SORONG – Berbeda dengan tahun lalu, jemaat begitu penuh suka cita merayakan Natal tahun ini. Pasalnya, tahun ini setelah pandemi Covid melandai, tahun 2021 ini, ibadah Natal bisa dilaksanakan secara langsung dengan tatap muka tanpa during (online) seperti tahun lalu.
Pantauan Radar Sorong,dengan tetap mematuhi protokol kesehatan (prokes) Covid-19, sejak ibadah Malam Kudus hingga puncak Natal 25 Desember 2021, semua gereja dipadati jemaat. Kurang lebih 700an jemaat GKI Immanuel Boswesen Kota Sorong ikut Ibadah Natal di GKI Immanuel, Sabtu (25/12).
Ibadah Natal berjalan dengan khidmat, kondusif dan aman. Jemaat yang hadir wajib menggunakan masker dan jaga jarak saat mengikuti ibadah Natal. Sebelum dilaksanakan Ibadah Natal maupun malam Kudus, pada Jumat (24/12) sekitar pukul 15.00 WIT, tim Jibom Subden II Gegana Sat Brimob Polda Papua Barat melaksanakan sterillisasi di 3 Gereja besar di Kota Sorong yakni Gereja Maranatha, Immanuel dan Katedral guna memastika hal-hal yang tidak diinginkan.
Selama pelaksanaan Ibadah Malam Kudus maupun Ibadah Natal, Kapolres Sorong Kota, AKBP Ary Nyoto Setiawan, S.Ik,.MH mengunjungi satu per satu gereja di Kota Sorong untuk memantua penjagaan personel Polres Sorong Kota.
Ketua Pelaksana Harian Majelis Jemaat (PHMJ) Immanuel Kota Sorong, Pdt. Mersya Pelupessy Kabes, M.Si menjelaskan pihak gereja maupun jemaat tidak merasa terganggu dengan adanya sterilisasi oleh pihak Brimob. Sebab, hal tersebut sudah dilakukan hampir setiap tahun.
”Itu, hal biasa saja bahkan Gereja maupun jemaat tidak terganggu sama sekali. Kami menanggapinya biasa saja dan tidak ada yang aneh untuk itu,”tandas Pdt Mersya Pelupessy.
Dikatakan, Pdt. Mersya, jemaat GKI Immanel sebanyak 4.000 jiwa, karenanya mengantisipasi kerumunan, ibadah malam Kudus dibagi menjadi 3 kali sehari yakni pukul 15.00, 17.00 hingfa 19.00 WIT. Sementara untuk ibadah Natal dilaksanakan 2 kali sehari, yakni pukul 09.00 WIT dan 17.00 WIT.
”Kami mengantisipasi kerumunan dan penerapan protokol kesahatan sehingga dibagi pelaksanaan Ibadah. Agar, jemaat tidak berdempetan,”tuturnya. Dengan mengusung tema umum (nasional) yakni Cinta Kasis Kristus Yang Menggerakkan persaudaraan, khotbah Ibadah Natal dibawakan oleh Pdt. Katian Dago.
”Untuk khodbahnya lebih menekankan pada tema Umum, dimana alangkah baiknya hidup dalam Cinta Kasih daripada berbuat sesuatu yang aneh sehingga menjadi sesuatu yang tidak bermakna. Maka, Cinta Kasih harus dimulai dari diri sendiri, lingkungan dimana kita berada hingga semua umat manusia,”tuturnya.
Sementara itu, Kapolres Sorong Kota, AKBP Ary Nyoto Setiawan, S.IK.,MH menjelaskan situasi kamtibmas sejak Ibadah Malam Kudus hingga Ibadah Natal, aman kondusif. Selain itu, pelaksanaan Ibadah pun berjalan dengan lancar, tertib serta protokol kesehatannya rata-rata sudah bagus karena tertata dengan baik.
”Kami melibatkan 142 personel untuk menjaga keamanan dan ketertiban. Dan penerapan protokol kesehatan sudah bagus, sehingga kedepannya diharapkan tidak ada peningkatan kasus,”pungkasnya.
