SORONG – Banyak kapal yang beroperasi di wilayah perairan Papua Barat Daya ini, apalagi dengan adanya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sorong dan diprediksi jumlah kapal yang akan berlabuh di KEK Sorong akan meningkat seiring dengan berkembangnya kawasan industry tersebut, maka di tanah Papua khususnya di wilayah Provinsi Papua Barat Daya ini tentu saja dibutuhkan pusat industry galangan kapal untuk bisa mengakomodir pelayanan kapal-kapal pelayaran yang ada di tanah Papua.
“Berdasarkan pengamatan kami di Dokarim (PT Pertamina Dokyard Sorong), kemudian di PT Klasaman Indah di Tampa Garam dan PT Dokindo Aimas di Kabupaten Sorong, industry strategis galangan kapal ini sebenarnya masih dalam skala kecil, dan harus kita dukung untuk menjaga iklim investasi di daerah. Kenapa, karena pertama untuk membuka lapangan pekerjaan. Yang kedua, memberikan peningkatan PAD. Ketiga, mereka bisa menjawab permasalahan galangan kapal,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Papua Barat Daya, Julian Kelly Kambu,ST,MSi kepada Radar Sorong, Kamis (21/3).

Selama ini lanjut Kelly, kebanyakan kapal-kapal yang rusak atau butuh perbaikan, itu diperbaiki di luar tanah Papua seperti di Bitung, Jakarta atau Makassar. “Bila sudah ada pusat galangan kapal di Papua Barat Daya, ke depan kapal-kapal yang perlu naik dok itu tidak perlu lagi ke Bitung, Jakarta atau Makassar untuk diperbaiki,” tuturnya.
Pihaknya lanjut Kelly, melihat lokasi yang baik dan cocok sebagai pusat galangan kapal di Papua Barat Daya ini, dan terkoneksi dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sorong, yakni di Klalin Distrik Aimas Kabupaten Sorong. “Kami berterimakasih kepada pemerintah kabupaten Sorong yang sudah menetapkan RTRW Kabupaten Sorong nomor 2 tahun 2022 yang telah menetapkan Distrik Aimas dan Klalin menjadi pusat industry pendukung kawasan ekonomi khusus, dan sudah ada industry di sana, salah satunya seperti PT Dokindo Aimas. Ini sangat kita dukung, apalagi mereka ini pelaku-pelaku industry lokal anak negeri yang bertumbuh untuk membersarkan negerinya. Ini kita apresiasi dan kalau bisa dikembangkan menjadi lebih besar lagi, sehingga ke depan bukan hanya bisa merepair atau doking kapal-kapal kecil, tapi juga kapal-kapal ukuran menengah dan besar, seperti misalnya kapal tongkang mungkin ke depan bisa diperbaiki disini kalau perlu doking dan sebagainya,” tandasnya.
Dari sisi lingkungan, pihaknya lanjut Kelly Kambu, mendukung investor yang berminat masuk dan menanamkan investasinya di Papua Barat Daya ini, namun juga mengingkatkan pemrakarsa harus berpikir lingkungan. “Investasi hijau, ekonomi hijau, harus betul-betul diterapkan, dalam hal ini dokumen-dokumen lingkungan yang merupakan prasayarat utama sebelum berinvestasi, harus betul-betul disiapkan. Dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) suatu daerah itu memang panglima dalam pembangunan, tapi jantungnya pembangunan itu di Persetujuan Lingkungan. Jangan sampai dokumen lingkungan tidak dilengkapi sehingga menjadi masalah bagi pemrakarsa pembangunan atau investor yang akan menanamkan investasinya di wilayah Papua Barat Daya ini,” tegasnya.
Untuk diketahui, industri galangan kapal di Provinsi Papua Barat Daya khususnya di wilayah Kabupaten Sorong telah mulai dirintis oleh PT Dokindo Aimas yang berlokasi di Klalin Distrik Aimas. Industri galangan kapal ini berdiri pada tahun 2004 yang bergerak di bidang repair dan pembuatan kapal baja, fiberglass dan kapal aluminium, serta bergerak pula dalam bisnis penunjang kemaritiman seperti marine konsultan, perbaikan dan perawatan mesin, elektrik maupun survey perawatan kapal.
Industry galangan kapal PT Dokindo Aimas diupayakan untuk menjadi sebuah industry maritime yang dapat memenuhi standar dan layanan industry perkapalan nasional. Tujuan utamanya adalah untuk memenuhi harapan pelanggan industry maritime khususnya bidang perkapalan, baik skala nasional maupun internasional. (ian)