SORONG – Kepala BMKG Sorong Rully Oktavia Hermawan, kepada Radar Sorong mengatakan bahwa Aktivitas Gempabumi di sekitar wilayah Papua Barat sejak tanggal 3 hingga 9 Desember 2021 terjadi sebanyak 5 kejadian yang didominasi oleh gempabumi berkekuatan 3 ≤ M < 5 dan gempabumi dangkal (< 60 km) dengan rincian, yaitu magnitudo < 3.0 = 2 gempabumi, magnitudo 3.0-5.0=3 gempabumi, dan magnitudo > 5.0 = 0 gempabumi.
Lanjutnya, Sedangkan pada Kedalaman 0-60 km = 5 gempabumi, kedalaman 61-300 km = 0 gempabumi, dan kedalaman > 300 = 0 gempabumi, terbagi atas 3 cluster (Gambar 1 infografis) meliputi daerah Tambrauw, Manokwari dan Kaimana.
“Gempabumi ini disebabkan karena adanya sesar-sesar lokal pada daerah tersebut. Untuk 5 kejadian didominasi oleh gempabumi berkekuatan antara 3 sampai 5 magnitude, ini dangkal dan tidak dirasakan sesuai infografis,” jelasnya, Jumat (10/12).
Dijelaskannya bahwa BMKG punya kriteria terkait gempabumi magnitude, pertama gempabumi yang terjadi di bawah 3 magnitude, gempabumi yang terjadi antara 3 sampai 5 magnitude, kemudian gempabumi yang terjadi di atas 5 magnitude.
“Sesuai infografis tanggal 3 hingga 9 Desember gempabumi yang terjadi di bawah 3 magnitude sebanyak 40%, gempabumi yang terjadi antara 3 sampai 5 magnitude sebanyak 60% sedangkan gempabumi yang terjadi di atas 5 magnitude 0%,” jelasnya.
Sementara itu lanjutnya, gempabumi yang terjadi berdasarkan kedalaman, kriterianya yakni dangkal 0-60 km, sedang 60-300 km dan ada yang dalam > 300 km.
“Sesuai infografis periode tanggal 3 hingga 9 Desember gempabumi yang terjadi 100% dangkal,” ujarnya.
Rully, menambahkan Terkait informasi kegempaan, dimana BMKG melakukan monitoring 24 jam, yang mana menyampaikan data periode sejak tanggal 3 hingga 9 Desember 2021.
“Merupakan update data tiap minggunya yang kami rilis menginformasikan keaktifan kegempaan, baik yang dirasakan maupun yang tidak dirasakan,” ujarnya.
Namun, kata Rully bukan BMKG bisa memprediksi. BMKG hanya menyampaikan kepada khalayak ramai bahwa aktivitas kegempaan dalam monitoring karena senantiasa ada.
“Jadi kami menyampaikan aktivitas kegempaan hasil monitoring tiap minggu pada hari Jumat dalam bentuk infografis. Tujuannya bahwa aktivitas gempa senantiasa terjadi. Ada dua kriteria kegempaan yakni gempa yang dirasakan mulai skala 2.5 SR terjadi di darat dengan kedalaman yang dangkal. Kemudian gempa yang tidak dirasakan dibawah skala 2.5 SR,” jelasnya.
Rully menambahkan, Untuk dapat hasil aktivitas gempa, BMKG juga sudah memasang seismograf di Papua dan Papua Barat. Hingga saat ini ada 12 dan ada penambahan 7.
“Dengan peralatan seismograf yang tersebar dari Raja Ampat, Teluk Wondama, Fakfak, Kaimana, Ransiki, Manokwari dan Bintuni dipasang untuk mendeteksi gempabumi,” ujarnya.
“Kami harap masyarakat selalu waspada. Karena kita di Papua dan Papua Barat ada beberapa sesar, dari sesar Sorong dan sesar Wamena,” sambungnya.(zia)