AIMAS-Fakultas Sains dam Teknologi Universitas Pendidikan Muhammadiyah (Unimuda) Sorong melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat Kampung Wonosari, Kabupaten Sorong melalui pelatihan di bidang pertanian dan peternakan.
Program tersebut dilaksanakan oleh mahasiswa Prodi S1 Peternakan dalam Program Kemitraan Masyarakat (PKM) dengan tema ‘Introduksi Rumput Unggul dan Intensifikasi Sapi Bali Berbasis Zero Waste Farming’. Kegiatan ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan partisipatif yang melibatkan masyarakat serta aparat pemerintahan. Dana yang digunakan untuk giat tersebut bersumber dari DRPM Kementerian Riset dan Teknologi/ Badan Riset dan Inovasi Nasional Tahun Anggaran 2021.
Kampung Wonosari dipilih sebagai lokasi kegiatan karena mayoritas penduduknya memiliki usaha sampingan sebagai petani dan peternak. Namun ternak milik warga yang dipelihara dengan cara diliarkan menimbulkan permasalahan.
Sebab biasanya ternak tersebut mengalami masalah keterbatasan pakan sehingga mengganggu kebun warga yang lain. Akibatnya produksi tani warga menjadi cukup rendah. Kondisi jalan rusak dan jarak pasar yang jauh juga cukup menyulitkan warga dalam memenuhi kebutuhan pangan harian.
Oleh karena itu, FST Unimuda Sorong hadir untuk menjawab permasalahan tersebut melalui program PMK.
“Kami punya program introduksi rumput unggul, pelatihan pembuatan pakan silase, penanaman sayuran dalam polybag dan pembuatan kandang sapi percontohan. Semua program itu saling keterkaitan untuk menjawab permasalahan di kampung sini,” ujar Ketua Tim PMK Yusup Sopian, S.Pt, M.Sc, MPM, Jumat (12/11).
Yusup berharap, dari kegiatan pengabdian tersebut dapat memberikan peningkatan pengetahuan dan pemahaman warga dalam pemanfaatan rumput unggul. Baik secara langsung maupun setelah diolah menjadi pakan silase.
“Kriteria rumput unggul yang dapat dijadikan silase adalah rumput dengan tingkat produksi yang tinggi dan memiliki kandungan nutrisi yang baik. Makanya dipilih rumput gajah dalam program kemitraan masyarakat ini,” lanjutnya.
Selain itu, masyarakat juga diajarkan tentang pembuatan kandang sapi yang ideal sekaligus pembuatan instalasi biogas sederhana, serta pemanfaatan limbah kotoran ternak sebagai pupuk. Warga juga mendapat pengetahuan baru metode menanam sayuran dengan media polybag, serta teknik pembuatan pakan silase untuk ruminansia.
“Sekarang permasalahan warga disini sudah terjawab. Masyarakat semakin paham bahwa pertanian dan peternakan adalah dua hal berbeda. Namun apabila dikelola dengan baik, maka ada timbal balik yang bisa saling menguntungkan antara keduanya,” pungkasnya. (ayu)