Hari Ini, Jenazah Mantan Wali Kota Sorong Dimakamkan
SORONG – Sebagai bentuk penghargaan kepada Mantan Wali Kota Sorong periode 2001-2006 dan 2007-2012, Wali Kota Sorong, Drs.Ec.Lambert Jitmau,MM menyatakan bahwa Gedung VIP Pemerintah Kota Sorong yang berada di area Bandara DEO Sorong akan diberi nama J.A.Jumame.
“Gedung VIP pemerintah kota itu nanti kasih nama J.A.Jumame. Di dalam bandara itu, saya sementara bangun patung Domine Eduard Osok, sebentar lagi bangun gereja, tidak lengkap kalau tidak ada Jumame punya nama, biar diabadikan. Beliau orang tua, senior kita, beliau orang pemerintahan, beliau orang pamong, orang Maybrat hebat. Mau bilang pemerintahan, beliaulah tokoh pemerintahan,” kata Lambert Jitmau usai melayat di rumah duka (Alm) Drs J.A Jumame,MM, kemarin.
Menurutnya, J.A Jumame meletakkan dasar yang bagus sekali bukan hanya di Kota Sorong karena juga pernah bertugas jadi camat di pegunungan Nabire. “Banyak hal yang beliau lakukan disana dan daerah itu sekarang berkembang menjadi kabupaten. Kakak itu dia punya sepak pemerintahan itu kalau orang baca riwayat hidupnya tuh bisa sampai 2 jam. Kemudian dia melanjutkan S2 lalu kembali ke Kabupaten Sorong menjadi camat di Salawati, kemudian menjadi Kabag Kepegawaian di Kabupaten Sorong, Inspektorat di Kabupaten Sorong. Banyak hal yang beliau lakukan, setelah itu beliau dipercayakan menjadi Wali Kota Administratif Sorong, dan pada akhirnya beliau menjadi Wali Kota Sorong selama dua periode,” tutur Lambert Jitmau.
“Kantor Wali Kota yang ada ini kan beliau yang membangun, jadi pelaku sejarah dan peletak dasar adalah beliau. Dengan modal pamong, beliau meletakkan dasar pemerintahan di kota ini. Memang ada kekurangan di sana-sini tetapi kita harus akui dari yang tidak ada menjadi ada termasuk Bandara DEO Sorong,” sambungnya.
Sembari menahan kesedihan, Lambert Jitmau menceritakan saat ia dan J.A.Jumame semasa hidup pernah berdebat hingga bertengkar antara kakak-beradik karena almarhum kokoh memilih Domine Eduard Osok untuk digunakan sebagai nama bandara kala itu, sementara dirinya mengusulkan nama J.A.Jumame sebagai penghargaan terbesar kepada kakaknya tersebut. “Saya tidur dengan beliau di kamar ruang depan di rumah yang beliau tinggal saat ini. Kami dua duduk bahas nama bandara itu, sampai kami 2 kapasitas sebagai kakak-adik bertengkar selama 2-3 bulan itu karena berbeda pendapat untuk memberikan nama bandara itu. Beliau tetap pertahankan bandara atas nama Domine Eduard Osok sedangkan saya inginkan itu pakai nama beliau, J.A.Jumame,” kata Lambert Jitmau. “Hingga akhirnya beliau mengatakan Aeh Ade, ini orang pu tanah negeri jadi mari Ade mengalah untuk kita kasih nama Domine Eduard Osok. Akhirnya diusulkan nama Bandara DEO Sorong,” imbuhnya.
Untuk diketahui, Gedung VIP Pemerintah Kota Sorong yang berada di area Bandara DEO dibangun sejak tahun 2018, namun hingga saat ini belum beroperasi dikarenakan belum diresmikan. Wali Kota Sorong memastikan akan meresmikan gedung yang akan diberi nama J.A.Jumame tersebut, sebelum berakhir masa jabatannya. “Saya akan resmikan sebelum saya turun,” tandasnya.
