AIMAS – Melihat kondisinya dimana ada benjolan yang kian membesar mengalahkan besar kepalanya, bayi laki-laki berusia 2 bulan yang bernama Haikal Arfan Pangestu kemarin jadi perhatian warga di medsos. Postingan yang diupload di Facebook dimana menampilkan foto Haikal yang tak berdaya bahkan seperti menangis menahan rasa sakit dari penyakit yang diderita sungguh menyayat hati.
Putra pasangan dari Joko Sehono dan Fitri Nurdiana yang tinggal di Katimin 1, Distrik Salawati Kabupaten Sorong itu butuh penanganan medis secara serius namun karena karena tidak ada biaya, dimana kondisi ekonomi orang tuanya juga memprihatinkan, Haikal pun hanya bisa terbaring di rumahnya yang sangat sederhana. “Kata dokter, penyakitnya itu tempurung di bagian atas kepala yang tidak tertutup menyebabkan adanya semacam cairan yang mengisi disitu,” ungkap sang bunda, Fitri Nurdiana.
Bayi Haikal butuh uluran tangan dermawan, tak heran beberapa warga pun kemarin bersimpati dengan menanggapi postingan bayi malang ini. Atas kondisi bayi Haikal, Kepala Dinas (Kadis) Sosial Kabupaten Sorong, Amatus Turot, S.Hut, M.Si kepada Radar Sorong mengaku telah menghubungi Kepala Distrik Salawati terkait kondisi Haikal.
Diungkapkan Kadis Sosial, berdasarkan keterangan dari Kepala Distrik Salawati, Ngatijo, S.Sos, M.Si mengatakan, Haikal sebenarnya sudah mendapatkan penanganan medis. Namun karena keterbatasan fasilitas dan tenaga dokter di Sorong, rencananya Haikal akan dirujuk ke salah satu rumah sakit di Jogja. “Pasien sudah mendapat penanganan dari puskesmas setempat, pernah juga dirujuk ke RSUD Km. 22. Rencana mau diberangkatkan ke Jogja dalam waktu dekat untuk dilakukan operasi,” ungkap Kadis Sosial.
Dijelaskan Kadis Sosial, bahwa pada dasarnya Pemerintah Kabupaten Sorong dalam hal ini Bupati dan Wakil Bupati sudah berkomitmen untuk memberikan jaminan kesehatan bagi masyarakat Kabupaten Sorong. Dimana hal tersebut juga merupakan salah satu visi misi bupati JK-Suka.
“Pengadaan BPJS Kesehatan yang iurannya dibayarkan oleh pemerintah itu sudah komitmen Pak Bupati. Jadi selagi masyarakat mengantongi modal itu, seharusnya tidak perlu khawatir lagi. Kalaupun mendesak, warga butuh berobat dan tidak punya BPJS Kesehatan pun tidak masalah. Silahkan datang ke RSUD JP Wanane, karena pemerintah sudah save dana di sana. Sehingga masyarakat yang butuh segera memiliki BPJS bisa langsung dilayani,” terangnya.
Kadis Sosial menegaskan, siapapun dia, selama identitasnya masih sebagai warga Kabupaten Sorong, dipersilahkan mengakses pelayanan kesehatan. Karena Pemerintah sudah memberikan jaminan untuk (kesehatan) itu. Apalagi jika memang warga tersebut sangat membutuhkan. Namun, lanjut Kadis, keluarga pasien dengan penyakit tertentu yang membutuhkan penanganan khusus dan serius diimbau untuk selalu proaktif berkoordinasi untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
“Selama ini mungkin masyarakat belum paham prosesnya seperti apa, maka seharusnya mereka juga aktif mencari tahu. Berkoordinasi dengan RT/RW, Lurah atau Distrik. Atau koordinasi langaung dengan dokter dan pihak RS. Satu hal yang harus saya tekankan bahwa, masyarakat juga harus peduli pada kesehatan dirinya. Pemerintah sudah siapkan anggaran untuk menjamin kesehatan mereka, tolong dimanfaatkan, urus BPJS Kesehatan. Jangan sampai nanti sudah sakit parah baru mau bergerak,” tandas Kadis Sosial.
Ia berharap, ketika masyarakat Kabupaten Sorong mengalami sakit dan butuh pelayanan kesehatan, maka tidak dianjurkan berdiam diri di rumah. Melainkan bisa mendatangi pusat pelayanan kesehatan, dari tingkat terendah bahkan hingga ke RSUD. (ayu)