JAYAPURA – Kaya akan hasil laut, ikan menjadi komoditas unggulan di Kota Jayapura. Salah satu olahan khas yang digemari masyarakat adalah ikan asap atau ikan asar, hidangan tradisional yang kini menjadi sumber mata pencaharian utama bagi kelompok mama-mama di kawasan Dok 8, Kota Jayapura, Minggu (5/10).
Salah satu pelaku usaha ikan asar, Mama Selvia, menceritakan bahwa proses pengasapan ikan tidaklah mudah. Selain memakan waktu cukup lama, bahan bakar berupa kayu bakar pun kini semakin sulit didapatkan.
“Saat ini untuk mendapatkan kayu bakar dalam jumlah banyak sudah mulai susah. Beberapa juga kami jadikan arang untuk menambah aroma ikan asar. Puji Tuhan, sekarang kami dibantu Pertamina, kami diberikan pelatihan dan peralatan untuk membantu pengasapan ikan. Di sinilah terbentuk kelompok Kampung Bright Gas, kumpulan mama-mama yang bersama-sama mengolah ikan asar,” ungkap Mama Selvia.
Sebanyak 21 mama-mama kini tergabung dalam Program “Kampung Bright Gas” Pengolahan Ikan Asar yang didampingi oleh Dompet Dhuafa sebagai mitra pelatih pemberdayaan masyarakat. Melalui program ini, para mama-mama mendapatkan bantuan berupa smoke house, alat vacuum, timbangan digital, serta penggunaan LPG Bright Gas sebagai bahan bakar utama proses pengasapan.
Selain pengolahan ikan asar, mereka juga dilatih membuat abon ikan asar dan sambal ikan asar sebagai bentuk diversifikasi produk olahan khas Jayapura. “Dengan pakai Bright Gas, pengasapan jadi lebih cepat dan hasilnya bagus. Kami tetap pakai arang supaya rasa khas ikan asar Jayapura tetap terjaga. Untuk abon dan sambal, ini hal baru bagi kami, tapi sudah mulai bisa. Diajarkan juga cara pengemasan agar lebih menarik. Mudah-mudahan ini bisa menambah penghasilan kami,” lanjutnya.
Dikatakan bahwa Setiap hari, kelompok Kampung Bright Gas mampu memproduksi 15 hingga 20 ekor ikan asar, yang kemudian dipasarkan di sejumlah lokasi di Kota Jayapura. Tak hanya itu, produk mereka kini telah memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB) dan sertifikasi halal serta tengah dalam proses mendapatkan izin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) sebagai jaminan mutu dan keamanan produk.
“Kami juga diajarkan jualan online. Handphone disiapkan supaya kami bisa jual lewat media sosial. Kalau izin lengkap, kami harap ikan asar Jayapura bisa dikenal di seluruh Indonesia,” tambah Mama Selvia.
Program “Kampung Bright Gas” menjadi bukti nyata kontribusi Pertamina dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) khususnya poin ke-8 (Decent Work & Economic Growth) dan poin ke-9 (Industry, Innovation, & Infrastructure) melalui penguatan industri rumahan dan kemandirian ekonomi masyarakat lokal.
Melalui inisiatif ini, Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku berkomitmen mendukung pembangunan berkelanjutan dan pemberdayaan masyarakat lokal, khususnya di sektor ekonomi kreatif.
“Ini merupakan komitmen kami dalam mengajak dan memberdayakan masyarakat di sekitar wilayah operasional perusahaan. Harapannya, program ini dapat mewujudkan kehidupan yang lebih berdaya bagi mama-mama di Jayapura serta mengembangkan produk kuliner khas Papua,” ujar Area Manager Communication Relations & CSR Papua Maluku, Ispiani Abbas.(zia)