SORONG – Usai dilantik beberapa bulan lalu, Komandan Kodim (Dandim) 1802 Sorong Letkol Inf Tody Imansyah “Belanja Masalah” di wilayah hukum Kodim 1802 Sorong, Senin (14/3).
Belanja masalah merupakan mendengarkan rentetan permasalahan yang terjadi di wilayah Hukum Kodim 1802 Sorong melalui giat Coffe Morning Dandim 1802 Sorong bersama tokoh agama, tokoh adat dan tokoh masyarakat yang diselenggarakan di Aula Kodim 1802 Sorong.
Anggota DPRD Kota Sorong, Syafruddin Sabonnama menyampaikan para tokoh yang diundang merupakan “pemadam kebakaran” yang hadir. Artinya setiap permasalahan di Kota Sorong, pasti tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh adatlah yang turun menenangkan massa.
“Yang paling pokok, kami berharap komunikasi sosial seperti ini harus berjalan. Karena, saat ini sedang gencarkan isu pemekaran. Dan, pemicunya akan merembet pada persoalan lainnya, jadi ini momen yang baik untuk kita memberikan pemikiran kita. Makanya perlu komunikasi sosial dengan mereka ini, supaya kalau ada apa-apa cepat diredam oleh mereka,”jelasnya, kemarin.
Selanjutnya Ketua MUI Kota Sorong, H. Abdul Manan Fakaubun menyampaikan kondisi kerukunan umat beragama di Kota Sorong sangat tinggi dan aman. Karena ketika ada permasalah, maka semua akan duduk untuk membicarakan.
“Saya punya prinsip, kau bikin kau punya, beta bikin beta punya. Tapi, tolong menolong, bantu membantu dan kasih sayang harus kita bangun. Karena, kita semua ini bersaudara yang memiliki satu nenek moyang, satu bangsa dan tanah air. Maka ada permasalahan, mari duduk untuk selesaikan dengan baik,”ujarnya
Sementara itu, penekanan lainnya disampaikan oleh Ketua Klasis GKI Sorong, Ishak Kwaktolo dimana hingga saat ini hal yang paling ia sesalkan adalah tragedi Double O yang memakan 18 korban tidak bersalah.
“Siapa yang akan urus keluarga mereka yang ditinggalkan. Tersangka, hanya masuk penjara lalu kemudian keluar. Padahal harusnya dihukum seumur hidup. Maka saya mohon para tokoh agama maupun kepala suku yang ada, budaya kekerasan di daerahmu jangan bawa ke tanah Malamoi,”tegasnya.
Dalam waktu dekat, sambung Ketua Klasis Kota Sorong Suku Moi akan melakukan musyawarah adat besar untuk pemilihan kepala suku, dan yang akan dicantumkan dalam aturan bahwa siapa yang membuat kekacauan di tanah Malamoi, harus keluar. Sebab, orang Moi dalam menyelesaikan masalah adalah dengan duduk di sebuah para-para..
“Saya sangat mengutuk keras peristiwa tersebut. Saya mohon jika terjadi hal yang serupa, maka segera dipadamkan dan jangan dibiarkan. Karena bicara suku Nusantara, semua ada di atas tanah Malamoi,”ujarnya.
Ditambahkan Melkianus Osok, satukan persepsi bahwa masalah pribadi jangan libatkan ke suku. Dan, Kota Sorong harus aman dan tentram sebab Kota Sorong ini sangat majemuk sekali.
“Mari jaga bersama, Suku Moi tidak pernah marah-marah, kami ingin kedamaian. Saya satu bulan atau dua bulan sekali kita laksanakan pertemuan dengan tujuan menjaga Kamtibmas dan Sorong harus aman,” tandasnya.
Puncak acara Coffee Morning ditandai dengan dialog bersama membahas pentingnya toleransi antar umat beragama dan para tokoh agama menyepakati bahwa toleransi antar umat beragama itu sangat penting dan wajib untuk diteruskan dan ditindaklanjuti sampai ke masyarakat paling bawah.(juh)