AIMAS – Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya melalui Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua Barat Daya menyerahkan bantuan alat pertanian berupa satu unit alat cultivator dan satu unit mesin babat kepada Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pasar Mariat, Senin (7/1). Bantuan yang sama juga diserahkan kepada Pemuda Gereja Jemaat Betlehem di Jalan Sorong-Klamono Km.23.
Bantuan tersebut merupakan apresiasi yang diberikan langsung oleh Kepala Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua Barat Daya, Absalom Solossa, S.Pi, MM atas inisiatif UPTD Pasar Mariat bersama masyarakat petani yang telah mengawali pemanfaatan lahan tidur untuk disulap menjadi lumbung pangan.
Kepala Laboratorium Pengamatan Hama Penyakit (LPHP) Sorong, Sutardi mengatakan, lahan tidur yang dimanfaatkan sebagai ladang memiliki luas 2 hektar dengan waktu pengerjaannya dilakukan selama dua minggu.
“Dalam waktu dua minggu, rerumputan yang tinggi disulap jadi kebun jagung. Namun ada juga tanaman lain berupa sayur terong. Ke depan kami berharap lahan ini akan lebih variatif lagi, misalnya ditanami cabai. Karena cabai merupakan salah satu tanaman pengendali inflasi daerah yang juga merupakan program nasional dari Kementerian Pertanian,” ujar Sutardi.
Diungkapkan Sutardi, kegiatan pemanfaatan lahan tersebut mulanya diawai dengan praktik pembuatan elisitor nuswantara biosaka yang dilakukan oleh para petani dan masyarakat yang ada di sekitar Pasar Mariat.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua Barat Daya, Absalom Solossa, S.Pi, MM mengatakan bahwa kolaborasi pembukaan lahan pertanian tersebut juga merupakan bagian dari upaya membangun Papua Barat Daya. Dimana kegiatan tersebut bersinggungan dengan beberapa isu nasional, yakni inflasi, stunting dan kemiskinan ekstrem.
“Inflasi ini sangat rentan dan berbahaya, sehingga pada Hari Senin di setiap minggunya, dilaksanakan rapat pembahasan inflasi daerah yang dipimpin langsung oleh Mendagri dengan diikuti 38 Provinsi dan ratusan kabupaten/ kota se-Indonesia. Di wilayah kita, inflasi cukup tinggi, terutama inflasi cabai yang sangat fluktuatif pergerakan harganya,” kata Absalom.
Oleh karena itu, untuk mengendalikan inflasi cabai diperlukan kolaborasi banyak pihak untuk bersama-sama memberikan intervensi agar harganya tidak terus melaju. Salah satunya dengan melakukan gerakan menanam cabai.
“Saya sangat berterima kasih atas inisiatif UPTD Pasar Matiat dan masyarakat petani kolaboradi dengan BPTPH dan LPHP yang telah memanfaatkan lahan tidur ini sebagai lahan pertanian. Nanti juga akan saya laporkan kepada Gubernur bahwa masih banyak lahan kosong di Pasar Mariat (Pasmar) yang bisa diintervensi untuk melakukan gerakan menanam cabai,” kata Kadis.
Untuk anggaran guna penyediaan bibit, sambung Kadis, pihaknya siap mengintervensi. Hanya saja, pihaknya tetap membutuhkan bantuan dari para penyuluh pertanian untuk meberikan data terkait lokasi mana lagi yang bisa dimanfaatkan untuk gerakan menanam cabai tersebut.(ayu)