Sementara itu, jenazah mantan Wali Kota Sorong (Alm) Drs.J.A.Jumame,MM rencananya akan dimakamkan di Taman Makam Bahagia, Taman Makam Pahlawan Tri Jaya Sakti Kota Sorong, Kamis (4/11) ini. Pemerintah Kota Sorong melalui Wali Kota Sorong Drs.Ec.Lambert Jitmau,MM, Wakil Wali Kota Sorong, dr.Pahimah Iskandar, Sekda Drs.Yacob Kareth,MSi, dan sejumlah pejabat Pemkot Sorong, Rabu (3/11) melayat ke kediaman (Alm) J.A Jumame.
Isak tangis sanak keluarga dan kerabat almarhum seketika pecah dengan kehadiran Wali Kota Sorong, Wakil Wali Kota dan Sekda Drs.Yacob Kareth,MSi beserta pimpinan OPD lingkup Pemerintahan Kota Sorong. Wali Kota Sorong yang juga merupakan keluarga terdekat almarhum, tidak mampu membendung air matanya, dari mulai masuk ke halaman serta ruang dimana jenazah almarhum disemayamkan. Bahkan ketika Wali kota duduk disamping sang ipar, istri almarhum, Ny.Naomi Karakara, berhadapan dengan peti jenazah berwarna putih, semakin membuat tangis sedih dari Wali Kota Sorong hingga semua yang datang melayat pun ikut bersedih.
Kesedihan semakin menjadi-jadi tatkala wali kota melihat langsung jenazah almarhum, kemudian merangkul sang ipar guna menenangkan dan menguatkan atas kesedihan yang dirasakan bukan hanya keluarga, namun masyarakat Kota Sorong juga bersedih. Wali Kota Sorong mengatakan, kepergian almarhum sangat baik, ketika menjemput ajalnya, almarhum tidak merepotkan keluarga.
Menurut Lambert, kebanyakan seseorang jika di usia yang sudah rentan, sebelum meninggal, mereka harus berjuang dengan sakit yang dideritai dahulu, bahkan keluarga yang mengurus juga harus turun tangan. Berbeda dengan almarhum yang meninggal tidak melalui sakit bertahun-tahun.
Wali kota dengan raut wajah sedih dan suara terbata-bata, mengaku ada pesan atau wejangan dari almarhum yang tidak akan ia lupakan. “Yang dia pesan buat saya itu, jangan lupa keluarga. Pak Jumame setiap apapun beliau pesan ke saya itu ‘ade jangan lupakan keluarga’. Kesempatan tidak akan terulang, biar orang lain, tapi keluarga juga harus ada. Kata yang beliau sampaikan ke saya itu ‘biar mereka punya juga asap, kompor juga bisa berasap, bisa urus keluarga’, Itu yang saya renungkan,” ungkapnya.
“Kakak pesan itu untuk saya dan saya pegang sampai hari ini. Biar banyak untuk orang lain, tetapi 2 atau 3 jangan lupakan keluarga. Karena pada ketika seperti ini (meninggal) yang datang urus kita adalah keluarga. Anak-anak almarhum saya sudah urus semua. Saya sudah angkat menjadi CPNS, pegawai dan pejabat, tinggal satu, satu itu kalau ada penerimaan pegawai tetap saya jadikan pegawai, karena kata tadi ‘jangan lupakan keluarga’. Orang lain datang kan belum tentu pikir mereka,” sambungnya.
Sebagai ungkapan terima kasih, Wali Kota Sorong mewajibkan seluruh pegawai pemerintah di lingkup pemerintahan Kota Sorong melayat persemayaman almarhum sebagai tokoh Pemerintah di Kota Sorong. “Mulai dari tutup mata sampai liang lahat dan pusara, kami Pemerintah Kota Sorong akan urus. Kemudian Pegawai Pemerintah Kota Sorong wajib melayat,” tegas Lambert Jitmau. (zia)