SORONG – Bupati Maybrat melalui Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Maybrat, Jhonny Way, S.Hut,M.Si melakukan pengguntingan pita sebagai tanda telah diwisudanya 32 murid binaan yang mengikuti pendidikan tradisional Maybrat atau yang disebut wion di zona dua Aitinyo Raya, Kabupaten Maybrat, Selasa (21/9).
Dalam Sambutannya Sekda menjelaskan, pendidikan tradisional wion untuk tahun ini diadakan di tiga zona besar Maybrat yakni Aifat, Aitinyo dan Ayamaru, dengan total peserta didik sebanyak 74 orang. Sementara waktu yang dibutuhkan untuk menempuh pendidikan ini sampai dinyatakan lulus dan wisuda bervariasi tergantung cabang ilmu yang diikuti.
“Di Aitinyo sini ada 32 siswa, Ayamaru 9 siswa, sementara sisanya terdistribusi di wilayah Kumurkek dan Ayawasi, jadi ada 74 semua. Sementara para dosen ini mereka mengajar keliling,” ujar Sekda.
Dia melanjutkan, pendidikan ini sengaja digagas dan diaktifkan kembali oleh Pemerintah Maybrat atas inisiatif Bupati Bernard Sagrim karena dianggap memiliki nilai positif dan sakral, terutama dalam hal pembinaan karakter dan integritas moral, serta perilaku orang Maybrat agar benar-benar mengenali jati dirinya dengan baik.
“Kita generasi sekarang ini tidak tahu ya, bahwa orang-orang tua kita dulu itu mereka menempa dan mendidik anak-anaknya yang usia 14-15 tahun dibina di tempat ini sehingga mereka bisa melakukan hal yang baik seperti berkebun dan berbagai macam hal positif lainnya. Sehingga ini coba digali oleh pemerintah dan harus tetap dilestarikan,” kata Jhonny.
Disampaikan Pemda Maybrat akan terus berkomitmen melestarikan dan mendukung keberlanjutan dari pendidikan budaya tersebut, karena pada dasarnya keberadaan pendidikan ini sama sekali tidak bertentangan dengan pemerintah maupun agama.
“Tidak ada hal lain yang mereka lakukan di tempat ini, mereka hanya lakukan pendidikan moral dan prilaku bagi generasi. Kita pikir ini akan berkelanjutan ke depan, kalau bisa kedepan dibuat dalam bentuk festival budaya,” ungkapnya. (ris)