AIMAS – Kondisi jembatan kayu setapak di Kelurahan Mariat Pantai Distrik Sorong Kabupaten Sorong sangat mengkhawatirkan. Pasalnya, jembatan yang selalu jadi andalan penunjang mobilitas warga tersebut sudah 4 tahun rusak. Jembatan yang melintang diatas sungai yang lebarnya lebih dari 10 meter tersebut, merupakan akses utama warga. Sebenarnya masih ada jalan lain yang bisa dilalui, namun warga enggan karena harus memutar jauh berkilo-kilometer untuk tiba di tempat tujuan.
Menurut Ketua RT setempat, Daniel Purwono, selama ini warga selalu swadaya untuk menyumbang material guna perbaikan jembatan. Pihaknya pernah mengajukan permohonan perbaikan jembatan dimaksud kepada pemerintah, namun harapan memiliki jembatan beton permanen hingga kini tak kunjung terealisasi. “Dari Dinas PU pernah satu kali datang melihat kondisi jembatan. Mereka malah membongkar jembatan warga, kemudian dibuatkan lagi namun ukurannya sudah tidak sesuai,” ungkap Daniel kepada Radar Sorong.
Sebelumnya, warga inisiatif membuat jembatan tersebut dengan ukuran yang lebar sehingga bisa dilalui kendaraan roda empat. Namun seiring berjalannya waktu sejak jembatan tersebut dibantu pembangunannya oleh Dinas PU, ukurannya menjadi lebih sempit. “Dulu lebar, mobil bisa lewat, tapi karena bebannya berat tentu lama-lama rusak. Pas dibantu PU, mereka buat jembatannya kecil, hanya bisa dilewati motor, itu pun bergantian karena hanya setapak gitu,” jelas Daniel.
Selain itu, jembatan kayu tersebut juga membahayakan pengendara yang melintas, apalagi saat kondisi hujan dan licin. Beberapa kali pengendara juga jatuh dan terperosok ke sungai. Beberapa anak sekolah juga takut melintasi jembatan tersebut meskipun mereka hanya berjalan kaki. “Anak sekolah juga tidak takut menyebrangi jembatan setapak itu, karena pernah ada yang terprleset dan jatuh ke sungai. Pemotor juga sering sekali kecemplung sama motornya, untung saja ada warga dan pengendara lain yang melihat kejadian itu, sehingga korban bisa ditolong,” bebernya.
Dilanjutkan Daniel, sekarang sisi sebelah jembatan sudah ditambahi pakai balok 5×10 oleh warga. Tujuannya supaya ketika ada warga yang terpeleset saat lewat jembatan, mereka tidak langsung jatuh ke kali. Mewakili seluruh warganya, Daniel berharap pemerintah tidak tutup mata akan kondisi tersebut. Warga berharap mereka akan memiliki jembatan beton untuk menunjang aktivitas dan mobilitas agar lebih lancar.
Sementara itu, Plt Kadis Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Sorong, Herizet,ST saat dikonfirmasi Radar Sorong mengungkapkan, jembatan tersebut baru akan dibangun pada tahun 2022 mendatang. “Dikarenakan keterbatasan anggaran, rencana pembangunan jembatan permanen baru bisa dilaksanakan tahun depan. Jembatannya beton permanen dan bisa dilewati kendaraan besar juga, truk juga bisa lewat situ nanti,” tandasnya. (ayu)