SORONG – Dalam rangka koordinasi dan monitoring pelaksanaan program restorasi gambut dan rehabilitasi Mangrove, Badan Restorasi Gambut dan Mangrove bersama UPT Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melakukan kunjungan kerja ke provinsi, salah satunya Provinsi Papua Barat.
Dalam kunker, Sekretaris Badan Restorasi Gambut dan Mangrove KLHK RI, Dr. Ir. Ayu Dewi Utari, MSi melakukan penanaman bibit pohon Mangrove dan berdiskusi bersama kelompok tani dan masyarakat.
“Sehubungan dengan hal tersebut, kami melakukan kegiatan kunjungan kerja ke Kawasan Wisata Hutan Mangrove Kelurahan Klamana,” kata Sekretaris Badan Restorasi Gambut dan Mangrove KLHK RI, Dr. Ir. Ayu Dewi Utari, MSi kepada awak media, usai melakukan kunker di Kawasan Mangrove, Kamis (16/9) sore kemarin.
Ia mengungkapkan, Badan Restorasi Gambut dan Mangrove itu secara total melaksanakan penanaman mangrove di seluruh Indonesia seluas 33.000 hektar. Sementara 1.500 hektar dilaksanakan di Papua dan 1.500 hektar di Papua Barat dan di Kota Sorong 50 hektar dikelola KPHL dan BPDAS Remu Ransiki dan 3 hektar dikelola Dinas PPLH Kota Sorong,” jelasnya.
“Jadi pusat tidak melaksanakan sendiri. Tapi semua bekerja sama dengan pemerintah daerah bersama masyarakat. Jadi kalau uang itu langsung transfer ke rekening masyarakat masing-masing. Kegiatan ini adalah kegiatan pemulihan ekonomi nasional,” sambungnya.
Dikatakannya bahwa dengan program Rehabilitasi Mangrove ini masyarakat sudah berubah pola pikirnya, awalnya mereka menambang batu, sekarang Mereka ingin menanam pohon dan membudidaya mangrove, ada juga piara ikan, kepiting, dan pelihara udang.
“Mereka disiapkan untuk masuk ke wisata dan secara ekonomi bisa lebih mensejahterakan ekonomi masyarakat lokal, terutama untuk Papua. Karena Papua ini indah, harus dijaga jadi harus mampu memberikan kesejahteraan kepada masyarakat,” ungkapnya. (zia)