Sabonnama : Pertamina dan Kepolisian Agar Selalu Lakukan Pengawasan
SORONG – Pasca antrean panjang selama beberapa hari di SPBU se-Kota Sorong, Selasa (9/11) antrean sudah mulai terlihat normal lagi. Seperti terlihat di SPBU Km 9, antrean mobil tidak terlalu jauh dari SPBU, sementara kendaraan roda 2 antre hanya sebatas jalan depan SPBU Km 9. Kondisi ini sungguh kontras dengan hari sebelumnya, dimana antrean mobil ‘mengular’ sampai di traffic light Km 10, atau sekilometer lebih.
Salah satu pengemudi mobil, Lerry, yang sedang antre BBM mengaku senang karena antrean tidak seperti beberapa hari lalu. ”Puji Tuhan ini sudah tidak seperti awal-awal antre panjang, bikin sampai saya kelaparan sampai harus telepon anak bawa roti. Memang bikin emosi, tapi sekarang hati su senang karena tra antre lama,” kata Lerry sembari tersenyum.
Hal senada dikatakan pengendara roda dua, Emi yang mengaku sebelumnya ia antre dari jam 7 pagi, tepat berada di depan Sagita Furniture, sampai di SPBU Km 9 jam 11 pagi. ”Waktu hari apa itu saya antre dari jam 7 sampai jam 11. Antre dari sebelum SPBU buka, memang cobaan sekali. Alhamdulillah sekarang antrean sudah masuk di dalam SPBU jadi tidak kena panas, sudah bagus begini sampai normal lagi kah,” ujarnya.
Sebelumnya Sales Branch Manager Pertamina Rayon I Papua Barat, I Made Mega Adi Sanjaya, mengatakan bahwa stok BBM untuk SPBU yang disalurkan pada Senin (8/11) malam untuk stok hari Selasa (9/11) sebanyak 45 ton.
Salah satu pedagang Es Tongtong, Sumarno, yang berjualan menggunakan sepeda motor ini mengatakan bahwa sejak terjadi antrean panjang di sejumlah SPBU, ia rela membeli BBM dengan harga tinggi demi tetap bisa menjajal dagangannya agar tetap terjual. ”Tidak berani antre, bisa-bisa es mencair, rugi. Jadi terpaksa beli bensin Pertalite Rp 40 ribu kemarin sore 1 botol, tapi hanya 1 botol untuk tahan-tahan. Jual juga hanya dekat-dekat saja untuk hemat,” katanya sembari mengeruk jualan Es Tontongnya.
”Beli dengan harga Rp 40 ribu sangat pengaruh. Di lorong-lorong masih Rp 40 ribu, tapi di jalan luar Rp 50 ribu. Jadi misalnya hari ini kalau masih mahal lagi, rencana saya tidak akan jualan dulu, tapi kata teman tadi dari SPBU sudah berkurang antreannya,” ujarnya.
Anggota Komisi ll DPRD Kota Sorong, Syafruddin Sabonnama menyampaikan ucapan terima kasih kepada masyarakat yang akhirnya memahami agar tidak boleh terjebak dalam euforia sesaat yang bukan membuat situasi kondusif, tetapi membuat situasi semakin semrawut. ”Keputusan masyarakat untuk tidak ambil bagian dari proses antrean yang panjang, yang hari ini sudah kita rasakan sudah mulai berkurang. Itu membuktikan bahwa masyarakat Kota Sorong yang peka dan mampu membalikkan keadaan menjadi up normal menjadi normal,” kata Sabonnama kepada Radar Sorong, kemarin.
Ia berharap kepada Pertamina dan aparat kepolisian untuk selalu melakukan pemantauan dan pengawasan guna memastikan bahwa stabilisasi keadaan harus konsisten. ”Dan akhirnya kembali kepada situasi awal. Sehingga tidak ada lagi antrean-antrean yang panjang,” ujarnya.
Kepada pihak kepolisian, ia mengharapkan langkah-langkah yang konstruktif dan strategis yang telah diambil itu harus jadi prioritas. ”Pengawasan terhadap pedagang eceran di pinggir jalan juga operasi atau patroli terhadap mobil yang tangkinya dimodifikasi agar digalakkan supaya tidak ada lagi kecurigaan,” katanya.
Sabonnama mengungkapkan, ketika pihaknya di Komisi ll DPRD Kota Sorong melakukan sidak di SPBU pada Senin (8/11), banyak motor besar yang melakukan antrian berulang. ”Asumsi kami bahwa itu adalah bagian dari praktek penjualan bensin eceran, sehingga penertiban yang dilakukan oleh kepolisian itu bisa menjadi efek jera buat masyarakat agar tidak memanfaatkan situasi yang sedang keruh untuk meraup keuntungan yang sebesar-besarnya,” imbuhnya. (zia)