Keuskupan Timika Serukan Gencatan Senjata di Intan Jaya
JAYAPURA – Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) melakukan aksi teror di Kabupaten Intan Jaya Provinsi Papua. KKB melakukan penembakan dan pembakaran bangunan maupun kendaraan di Bandara Bilorai Distrik Sugapa Kabupaten Intan Jaya, Jumat (29/10) sore. Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Drs. Ahmad Mustofa Kamal,SH kepada wartawan menuturkan, dari kontak tembak tersebut tidak terdapat korban jiwa dari personel TNI-Polri serta masyarakat yang ada di Kota Sugapa.
Kamal menjelaskan, awalnya KKB melakukan aksi penembakan ke Polsek Sugapa dari arah Tower Telkomsel. “Setelah itu bakar satu rumah, KKB semakin brutal dan melakukan aksi penembakan ke Pos Satgas 521 dan personil BKO Brimob yang bertempat di Perumahan Sekretaris Daerah Kabupaten Intan Jaya,” ungkap Kamal.
Selain itu lanjut Kabid Humas, KKB juga melakukan pembakaran bangunan gudang, mobil ambulance dan mobil tangki air milik Bandara Bilorai Kabupaten Intan Jaya. “Saat personel tiba di Bandara Bilorai, personel mendapat gangguan tembakan. Setelah terjadi kontak tembak personel, melakukan pembersihan di lokasi pembakaran,” jelas Kamal. Belum diketahui kelompok separatis mana yang melakukan aksi tersebut, polisi masih terus melakukan pengejaran terhadap KKB yang melarikan diri usai melakukan aksi teror.
Aparat keamanan yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Nemangkawi kembali menguasai Bandara Bilorai yang sempat diduduki teroris KKB. ”Memang benar sejak Jumat malam, Bandara Bilorai telah dikuasai TNI-Polri setelah KKB sempat mendudukinya hingga menyebabkan tidak ada penerbangan sipil yang melayani rute ke wilayah itu,” kata Direktur Reskrimum Polda Papua Kombes Faizal Rahmadani seperti dilansir Antara, Sabtu (30/10). Situasi di bandara sudah dikendalikan TNI-Polri sejak Jumat (29/10) malam.
Dia mengatakan saat ini bandara sudah aman untuk didarati karena anggota TNI-polisi sudah bersiaga di sekitar bandara. ”Polda Papua juga akan menambah personel ke Intan Jaya sebanyak dua peleton guna menambah perkuatan di wilayah itu,” kata dia.
Ia mengatakan saat ini warga mengungsi di dua lokasi, yakni di gereja dan Polsek. Namun belum diketahui jumlah warga yang mengungsi karena masih proses pendataan. Faisal juga meluruskan soal kabar pembakaran kantor Airnav Bandara Bilogai, Jumat (29/10) kemarin. Komandan Satgas Penegakan Hukum Nemangkawi ini mengaku dari laporan yang diterima yang dibakar bukan kantor Airnav bandara itu, melainkan rumah genset, kios milik warga, dan dua unit kendaraan termasuk mobil ambulans yang ada di sekitar bandara.
Airnav memastikan seluruh personel dalam keadaan selamat, mereka mengungsi ke gereja terdekat bersama masyarakat sekitar. ”Hingga pernyataan ini kami buat, seluruh personel Airnav Bilorai yang berjumlah 3 tiga orang dinyatakan selamat dari insiden tersebut,” ujar Manajer Hubungan Masyarakat Airnav Indonesia, Yohanes Harry Douglas Sirait, dalam keterangannya, Sabtu (30/10).
Aksi pembakaran itu mengakibatkan sejumlah fasilitas Airnav rusak. ”Insiden tersebut mengakibatkan kerusakan pada kondisi gedung dan fasilitas navigasi penerbangan yang ada di Airnav Bilorai,” ucap Yohanes. Setelah situasi mulai kondusif, terang Yohanes, pihaknya bakal melakukan pemeriksaan secara menyeluruh terhadap seluruh fasilitas perkantoran. Kini fokus utama Airnav adalah menyelamatkan personel.
Yohanes Sirait menyatakan, kantor Airnav yang terletak di kawasan Bandara Bilorai tidak terbakar. ”Memang Jumat malam (29/10) kantor Airnav di wilayah itu dilaporkan dibakar namun setelah dilakukan pengecekan Sabtu (30/10) ternyata tidak. Yang terbakar beberapa bangunan yang ada di kawasan bandara,” katanya.
Sementara itu, para imam (pastor) projo Gereja Katolik Keuskupan Timika Provinsi Papua menyerukan segera dilakukan gencatan senjata antara aparat TNI-Polri dengan pihak Tentara Pembebasan Nasional-Organisasi Papua Merdeka/TPN-OPM. Gencatan senjata itu diharapkan untuk dapat segera mengakhiri konflik bersenjata yang berkepanjangan di Kabupaten Intan Jaya. Seruan bersama itu disampaikan oleh 36 imam projo Keuskupan Timika yang dibacakan oleh Pastor Agustinus S Elmas,di Rumah Transit Bobaigo Keuskupan Timika, Minggu (31/10).
”Mengingat konflik bersenjata di Kabupaten Intan Jaya (wilayah Keuskupan Timika) dan beberapa tempat lain di Papua yang menyebabkan begitu banyak korban, termasuk anak kecil dan juga berakibat pada pengungsian masyarakat sipil dalam skala besar, maka para Pastor Projo Keuskupan Timika – demi kewajiban kami untuk praktikkan hak asasi manusia – berseru kepada kedua belah pihak yang sedang berperang (TNI-Polri dengan TPN-OPM) agar segera mengadakan gencatan senjata dan memulai dialog untuk mendatangkan damai sejahtera yang lestari,” demikian isi seruan para imam projo Keuskupan Timika.
Ketua Unio yaitu organisasi para imam/konfrater Diosesan Keuskupan Timika Pastor Dominikus Dulione Hodo Pr menyatakan, seruan bersama para imam Keuskupan Timika itu tercetus lantaran adanya masalah urgen yang sementara sedang terjadi di Sugapa Intan Jaya dan sekitarnya. (al/**/ant)