Jaga Toleransi Umat Beragama
Sementara kitu, perayaan Ibadah Natal Jemaat GKI Maranatha Sorong, Sabtu (25/12) dihadiri sekitar 600 jiwa. Ibadah natal dipimpin oleh Ketua Majelis GKI Maranatha, Pendeta Rein Tanawani, MA, MTh.
Sesuai tema natal tahun ini ‘Cinta Kasih Kristus yang Menggerakkan Persaudaraan’, yang dikutip dari Alkitab 1 Petrus 1:22, Pendeta Rein menjelaskan, bahwa pentingnya menjaga persaudaraan sudah diajarkan dalam setiap agama.
“Yang menggerakkan persaudaraan itu hanya dari cinta kasih. Ini berlaku di setiap keadaan, untuk itu lewat tema ini kita diarahkan untuk saling mengasihi kepada siapapun, kepada seluruh umat. Agama boleh berbeda tetapi kita adalah saudara, harus selalu saling mengasihi,” terang Pendeta Rein.
Melalui tema tersebut, semua umat diarahkan untuk bisa saling membuka diri, saling menghormati dan menghargai, juga menjunjung tinggi toleransi. “Perbedaan jangan dijadikan alasan untuk merusak hubungan persaudaraan antar umat. Berfikirlah realistis, bahwa kita semua adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan,” kata dia.
Menurutnya, Kota Sorong adalah daerah yang heterogen. Sehingga tanggung jawab membangun daerah menjadi kewajiban semua umat. “Untuk memajukan kota ini tidak bisa sendiri, harus dengan pluralitas dan keanekaragaman. Solidaritas harus ditunjukkan dengan saling menerima perbedaan,” lanjutnya.
Pendeta Rein berpesan jika terjadi sebuah konflik diharapkan untuk dapat diselesaikan melalui jalur kekeluargaan. Jangan sampai dengan adanya konflik tersebut justru melahirkan sebuah kebencian. “Apalagi ada FKUB, ini adalah salah satu platform penyelesian konflik antar umat beragama. Seluruh ulama, pendeta, pastor dan pemimpin umat lainnya selalu menyuarakan tentang toleransi, saling mengasihi. Sehingga saat kita sudah menekan dari atas, seharusnya umat kita juga sepakat. Semua itu tersirat dalam tema natal tahun ini. Hanya dengan hidup rukun saling bertoleransi maka kita dapat hidup damai,” tukasnya.
Pengorbanan Yesus Sangat Mahal
Sementara itu di lingkungan Sinode GKI di Tanah Papua, Klasis Sorong, perayaan ibadah malam kudus dan natal menyambut Kelahiran Yesus Kristus dan penebus dan juru selamat dunia diatur 2- 3 sesi dan berlangsung khikmat. Dengan menerap kan prokes Covid-19 pelayanan ibadah mendapat pengawasan dan pemantauan kelompok ormas dan pihak keamanan gabungan TNI-Polri.
K husus di Jemaat GKI Getsemani Kamnas, Ketua PHMJ, Pdt. T. Patinussa/Yutleli, S. Th dalam khotbahnya dengan topik ”Taat kepa da perintah Allah” memberi makna bahwa melalui Kelahiran Yesus Kristus kita telah mendapat karunia keselamatan. Selanjutnya dengan kasih karunia yang telah dianugerahi kepada kita selalu persekutu an orang orang percaya maka kita harus membaktikan hidup kita, keluarga kita sebagai saksi untuk melaksanakan misi penyelamatan bagi seluruh umat manusia.
Selain itu, lanjut Hamba Tuhan dalam khotbahnya, bahwa karena Allah didalam karyanya telah melakukan perkara yang maha besar yakni penebusan dan penyelanat dari maut dosa maka kita pun harus mengkaryakan hidup kita untuk untuk membangun persekutuan dengan Allah lewat kehidupan pekerjaan, pelayanan . Patuh dan Taat pada kehendak Allah adalah mutlak, karena Allah telah melakukan hal.besar, misi penebusan dosa lewat Kelahiran Yesus Kristus di betlehem Kota Daud” ucap Hamba Tuhan Dalam Khotbahnya. (juh/ayu/ris)