SORONG-Menyambangi Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 3 Model Kota Sorong, Kepala Kejaksaan Negeri Sorong, M. Rizal SH.,MH menjadi Pembina Upacara atau Inspektur Upacara (Irup) Bendera di lapangan Upacara SMA Negeri 3 Model Kota Sorong, Senin (17/10).
Kedatangan orang nomor 1 di Kejaksaan Negeri Sorong tersebut selain mengikuti upacara juga memberikan sosialisasi perihal hukum, salah satunya bahaya narkoba di kalangan muda/mudi.
Selain memberikan pengarahan perihal hukum, Kajari Sorong juga mengenang kembali memori dan kenangan saat masih duduk di bangku sekolah SMA khususnya. Dimana, masa sekolah merupakan masa menentukan keberhasilan para siswa/siswi dengan berbagai alasan.
Pertama, sejarah Indonesia adalah sejarah anak muda sebab setiap peristiwa signifikan bagi tanah air ini bentukkan anak muda contohnya Sumpah Pemuda sebagai momentum kesatuan kesadaran nasionalisme dari penjuru nusantara yang akhirnya memantik pergerakan kemerdekaan Indonesia.
“Kedua, masa SMA merupakan masa kita berlari dan belajar berbagai macam, mengapa demikian. Karena, bakat harus dicari, bila bakat tidak diasah akibatnya kita bisa meragukan diri sendiri dan menebak macam-macam tanpa adanya bakat,”jelasnya di hadapan siswa.
Ketiga, masa SMA adalah masa banyak mimpi. Sebab mimpi adalah suatu keharusan, salah satunya adalah ketika siswa/siswi mengidolakan seseorang seperti youtuber, vokalis band maupun presiden. Maka mimpi tersebut akan menjadi alasan untuk mengasah keahlian.
Keempat, masa SMA atau masa sekarang mempunyai banyak kemewahan jika dibandingkan saat dirinya duduk di bangku SMA.
“Karena di era digital lebih banyak pilihan bakat yang disuguhkan, modal, mengasah pun lebih banyak opsi hampir segalanya yang hari ini bisa dipelajari dan ditampilkan mulai dari cara mengedit video bahkan sampai cara memasak air sekalipun semuanya ada di YouTube. Jangan takut menjadi bintang di sekolah, karena bakat itu bagian dari pesona,”terangnya.
Terakhir, sambung Kajari masa SMA merupakan masa-masa gagal. Artinya, habiskan jatah gagalmu di SMA. Jangan membatasi diri terhadap keahlian dan potensi yang menarik hati. “Silakan dicoba yang nyaman di hati mari diasah. Ini, soal bakat bukan yang lainnya karena kalian tidak akan tahu nantinya bakat yang mana yang menjadikan kalian berhasil,”pungkasnya.(juh)