Rosmiati Mattalitti: Kalau Tidak Ada Kelangkaan, Mengapa Ada Antrean Sampai Sekilo?
SORONG – Antrean panjang terjadi di SPBU oleh warga yang hendak membeli BBM. Pantauan Radar Sorong, Minggu (7/11) antrean panjang masih terjadi di ruas jalan Km 10 hingga ke SPBU Km 9. Sebelumnya antrean pada Jumat-Sabtu juga membuat jalanan macet sepanjang ruas jalan menuju SPBU Km 9, SPBU Jalan Baru, SPBU Hansen, SPBU Sorpus bahkan antrean panjang juga tidak bisa dihindari di SPBU Paw Bili Kabupaten Sorong.
Salah satu warga, Karl mengatakan yang diuntungkan dalam hal ini adalah pedagang BBM eceran dengan menjual BBM dengan harga tinggi. ”Soal pedagang eceran memang harganya 2 bahkan 3 kali lipat. Walau saya juga beli terpaksa, tapi kita ambil positifnya. Malah warga terbantu secara tidak langsung karena pengecer sudah bantu antri toh. Rp 50 ribu itu mahal, bukan harga BBM, tapi jasa mereka menunggu berjam-jam. Kalau mau ditertibkan harusnya oknum yang beli untuk dijual kembali, aalam artian mereka bukan pedagang eceran tapi antri ulang-ulang untuk jual di para pengecer,” katanya.
Sementara itu, salah satu pedagang eceran yang tidak mau menyebutkan namanya mengaku menjual dengan harga Rp 30 ribu karena beli juga harus antre lama. ”Kita antre dari jam 6, belum makan, sampai SPBU buka itu su lapar, haus. Jadi wajar kalau dijual harga begitu,” katanya. Pedagang lainnya yang jual dengan harga Rp 50 ribu pun enggan berkomentar dan acuh tak acuh.
Berbeda dengan pedagang eceran di Km 10, Daeng, mengaku 3 hari sebelumnya, BBM miliknya sudah habis terjual. ”Saya jual harga normal Rp 15 ribu kalau yang penuh itu. Kemarin mau beli di langganan sampai bilang mau ambil harga Rp 20 ribu, dia bilang antri panjang. Kalau ada bisa jual Rp 23 ribu saja karena kita tidak bisa ambil keuntungan lebih, takut dengan Allah,” ucapnya.
Meskipun pihak Pertamina sudah memastikan stok aman, antrean panjang terjadi karena warga panic, namun situasi sulit warga Sorong mendapatkan BBM tiga hari terakhir ini ditanggapi wakil rakyat di DPRD Kota Sorong Rosmiati Mattalitti,SE,MSi. Ketua DPC PPP Kota Sorong ini menyoroti statement dari pihak Pertamina bahwa tidak ada kelangkaan dan stok BBM aman, namun nyatanya terjadi antrean panjang, bahkan pedagang eceran dapat menjual BBM dengan harga Rp 30 ribu hingga Rp 50 ribu.
”Kalau tidak ada kelangkaan mengapa masyarakat antrean sampai satu kilo. Saya selaku anggota dewan tidak menerima dengan pernyataan Pertamina. Kalau memang banyak stok BBM, kenapa sebelum SPBU kosong, kenapa tidak diisi, harus isi sebelum habis. Dia takut mungkin karena masyarakat sudah antrean begitu jadi dia (Pertamina) panik. Justru dia yang panik. Kalau pernyataan dari Pertamina tidak ada kelangkaan mana buktinya, terus kenapa setiap SPBU kosong-kosong. Kalau tidak ada kelangkaan kan normal saja,” tegas Rosmiati Mattalitti, Minggu (7/11).
Rosmiati Mattalitti yang menjabat Wakil Ketua Komisi II DPRD Kota Sorong, menegaskan kembali jika BBM ada, maka harusnya antrean dan penjualan BBM tinggi tidak terjadi. ”Kalau memang tidak ada kekosongan BBM, kenapa terjadi kekurangan, sampai-sampai di pinggir jalan beli BBM Rp 30 ribu perbotol, Rp 50 ribu perbotol,” ujarnya.
