AIMAS – Setelah direlokasi, Pasar Warmon Aimas atau yang dikenal dengan Pasar Pagi Aimas tampak lebih tertata rapi. Pasar tersebut mulanya sudah dikelola Koperasi Unit Desa (KUD) Tani Makmur sejak awal tahun 2000an. Sebelum relokasi, pasar tersebut masih menumpang di lahan milik TK Aisyiah. Lapaknya pun masih sangat sederhana hanya terbuat dari susunan kayu dan papan.
Kepala KUD Tani Makmur, Suprapto menjelaskan, pembangunan Pasar Pagi Warmon dilakukan dalam beberapa tahap. Ada bangunan yang dibangun dari hasil swadaya masyarakat, ada yang dibantu oleh mantan Bupati Dr. Stephanus Malak, juga ada yang dibangun menggunakan APDB perubahan Pemprov Papua Barat yang diberikan langsung oleh Gubernur Drs. Dominggus Mandacan.
“Bantuan dari gubernur menggunakan APBD Perubahan Pemprov PB tahun 2018 untuk lantai dasar. Kemudian dilanjutkan pembangunan tahap 2 untuk lantai atas menggunakan APBD Pemprov PB tahun 2020,” jelas Suprapto.nPasar yang secara keseluruhan resmi ditempati sejak 17 Agustus 2021 lalu, kini mampu mengakomodirnya sebanyak 350 pedagang. Sistem pengelolaannya, pedagang yang ingin menempati los diharuskan menyewa dan membayarkan iuran kepada pihak KUD. Harga sewanya pun berbeda-beda, ada yang Rp 150.000 per bulan, atau Rp 350.000 per bulan. Cara membayarnya juga ada yang dipungut Rp 5.000 per hari, atau langsung per bulan.
Saat ini jumlah kapan dan los yang tersedia diprioritaskan bagi pedagang lama. Untuk pedagang baru yang ingin menyewa lapak disana juga boleh saja, asal produk tang dijual memang belum tersedia di pasar tersebut. Sebab, kepentingan utama pasar adalah menjual produk pertanian, peternakan, perikanan serta sembako sebagai pelengkap. Saat ini produk tersebut sedah tersedia dan jumlahnya masih bisa memenuhi permintaan pembeli. “Memang harus dibatasi agar pedagang lama tidak semakin terpuruk karena jumlah pesaing yang banyak. Kalau ada pedagang baru yang memaksakan diri berjualan produk serupa ya silahkan ke pasar sore atau pasar Mariat. Setiap pasar cara pengelolaannya berbeda-beda, dan saya mengelola pasar pagi ya seperti ini,” bebernya.
Suprapto menambahkan, dibatasinya jumlah pedagang juga bertujuan untuk menciptakan pasar yang aman dan nyaman, baik bagi pedagang maupun pembeli.
“Harapan kita, pasar bisa jadi tempat yang nyaman untuk siapapun. Jangan sampai kalau terlalu banyak pedagang malah jadi semrawut. Jangan sampai pasar terlalu penuh, tidak ada lahan kosong, sehingga pembeli juga malam ke pasar karena susah cari tempat parkir,” tutupnya.
Pantauan Radar Sorong, sejak direlokasi selain lebih tertata, Pasar Pagi Warmon Aimas juga lebih terjaga kebersihannya. Untuk jajanan kue berada di lantai II, sementara di lantai 1, sayur mayor dan lainnya. Mama-mama penjual pinang juga sudah menempati los di lantai 1, Sedangkan untuk penjual ikan yang sebelumnya mangkal di luar pasar juga sudah menempati los di bagian belakang deretan penual ayam potong, ikan asar dan lainnya. Kenyamanan bagi pedagang dan pembeli terlihat setiap kali mereka bisa saling berinteraksi. Pada pagi hari, pasar tampak begitu ramai pengunjung. Kendati demikian, pengunjung tidak saling berdesakan saat berjalan berkeliling pasar. Pasar Warmon biasanya mulai sepi ketika tengah hari antara jam 12.00 hingga jam 14.00. WIT.
Lahan parkir yang luas serta ketersediaan toilet umum yang representatif dan terbilang bersih juga menjadi hal yang paling diperhatikan oleh pengelola pasar. Saat ini, pihak pengelola juga tengah membangun kembali septic tank baru untuk menunjang kenyamanan pengunjung saat menggunakan toilet umum. Informasi yang dihimpun Radar Sorong, kedepannya pihak pengelola pasar juga akan melakukan pengecoran lahan parkir bagian belakang agar tidak becek saat hujan tiba. (ayu)