30 Sampel Takjil Diperiksa oleh Loka POM
SORONG – Loka POM Kabupaten Sorong menggandeng Dinas Kesehatan dan Dinas Perdagangan Kota Sorong melakukan inspeksi mendadak (Sidak) di gudang distributor dan ritel pangan, Rabu (6/4). Kegiatan ini bertujuan sebagai intensifikasi pengawasan pangan dalam rangka penguatan pengawasan selama Ramadan hingga Idul Fitri.
“Kali ini dipusatkan di wilayah kota. Tujuan pemeriksaan seperti ini memang untuk menjaga keamanan pangan selama bulan Ramadan. Dimana kita ketahui selama bulan Ramadan kebutuhan pangan dari masyarakat selalu meningkat, baik untuk produk pangan dalam kemasan maupun dalam bentuk siap saji,” terang Staf Loka POM Kabupaten Sorong, A. Ratih Febrianti, S.Si, Apt.
Cukup mencengangkan, bahwa pada Sidak kali ini, masih ditemukan beberapa produk yang kedaluwarsa di salah satu ritel pangan. Sebagai tindakannya, produk kadaluarsa tersebut harus ditarik dari pasaran untuk dimusnahkan.

“Produk tersebut berupa minuman. Sehingga harus kami lakukan pemusnahan dengan cara merusak kemasan kemudian membuang isi produk minuman tersebut. Pemusnahan juga disaksikan oleh pejabat berwenang dari Dinas Perdagangan dan Dinas Kesehatan Kota Sorong,” ungkap Ratih.
Selain memusnahkan produk kedaluwarsa tersebut, pihak Loka POM juga memberikan pembinaan kepada pihak sarana ritel terkait bahaya dari produk kedaluwarsa jika dikonsumsi. Harapannya pihak ritel tidak lagi memajang produk kedaluwarsa tersebut apalagi memperjualbelikannya.
Selain Sidak, Loka POM Kabupaten Sorong juga melakukan pengujian cepat terhadap 30 sampel takjil yang didapatkan dari beberapa titik. Diantaranya dari Pasar Bozwesen, sekitaran Saga Supermarket, sekitaran Jalan Arfak, sekitaran Papua Supermarket dan sekitaran Jalan AM Sangaji Km. 12. Pengujian tersebut dilakukan untuk mendeteksi kandungan zat kimia yang tidak diperbolehkan dalam bahan pangan.
“30 sampel kami ambil secara acak untuk pmgujian cepat. Alhamdulillah hasil pengujian cepat dari semua sampel takjil negatif formalin, boraks, methanil yellow, dan rhodamin b. Artinya sampel takjil yang kami dapatkan semuanya aman untuk dikonsumsi,” ujar Ratih.

Ratih menjelaskan, boraks sendiri merupakan jenis zat pengawet yang sebenarnya tidak dianjurkan untuk dikonsumsi oleh manusia. Karena dalam jangka waktu tertentu dapat menimbulkan kerusakan pada organ tubuh. Namun karena harga dari zat tersebut dianggap lebih terjangkau, maka dikhawatirkan ada oknum tidak bertanggung jawab yang menyalahgunakan zat tersebut sebagai pengawet pangan.
Ratih berharap, dengan adanya sidak dan pengujian terhadap beberapa sampel pangan (terutama takjil) dapat memberikan rasa aman untuk masyarakat selama Ramadan. Kemudian sidak juga diharapkan dapat mengedukasi para sarana ritel sehingga bisa lebih teliti mengontrol produk yang dijual.
“Sidak dilakukan mulai dari hulu (distributor) hingga ke hilir (pedagang eceran), bahkan sampai pada sampel pangan siap saji (takjil). Dari kegiatan kali ini juga BB pangan kedaluwarsa yang ditemukan, diharapkan sarana ritel dapat memeriksa kondisi produk yang dijual. Dari tingkat paling sederhana yaitu rutin mengecek tanggal kedaluwarsa pada produk dan memperhatikan tempat penyimpanan dari produk yang dijual,” jelasnya.
Sementara untuk pangan siap saji (takjil), memang sulit mengetahui secara kasatmata baik atau tidaknya produk tersebut tanpa melalui pengujian. Namun salah satu cara yang bisa dilakukan adalah melihat warna dari makanan. Jika warnanya sudah terlalu mencolok, maka patut dicurigai. Namun untuk pembuktiannya tetap harus melalui pengujian agar lebih pasti. (ayu)