Nelayan Kampung Siribau Antusias ikut Pelatihan
SORONG – Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong mendorong perbaikan kesejahteraan masyarakat Kampung Siribau dan Kampung Konda, Kabupaten Sorong Selatan melalui pelatihan peningkatan taraf hidup (livelihood), Kamis (11/11). Kampung ini dipilih sebagai lokasi pelatihan karena dinilai memiliki potensi hutan mangrove yang perlu terus dilestarikan.
Ketua Tim Kegiatan Pelatihan Livelihood, Dr.Handayani, M.Si mengatakan, pelatihan tersebut menjadi bagian dari upaya mitigasi perubahan iklim dan perlindungan ekosistem mangrove berkelanjutan. Melalui peningkatan ketahanan pangan masyarakat, sekaligus pelestarian ekosistem mangrove dan gambut yang sangat penting dalam upaya pengurangan emisi karbon.
Dalam kegiatan tersebut masyarakat Kampung Siribau dan Konda dilatih membuat bubu (perangkap) karaka (kepiting bakau) dan diajarkan cara membuat jaring ikan sendiri. Tidak hanya itu, edukasi mengenai pentingnya ekosistem mangrove dan gambut juga dilakukan untuk meningkatkan kesadaran pelestarian lingkungan hidup.
“Pelatihan ini diharapkan dapat mengembangkan keterampilan masyarakat dalam pemanfaatan sumber daya alam di ekosistem mangrove. Sehingga meningkatkan partisipasi masyarakat dalam upaya pelestarian mangrove sekaligus memperoleh manfaat ekonomi dan lingkungan dari ekosistem tersebut,” ujar Dr. Handayani.
Pelatihan peningkatan kapasitas ini dilakukan dengan upaya terukur dan nyata guna peningkatan taraf hidup masyarakat. Hal ini diperlukan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terkait pemanfaatan ekosistem mangrove dan mengelola potensi ekosistem mangrove secara bijak dan berkelanjutan.
“Kami punya target bahwa masyarakat yang hidup berdampingan dengan ekosistem mangrove membawa pengaruh yang sangat besar dalam ketahanan pangan dan perubahan iklim. Semakin banyak masyarakat yang bisa melindungi ekosistem mangrove maka diharapkan bisa menekan pengaruh buruk dari fenomena perubahan iklim,” terangnya.
Rangkaian pelatihan ini dilaksanakan dengan pertimbangan adanya ekosistem mangrove yang perannya sangat penting di Kampung Siribau dan Konda. Di samping itu, melimpahnya stok udang, ikan dan karaka (kepiting bakau) pada ekosistem mangrove juga dapat menjadi peluang bagi masyarakat meningkatkan taraf hidup mereka. Sekaligus menjaga kelestarian ekosistem mangrove di sekitarnya.
Apalagi mata pencaharian masyarakat kampung-kampung nelayan di Kabupaten Sorong Selatan merupakan nelayan tradisional yang hasil tangkapan utamanya adalah kepiting bakau, ikan dan udang. Dimana hasilnya dijual di desa tetangga maupun ke luar distrik tergantung volume hasil tangkapan. Harga jual hasil tangkapan cukup menjanjikan, karaka Rp25.000 per ikat, udang Rp 25.000 – Rp 40.000 per tumpuk, sedangkan ikan Rp 30.000 per ikat.
Kepala Kampung Siribau, Marthen Kalilago mengatakan, 95 persen warganya merupakan nelayan tradisional. Selama puluhan tahun pekerjaan tersebut ditekuni warganya hanya dengan kemampuan autodidak. Sehingga lewat pelatihan tersebut warganya dapat memiliki keterampilan khusus sebagai nelayan.
Salah seorang peserta pelatihan, Laurens Flasi mengaku senang bisa mengikuti pelatihan tersebut. Sebab melalui pelatihan tersebut ternyata ada teknik khusus dalam penangkapan ikan yang baru ia ketahui.
“Senang ikut pelatihan, bisa tambah wawasan bagaimana teknik penangkapan ikan menggunakan jaring sesuai dengan ukuran ikan yang ingin ditangkap. Selama ini belum pernah ikut pelatihan model begini, ini pertama kali. Ternyata banyak ilmu yang saya baru tahu,” ujarnya.
Selain Kampung Siribau dan Konda, sebelumnya kegiatan yang sama juga telah dilaksanakan di Kampung Remu Selatan, Kladufu, dan Klawasi, Kota Sorong. Serta dilaksanakan pula di dua kampung di Kabupaten Sorong, yakni Kampung Maibo dan Kampung Teluk Dore. (ayu)