SORONG-Kawasan lindung dan konservasi yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, termasuk Papua Barat memiliki nilai penting tidak hanya dari aspek ekologi, sosial dan ekonomi. Keberadaan kawasan ini saat ini semakin terancam oleh praktik-praktik ilegal yang tidak hanya mengancam keutuhan kawasan lindung dan konservasi, juga terhadap lingkungan sekitar.
Senior Manager Conservation International (CI) , Yance De Fretes, mengatakan, pengideraan jauh untuk monitoring kawasan lindung dan konservasi perlu dilakukan. Sehingga pihaknya melakukan pelatihan Penginderaan Jauh (Remote Sensing) dan aplikasinya untuk pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan, di Mamberamo Hotel lt 6 sejak tanggal 25-30 Oktober 2021.
“Pelatihan ini buat membuat para tenaga teknis lapangan kehutanan terutama dari kesatuan pemangkuan hutan maupun BBKSDA PB dalam memanfaatkan teknologi, Sistem Informasi Geografis (SIG), remote sensing dan drone untuk membuat perencanaan kehutanan pada tingkat tapak yang lebih detil lagi. Kegiatan pelatihan hari ini untuk memperkuat kapasitas perencanaan, pengelolaan dari rekan-rekan kehutanan,” jelasnya, Rabu (27/10).
Dikatakan Yance, materi yang diberikan pada pelatihan yakni pertama, bagaimana cara menggunakan Aplikasi GIS untuk monitoring Kawasan Lindung dan Konservasi.
“Dalam pelatihan ini bagaimana mereka menggunakan GIS untuk untuk perencanaan. Selama ini kelemahan yaitu perencanaan, kalau konsultan pergi maka staf-staf sendiri bisa mengetahui dan melakukan GIS,” jelasnya.
“Kedua, kami melakukan remote sensing atau penginderaan jarak jauh, itu bisa menghitung pohon, luas daerah dan daerah gangguan. Ketiga yaitu bagaimana menggunakan drone untuk melakukan pemetaan dan survei potensi hutan. Ini penting untuk perencanaan tingkat tapak,” pungkasnya. (zia)