Penjual Gorengan Keluhkan Keuntungan Tipis
SORONG – Harga minyak goreng dalam 3 minggu belakangan ini terus meroket. Bahkan di sejumlah pasar tradisional, harga minyak goreng curah justru jauh lebih mahal dibandingkan minyak kemasan.
Misalnya saja minyak goreng kemasan Kunci Mas kemasan 2 liter yang biasanya hanya dijual Rp 31.000,- kini menjadi Rp 36.000,-. Sementara minyak goreng curah yang normalnya hanya Rp 12.500,- per liter, sekarang tembus di harga Rp 18.500,- per liter.
Dilansir dari berbagai sumber pemberitaan, kenaikan harga minyak goreng disebabkan karena naiknya harga minyak sawit mental di seluruh dunia. Sehingga Indonesia pun turut merasakan dampaknya.
Keadaan ini tentu saja menjadi persoalan besar bagi Ibu rumah tangga. Hal yang sama juga dirasakan pedagang gorengan yang tentu saja tetap harus membeli minyak goreng dengan harga selangit.
“Gimana ya kalau begini, namanya kami butuh ya pasti tetap dibeli juga meskipun mahal,” ujar Watini.
Menurutnya, harga minyak goreng saat ini sudah terlalu tinggi. Ia bahkan sampai terheran-heran saat melihat nota belanja yang membengkak 3 minggu lalu.
“Saya kaget sekali, biasanya beli 5 liter minyak curah cuma 62 ribuan. Pas waktu itu saya tidak tanya dulu, begitu sampai kasir ternyata total belanja habis banyak. Sampai rumah dicek, ternyata minyak 5 liter kok 92 ribuan,” tuturnya.
Kendati demikian,harga minyak goring naik, Watini mengaku tak menaikkan harga jualan gorengannya. Sebab ia sudah terbiasa dengan harga pasarannya. Watini juga merasa tak tega jika pelanggannya membeli dengan harga mahal.
“Harga gorengan tetap 5 ribu dapat 4. Mau dinaikkan juga sama pembeli, karena sudah pada tau harganya. Jadi harga tetap sama saja, untungnya memang sedikit, tapi tidak apa-apa yang penting laris, lancar,” kata dia.
Watini khawatir kenaikan harga minyak goreng akan berlangsung lama, atau bisa jadi malah semakin melambung jelang akhir tahun. Ia berharap pemerintah bisa membantu pedagang kecil dengan memberikan subsidi. (ayu)