“Rancangan Tata Ruang di Raja Ampat, Jangan Merusak Alam”
SORONG-Memastikan terlaksananya pengerjaan fisik infrastruktur dari pos Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2020 dan APBD tahun 2021 di Waisai, Kabupaten Raja Ampat. Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Papua Barat (PB), yang diketuai oleh Ir. Max Hehanusa berserta 4 anggota Komisi IV DPR Papua Barat melaksanakan kunjungan kerja (kunker) dalam daerah di Kabupaten Raja Ampat, Selasa (28/9).
Dalam kunjungan kerja tersebut, dihadiri oleh Wakil Ketua Komisi IV, Abner Jitmau, bersama beberapa anggota yakni Otis Sagrim, Negsi Karundeng /Malak, Carstensz Malibela, Rahmat C. Sinamu dan H. Harbi yang melakukan pengecekan beberapa jembatan serta ruas jalan yang telah dibangun di wilayah Waisai, Kabupaten Raja Ampat dengan pos APBD tahun 2020 dan APBD Induk 2021.
Ketua Komisi IV DPR Papua Barat, Max Sehanusa menjelaskan kedatangannya bersama 4 anggota Komisi IV lainnya ingin melihat secara langsung kemajuan pembangunan infrastruktur yakni transportasi laut maupun transportasi darat. Khususnya, transportasi laut yakni pembangunan dermaga yang merupakan tulang punggung Kabupaten Raja Ampat.
“Kami di Komisi IV ada 14 anggota, tapi kami bagi 2 agar lebih efektif. Kami melihat ini, dermaga merupakan tulang pungung daripada Raja Ampat sendiri, sehingga Pemerintah Provinsi Papua Barat perlu membantu Pemerintah Kabupaten Raja Ampat untuk bagaimana perkembangan transportasi laut dalam arti kata untuk dermaga itu sendiri,”jelasnya melalui rilis, kepada Radar Sorong.
Kemudian berdasarkan informasi dari Dinas Pekerja Umum, bahwa di tahun 2021, khususnya bidang Bina Marga hanya mendapatkan pengadaan tiang pancang untuk satu jembatan, sedangkan untuk bidang cipta karya ada beberapa pekerjaan pada jalan Lingkungan dan lain-lain yang menjadi proyeksi.
“Makanya, kami turun dan kami lihat bahwa perlu ada suntikan dan perhatian dari Pemerintah Provinsi Papua Barat, serta kami berharap bahwa rancangan tata ruang dalam pembangunan Kabupaten Raja Ampat, karena yang ditonjolkan adalah alam sehingga dalam pembangunan kedepan tidak merusak lingkungan,”terangnya.
Diakui Max, ia juga melihat beberapa paket jalan yang dikerjakan kontraktor pada thun 2000 yakni hotmix jalan yang harus dibuka hingga ke bagian wilayah belakang Waisai, agar dapat tembus ke pemukiman warga dan beberapa titik, salah satunya pasar. Sehingga aktifitas pasar bisa diefektifkan secara baik, jangan katanya pasar tetapi tidak berfungsi.
“Mungkin, Pemerintah daerah setempat bisa memikirkan untuk menarik tata ruang ini ke daerah pinggiran, sehingga pembagian merata untuk penyebaran dan dirasakan oleh masyarakat itu sendiri,”pungkasnya.(juh)