SORONG – Pada September 2021, Kota Sorong mengalami deflasi sebesar 0,76 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,38.
“Dari 90 kota IHK, 34 kota mengalami inflasi dan 56 kota mengalami deflasi,”terang Kepala BPS Kota Sorong, Ir.Merry,M.P.
Inflasi tertinggi terjadi di Pangkal Pinang sebesar 0,60 persen dengan IHK sebesar 104,98 dan Bukittinggi sebesar 0,53 persen dengan IHK sebesar 105,78. Inflasi terendah terjadi di Surakarta sebesar 0,01 persen dengan IHK sebesar 105,96.
Ia menjelaskan, untuk deflasi tertinggi terjadi di Gorontalo sebesar 0,90 persen dengan IHK sebesar 105,94 dan Kotamobagu sebesar 0,79 persen dengan IHK sebesar 108,01. Deflasi terendah terjadi di Palu sebesar 0,01 persen dengan IHK sebesar 108,33.
“Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya beberapa indeks kelompok pengeluaran,” ujarnya, Sabtu (2/10).
Merry mengatakan, pada kelompok pengeluaran yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,61 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,99 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,10 persen, kelompok transportasi sebesar 0,01 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,43 persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,50 persen, serta kelompok kesehatan sebesar 1,28 persen,
“Kelompok ini pada September 2021 mengalami deflasi sebesar 1,28 persen atau terjadi penurunan indeks dari 106,47 pada Agustus 2021 menjadi 105,11 pada September 2021,” katanya.
“Dari 4 subkelompok pada kelompok ini, 1 subkelompok mengalami deflasi dan 3 sub kelompok tidak mengalami perubahan. Subkelompok yang mengalami deflasi, yaitu subkelompok obat-obatan dan produk kesehatan sebesar 3,02 persen,” sambungnya.
Ia menjelaskan, Sementara subkelompok yang tidak mengalami perubahan, yaitu subkelompok jasa rawat jalan, subkelompok jasa rawat inap dan subkelompok jasa kesehatan lainnya. Kelompok ini pada September 2021 memberikan andil/sumbangan terhadap deflasi sebesar 0,03 persen.
“Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan deflasi, yaitu obat dengan resep sebesar 0,03 persen,” ujarnya.
Sedangkan kelompok yang mengalami inflasi, yaitu kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,03 persen, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,08 persen, dan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,27 persen. Kelompok pendidikan tidak mengalami perubahan indeks.
Ia menambahkan, untuk tingkat inflasi tahun kalender yakni Januari – September 2021 sebesar 2,46 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun yaitu September 2021 terhadap September 2020 sebesar 3,47 persen.(zia)