Alasan Sakit, jadi Trik Mengelabui Petugas
SORONG – Warga binaan Lapas Kelas IIB Sorong berinisial MR alias Muler yang kabur dari rutan pada 26 September 2021 lalu, hingga saat ini belum ditemukan. Muler kabur saat kondisi kantor administrasi Lapas Sorong sedang dalam tahap pembangunan. Sehingga kondisi Lapas Sorong yang hanya dipagari seng keliling cukup mempermudah Muler untuk kabur.
Kalapas Sorong, Gustaf Rumaikewi, SH, MH mengungkapkan, sebelum melarikan diri, Muler sempat memprovokasi warga binaan lainnya untuk menciptakan keributan di Lapas Sorong.
“Sebelum melarikan diri, yang bersangkutan juga memprovokasi warga binaan lainnya untuk membuat keributan seperti kejadian yang lalu. Namun bisa kita atasi dengan berkoordinasi bersama aparat penegak hukum lainnya,” ujar Kalapas, Sabtu (30/10).
Saat diketahui melarikan diri, petugas lapas telah berupaya melakukan pengejaran dalam 3×24 jam, namun belum membuahkan hasil. Oleh karena itu, pihak Lapas Sorong kemudian menyurati pihak kepolisian untuk membantu menemukan napi tersebut.
“Sesuai SOP, dalam 3×24 jam setelah yang bersangkutan kabur, memang kita cari. Tapi karena belum membuahkan hasil maka kami surati pihak kepolisian untuk turut membantu. Tapi sampai sekarang pun belum diketahui keberadaannya,” ujar Kalapas.
Diungkapkan Kalapas, napi kasus pembegalan yang masuk pada 2019 tersebut kondisinya memang sakit-sakitan. Kemudian, seharusnya napi tersebut sudah tidak lama lagi akan bebas. Namun karena ulahnya tersebut, maka bisa saja pembebasannya akan terkendala.
“Kondisinya agak sakit, ternyata sakit itu juga menjadi salah satu trik untuk mengelabui petugas. Padahal tidak lama lagi sudah bebas, tapi karena bertingkah maka bisa jadi nanti malah bermasalah,” sebutnya.
Sebagai upaya strategis untuk mencegah hal yang sama terulang kembali, Sejumlah napi dipindahkan ke Bintuni. Napi yang dipindahkan beberapa diantaranya merupakan residivis, dan beberapa lainnya adalah napi yang dikhawatirkan dapat memprovokasi warga binaan lain untuk mengganggu keamanan di Lapas.
“Setelah kejadian itu, kami pindahkan 25 warga binaan ke Bintuni. Karena lapas di sana memiliki sistem kemananan statis dan dinamis yang baik. Kami berharap, ulah napi yang kabur tidak ditiru oleh warga binaan lainnya sehingga keamanan lingkungan lapas tetap terjaga,” tandas Kalapas. (ayu)