Rosimiati mengungkapkan bahwa sejak awal terjadi antrean panjang, DPRD sudah berencana ingin membentuk Pansus, tapi karena melihat kondisi sekarang sudah berkurang, maka DPRD berencana akan melakukan rapat membahas BBM. ”Terkait antrian ini, kami dari DPR tidak mengharapkan yang begitu. Mungkin kami Senin akan rapat terkait kekosongan BBM. Kalau urgen begini kita harus rapat lintas Komisi l, Komisi ll dan Komisi lll,” tegasnya.
Pertamina Ajak Warga Tangkal Hoax BBM Langka
Area Manager Communication Relations and CSR Pertamina Patra Niaga Sub Holding Commercial and Trading Regional Papua Maluku, Edi Mangun, mengajak warga menangkal hoax terkait kelangkaan BBM di Sorong.
Menurutnya, informasi terkait terjadinya kelangkaan BBM di Kota Sorong dan sekitarnya yang meluas melalui media sosial berdampak munculnya kekhawatiran massal masyarakat yang berujung pada antrean panjang di SPBU Kota Sorong dan sekitarnya. Tidak hanya itu, kekhawatiran pelanggan Pertamina ini dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab dengan menjual BBM jenis Pertalite dengan harga yang jauh diatas harga kewajaran yang ada di SPBU, hal ini terbukti dengan penangkapan yang dilakukan oleh Pihak Polresta Sorong terhadap oknum yang membeli BBM di SPBU dan kemudian menjual BBM dengan harga yang sangat tinggi.
Edi Mangun menegaskan stok BBM di Fuel Terminal Sorong tersedia, bahkan dipastikan dapat bertahan antara 4 hingga 5 hari kedepan. Selain itu, sesuai jadwal direncanakan pada tanggal 8 November 2021 ini, kapal pengangkut BBM akan bongkar muatan, juga di tanggal 9 November akan datang kapal tanker pengangkut BBM dari Fuel Terminal Integrated Wayame akan melakukan bongkar muatan di Sorong. Dengan demikian pasokan BBM dinyatakan aman.
”Menyikapi informasi yang beredar tentang kelangkaan BBM, dengan ini kami nyatakan itu merupakan berita bohong (hoax), masyarakat telah termakan berita yang tidak dapat dipertanggung jawabkan sehingga berbondong-bondong mengantre BBM. Perlu kami tegaskan bahwa stok BBM di Fuel Terminal Pertamina Sorong itu masih aman bahkan hingga 4 atau 5 hari kedepan. Besok pagi (Hari ini,red) ada kapal tanker membongkar BBM di Sorong. Selain itu, di tanggal 9 November nanti akan ada kapal tanker dari Fuel Terminal Integrated Wayame mengangkut BBM ke Sorong,” jelas Edi Mangun, Minggu (7/11).
Untuk mengatasi antrean yang terjadi di SPBU, Edi Mangun mengatakan pihak Pertamina juga telah mendistribusikan BBM ke SPBU secara bertahap guna mengurai antrean panjang, serta menindaklanjuti gerombolan penimbun BBM yang telah berhasil diungkap pihak kepolisian. ”Sejak Jumat malam kami telah melakukan normalisasi ke semua SPBU, sesuai dengan jatah harian SPBU masing-masing. Untuk Sabtu kemarin pun bahkan Fuel Terminal Sorong telah menambah pengiriman pasokan hingga lebih dari 200 persen dari pasokan harian yang normal, untuk menyelesaikan antrean panjang di SPBU,” jelasnya lagi.
”Bila kejadian ini jika terus bertahan akan membahayakan kita semua, sebab jika isu ini tetap terus dihembuskan dan kita mempercayai, maka imbasnya kepada masyarakat sendiri. Perlu diketahui pihak kepolisian telah memeriksa oknum yang memanfaatkan kejadian ini dengan melakukan penimbunan, sebab ketika warga yang biasa mengantre dengan hanya 1 sampai 2 liter untuk motor atau 5 sampai 10 liter untuk mobil akan terhambat,” sambung Edi Mangun.
Edi menegaskan bahwa Pertamina sampai hari ini tidak ada isu untuk menaikan harga Pertalite seperti apa yang disebarkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab. Ia juga mengajak warga Kota dan Kabupaten Sorong melawan hoax yang disebarkan oleh oknum penimbun BBM yang tidak bertanggung jawab. ”Fuel Terminal Sorong telah mendistribusikan BBM ke daerah Sorong Selatan sebanyak 25 KL dan Kabupaten Sorong sebanyak 40 KL guna menanggulangi isu kelangkaan BBM,” imbuhnya. (zia)