Rp1,4 Triliun dari Penanaman Modal Asing, Rp3,2 Triliun Dari PMDN
MANOKWARI – Capaian realisasi investasi Provinsi Papua Barat di 12 kabupaten dan 1 kota di tahun 2022 yang tercatat di Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) mencapai Rp4,7 triliun. Realisasi investasi di Papua Barat tahun 2022 melampaui target investasi dari Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sebesar Rp 2,74 triliun, dengan realisasi investasi mencapai 171% yang berasal dari 1.082 proyek.
Pj Gubernur Papua Barat, Komjen Pol (Purn) Drs. Paulus Waterpauw M.Si mengatakan penanaman modal dalam negeri (PMDN) dari 966 proyek mencapai Rp3,2 triliun dan penanaman modal asing (PMA) mencapai Rp1,4 triliun. “Target investasi dari Kementerian Investasi tahun 2022 sebesar Rp2,74 triliun,” ujarnya, Selasa (28/3).
Waterpauw menjelaskan capaian realisasi investasi penanaman modal dalam negeri tertinggi di Kabupaten Fakfak, menyusul Kabupaten Manokwari dan Kota Sorong. Capaian investasi Kabupaten Fakfak sebesar Rp1,5 triliun dari 106 proyek meliputi tanaman pangan dan perkebunan, kehutanan, jasa lainnya, perdagangan, industri lainnya, industri kayu dan perikanan.
Sedangkan untuk Manokwari sebesar Rp643 miliar dari 144 proyek meliputi tanaman pangan dan perkebunan, jasa lainnya, perdagangan dan reparasi, hotel dan restoran. Kemudian Kota Sorong sebesar Rp425 miliar dari 346 proyek meliputi perdagangan dan reparasi, jasa lainnya, hotel dan restoran, industri lainnya.
Untuk penanaman modal asing, tertinggi di Kabupaten Sorong, Bintuni dan Fakfak. Kabupaten Sorong sebesar Rp1 triliun dari 53 proyek meliputi tanaman pangan dan perkebunan, industri kayu, industri lainnya, industri kimia. Kabupaten Teluk Bintuni sebesar Rp203 miliar dari 9 proyek meliputi industri lainnya, perdagangan dan reparasi. Kemudian Kabupaten Fakfak sebesar Rp103 dari 2 proyek meliputi industri kayu.
Waterpauw menuturkan secara keseluruhan realisasi investasi baik PMDN dan PMA tertinggi di Kabupaten Fakfak, Kabupaten Sorong dan Manokwari. “Fakfak senilai 1,6 triliun, Kabupaten Sorong senilai Rp1,091 triliun dan Manokwari senilai Rp679 miliar,” tuturnya.
Ia berharap untuk meningkatkan investasi di Papua Barat tahun 2023 perlu adanya kondusifitas wilayah, promosi investasi dan pemanfaatan lahan. “Kita akan merevisi RTRW guna pemanfaatan lahan agar bisa menarik investor masuk ke Papua Barat,” katanya. “Selain itu, keamanan juga harus kita jaga untuk menggaet investor sebab jika wilayah tidak kondusif, maka investasi tidak akan masuk ke Papua Barat,” pungkasnya. (bw)