TNI Evakuasi 2 Guru dan Seorang Warga Sipil
JAYAPURA – Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayor Jenderal TNI Ignatius Yogo Triyono menyatakan situasi keamanan di Distrik Kiwirok Kabupaten Pegunungan Bintang Provinsi Papua, rawan terkendali. Ia menyebutkan separatis Teroris Kelompok Kriminal Bersenjata masih berkeliaran di sekitar Kiwirok. “Artinya, walau situasi terkendali oleh personel di lapangan, tapi masih rawan. Ini tetap harus diantisipasi,” jelas Pangdam kepada wartawan di Jayapura, Rabu (22/9).
Untuk pertebalan pasukan, selain petugas pengamanan daerah rawan, Kodam Cenderawasih telah mengirim pasukan tambahan dari Yonif 751 Sentani sebanyak 15 orang dan juga diperkuat dengan pasukan dari Satgas Nemangkawi Polri. “Pengejaran kepada mereka yang melakukan perbuatan biadab ini tetap dilakukan,” tegasnya.
Pangdam mengatakan, hari ini ada 3 orang warga sipil yang dievakuasi dari Kiwirok ke Jayapura yakni 2 orang pendatang dan seorang ibu asal Distrik Kiwirok yang dengan keinginan sendiri turun ke Jayapura. “Sebelumnya 3 orang warga sipil ini telah mengungsi ke pos pengamanan Kiwirok dan hari ini sudah dievakuasi ke Jayapura,” jelasnya.
Walaupun aparat keamanan mengklaim telah menguasai Distrik Kiwirok Pegunungan Bintang Papua, namun sehari sebelumnya seorang anggota TNI tewas tertembak teroris KKB saat mengamankan lokasi pendaratan pesawat untuk evakuasi jenazah Suster Gabriella Meilani.
Distrik Kiwirok pada Senin (13/9) diserang oleh KSTP pimpinan Lamek Taplo. Dalam kejadian ini, Suster Gabriella meninggal dunia, seorang matri kesehatan Gerald Sokoy belum diketahui keberadaannya dan 9 orang tenaga kesehatan lainnya mengalami trauma dan luka-luka akibat penganiayaan yang dilakukan oleh KSTP tersebut. Tak hanya menganiaya tenaga kesehatan, KSTP Lamek Taplo juga membakar Puskesmas Kiwirok, Bank Papua Kiwirok, sekolah, rumah guru dan tenaga kesehatan, termasuk rumah warga.
Pasukan TNI dari Kolakops Korem 172/PWY mengevakuasi 3 orang ke Jayapura dengan menggunakan Hellycopter Type 412 EP TNI-AD Noreg HA – 5155, Rabu (22/9). Ketiga pengungsi tersebut yakni 2 orang masyarakat pendatang atas nama Magdalena Esawaek (39) asal Biak yang merupakan guru SMP, dan Rospiani Purba (55) asal Medan yang juga guru SMP, serta seorang masyarakat asli Kiwirok, Yosepa Taplo (50) ibu rumah tangga.
Ketiga warga pengungsi melalui staf Teritorial Korem 172/PWY telah diantar ke rumah masing-masing di Jayapura. Warga menyampaikan rasa terimakasih kepada pihak TNI yang telah mengevakuasi mereka dari distrik Kiwirok. Aksi teror yang dilakukan oleh kelompok separatis-teroris KKB di Distrik Kewirok beberapa waktu lalu, menyebabkan masyarakat mengungsi ke Pos TNI. Saat ini jumlah masyarakat yang mengungsi di Pos Satgas Pamtas Yonif 403/WP berjumlah 17 orang yang kesemuanya merupakan warga pendatang. Selama proses evakuasi, aparat TNI mendapatkan gangguan tembakan dari pihak separatis-teroris KKB Ngalum Kupel, namun hal tersebut bisa diatasi aparat keamanan sehingga evakuasi dapat berjalan dengan aman.
Danrem 172/PWY Brigjen TNI Izak Pangemanan mengatakan, evakuasi masyarakat yang dilakukan saat ini merupakan keinginan masyarakat itu sendiri untuk keluar sementara waktu dari Distrik Kiwirok sampai keadaan kondusif serta roda pemerintahan berjalan normal kembali. Danrem mengatakan, kondisi masyarakat yang mengungsi dalam keadaan baik dan untuk memenuhi kebutuhan mereka, TNI akan mengirimkan bantuan bahan makanan dari Jayapura menggunakan hellycopter. TNI telah menambah jumlah pasukan di distrik Kiwirok dalam rangka pemulihan keamanan dan melakukan penindakan terhadap separatis-teroris KKB Ngalum Kupel. (al)