SORONG – Beredar informasi cuaca dingin dan esktrem yang terjadi di wilayah Kota Sorong beberapa hari lalu, akibat fenomena Aphelion 2022. Fenomena Aphelion merupakan keadaan dimana titik orbit bumi terjauh dari matahari. Fenomena tersebut terjadi karena bumi tidak melingkar dengan sempurna melainkan berbentuk elips. Namun informasi tersebut dibantah oleh Kepala Badan Meteorologi, Klimetologi dan Geofisika (BMKG) Papua Barat, Indar A. Waluyo.
Kepala BMKG Papua Barat menjelaskan cuaca ekstrem yang terjadi beberapa waktu lalu tidak ada kaitan dengan fenomena Aphelion, atau fenomena dimana jarak planet sepertu bulan dan bumi paling jauh dari matahari ”Tidak ada kaitan, itu pergerakkan semu matahari maupun pergerakan bulan, sebenarnya yang bergerak adalah bumi dan bulan sedangkan matahari tetap, jadi bumi berputar mengelinggi matahari dan bulan berputar menggelingi bumi, dan itu fenomena astromi yang sudah sering terjadi,” jelas Indar Waluyo kepada wartawan, kemarin.
Menurut Indar, fenomena Aphelion tidak ada kaitannya dengan cuaca. Indar juga mengatakan ada beberapa wilayah di Papua dan Papua Barat dikatakan non zona musim, sehingga curah hujan setiap bulannya di Papua dan Papua Barat lebih tinggi dari 200 mm. Lebih lanjut, Indar mengatakan selain non zona musim, faktor lokal juga sangat dominan apalagi Sorong Raya ini dikelilingi laut. “Jadi, tidak ada kaitannya dengan cuaca. Memang banyak pemberitaan terkait fenomena, itu tidak dan itu berita yang belum diketahui kebenarannya dan belum di teliti. Karena, fenomena tersebut hanya astronomi saja,” pungkasnya. (juh)