, Dr. Johny Kamuru,SH,MSi.
Kang Emil berharap dengan hadirnya alun-alun baru ini, Kabupaten Sorong bisa semakin maju. Ia berharap masyarakat juga dapat memanfaatkan RTP yang representatif tersebut untuk segala aktivitas positif. Satu pesan penting yang juga dititipkan kepada Bupati Sorong, yakni, ia meminta bupati mengirimkan potret aktivitas masyarakat di Alun-Alun tersebut, sehingga dapat menambah nilai kebahagiaan.
Sementara itu, Bupati Sorong Dr Johny Kamuru,SH,MSi merasa sangat bersyukur atas kebaikan hati Kang Emil yang telah bersedia memberikan desain terbaik Alun-Alun Aimas, serta telah bersedia meresmikan langsung bangunan dari hasil karyanya tersebut. Menurut Johny Kamuru, hal tersebut adalah komitmen hati yang luar biasa dari seorang Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. “Saat saya dan Pak Wakil menghadap, Kang Emil masih Wali Kota Bandung yang saat itu juga tengah mempersiapkan diri maju Cagub Jawa Barat. Namun di tengah kesibukan tersebut, beliau bersedia meluangkan waktu bahkan bersedia membantu. Saya kira itu adalah komitmen hati yang luar biasa dari seorang Gubernur Jawa Barat,” ucap Johny Kamuru.
Setelah impian tersebut terwujud, lanjut Bupati Sorong, PR besar yang harus dikerjakan adalah menjaga Alun-Alun tersebut sebagai aset bersama milik seluruh masyarakat Kabupaten Sorong. Ia meminta masyarakat harus merasa memiliki sehingga mereka juga mau menjaga apa yang dimiliki tersebut. “Ini bukan milik pihak tertentu, bukan milik pemerintah, ini milik kita bersama, milik seluruh masyarakat Kabupaten Sorong. Jadi saya minta kita bisa bersama-sama menjadi aset ini. Jangan dikotori, jangan dirusak,” imbuhnya. (ayu)